Part 1, masih setia

35 4 0
                                    

"sebaiknya aku, jangan ibuku"

Araya natalia putri

°°°°

Keesokkan harinya, seperti biasa Araya mengantar ibunya ke butik. Padahal ibunya tidak mau di antar kebutik oleh Araya, tapi Araya selalu memaksa. Ibunya hanya merasa Araya pantas mendapatkan masa masa remaja nya, dan tidak mau terus menjadi beban anak semata wayangnya itu.

Saat hendak menaiki motor kesayangan nya itu, mobil Arka berhenti di depan rumah Araya.

Arka keluar dari mobilnya lalu menghampiri Araya dan ibu Araya, Arka tersenyum hangat kepada Ibunya Araya.

"Tante mau kebutik yaa?, Biar Arka antar yaa" ucap Arka dengan senyum yang tercetak di wajahnya.

"Gak usah ka, ibu mau berangkat sama aku" jawab Araya tampa melihat Arka

"Gak papa kan tante?"

"Gak usah den, biar tante sama Araya aja gak usah repot repot" jawab Ibunya Araya sambil tersenyum

Oiya, perkenalkan dulu Nama Ibunya Araya adalah Adinda Natalia putri. Ibunya sangat cantik seperti Araya, dengan kulit putih, mancung, bibir tipis, dan gingsulnya itu. Dengan usia sudah tua, tapi seperti masih muda. Lain dengan Ayahnya Araya yang bernama herry Handika pratama, Ayahnya memiliki wajah yang terlihat lebih tua. Mungkin karena faktor usia, dan faktor karena terlalu sering meminum minuman keras.

"Araya" panggil Ibunya

"Ahhh iyah bu?" Jawab Araya

"Malah bengong"

Araya hanya cengengesan

Araya menghidupkan motor nya, lalu ibunya pun naik.

"Aku duluan yaa ka, gak usah repot-repot Buat jemput lagi aku dan ibu" ucap Araya sambil tersenyum, seperti biasa memamerkan gigi gingsulnya.

Lain dengan Arka yang sedang menahan nafas yang tak bisa teratur hanya karena senyuman dari Araya.

"Araya, senyum kamu udah ngubrak ngabrik hati akuu. Lebay amatt yaa" batin Arka

••••••


Dibutik lumayan banyak pembeli, sampai Araya sangat sibuk.

Ibunya melihat kerja keras Araya,"Aku bangga padamu sayang, Kalau ayah kamu ada disini, dan tidak meninggalkan ibu. Mungkin kamu tidak akan seperti ini, dan ibu tidak akan menikah dengan ayahmu yang sekarang." Batin Adinda Ibunya Araya

Hari mulai gelap, Ibunya mengajak Aray untuk pulang kerumah. Arayapun menuruti.
Sebelum pulang, mereka memenuhi perutnya yang terus berdemo. Mereka makan di warteg tak jauh dari butik nya, warteg yang benar benar membuat mereka tak pernah bosan makan disana.
Merekapun pulang, diperjalanan memang sedikit ramai. Hati Araya tidak tenang, Namun Araya tidak menanggapinya.
Tak lama kemuadiannnn....

Jeggerrrrr.......

Araya melihat ibunya, Araya melihat darah keluar dari kepala ibunya. Darah, ibuuu. "Aku harus bagaimana, ibu aku. Maafkan aku, ibu tolong bangun, aku mohon, biarkan aku yang diambil duluan, jangan ibu aku mohonn, darahhh ... Aku tidak kuat melihatnya, ibu aku mohon bertahanlah" batin Araya menjerit, Araya ingin bicara Namun sulit tak lama pandangan nya mengabur, lalu gelap...

••••••••

Dirumah sakit

"Dokter bagaimana keadaan nya" ucap seorang lelaki

"Mungkin anak nya akan segera siuman" ucap laki laki yang disebut 'dokter'

Samar samar Araya mendengar suara laki laki, kejadian itu terlalu cepat, Araya merasa kalau kejadian itu hanya mimpi. lalu gelapp...

.....

"Kamu jangan pergi meninggalkan aku, yah aku mohon jangan pergi" ucap seorang perempuan

"Jangan sentuh aku" sambil menepis tangan wanita yang memegang tangan nya itu

"Kamu perempuan tidak tau malu, kamu sudah bersuami namun kamu masih main main dengan laki laki lain" lanjut laki laki itu

"Tidak, kamu hanya salah paham" jerit perempuan itu

Laki laki itu sangat marah, namun terdapat luka yang sangat dalam dimatanya. Laki laki itu menangis, lalu pergi meninggalkan perempuan itu.

.....

"Tidakkkkkk" Teriak Araya keras sampai seorang lelaki mendekatinya karena kaget

"Kamu enggak apa apa, kamu udah siuman" ucap laki laki itu, lalu laki laki itu memanggil dokter.

"Aku ada dimana, kenapa aku berada di sini. Ini dimana, rumah sakit? Ibu, mana ibu ibu mana" araya membatin

Lalu dokter datang dan mengecek keadaan Araya, Araya hanya kebingungan.

"Tidak apa apa, dia sudah melewati masa kritis nya" ucap seorang dokter kepada laki laki itu

Araya kebingungan, siapa laki laki itu.
Lalu tak lama Air matanya mengalir, Araya menangis dalam diam.

Dokterpun keluar, laki laki itu menghampiri Araya.
Saat laki laki itu melihat perempuan yang sedang berbaring menangis, laki laki itu panik

"Kamu jangan menangis, jangan nangis yaa kamu harus kuat. Maafkan saya, saya melamun. Karena saya sedang banyak masalah, saya akan tanggung jawab. Ibu kamu selamat, namun masih belum siuman. Saya memberikan yang terbaik yang ada dirumah sakit ini supaya ibu kamu sembuh. Saya janji, jadi saya mohon maafkan saya. Saya tidak sengaja, saya berjanji kepada diri saya akan bertanggung jawab dan merawatmu saat ibu kamu masih koma" ucap panjang laki laki itu

"Ibu mana, bagaimana dia, dimana diaa" Ucap Araya sedikit keras

"Sayang, ibu kamu ada di kamar khusus, kamu enggak usah khawatir. Sementara ibu kamu koma, saya akan merawat kamu. Saya akan memenuhi segala kebutuhan kamu, apapun itu. Semua yang kamu minta, insya Allah saya turuti" ucap laki laki itu meyakinkan

Araya hanya menangis, ia memikirkan ibunya. Ini mimpi buruknya, Araya sangat menyesal. Pikirnya ini semua salahnya, yang salah hanya Araya. Namun, Araya masih belum bisa sepenuhnya memaafkan laki laki itu.

......

PartI, kalau cerita ini mau dilanjutin komen next yaaa😚 thank you❣

Letakkan Kepalamu Di BahukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang