***
"Lho, Hosiki ? Ku kira kau sudah berangkat"ujar Yoongi keheranan mendapati adiknya masih duduk terdiam diteras rumah padahal bel sekolah mungkin sudah berbunyi setengah jam yang lalu, Hoseok hanya menggeleng pelan lalu menghela nafas. Ia sudah terlambat untuk mengajar.
"Aku ikut kak Yoon saja ya, bolehkan ?"pintanya yang langsung diangguki gadis putih pucat itu, jelas saja boleh Hoseokkan adiknya satu-satunya. Dia itu kakak yang baik tahu.
"Memangnya Kookie tak menjemputmu ? Tumben sekali."Yoongi merasa sanksi karena untuk pertama kalinya sejak menjadi pacar sang adik, Jeon Jungkook tak menjemput adiknya. Ini begitu janggal.
"Apa dia memberimu kabar ?"tanyanya dibalas gelengan sembari menatap layar ponselnya sendu.
"Nomornya tidak aktif sejak semalam, aku khawatir kak Yoon."ujarnya pelan, Yoongi mengusap bahu sang adik dengan tangannya yang bebas dari stir kemudi. Mereka sama-sama terdiam, sibuk dengan spekualasi masing-masing.
'Mudah-mudahan kelinci bulan baik-baik saja.'
'Awas saja kalau si kelinci bulan bongsor itu selingkuhi adikku, ku potong 'anu'nya agar bisa kupakai jadi pakan hiu'
"Aku masuk ya kak Yoon, hati-hati dijalan. Bye."Hoseok melambaikan tangannya lalu tersenyum getir kala mobil putih itu menjauh pergi, membalas sapaan pak satpam dengan senyum seadanya sembari berjalan gontai membuat orang-orang yang melihatnya khawatir takut mentari mereka semua sakit lagi. Memang mereka tidak terlalu tahu mengenai penyakit apa yang diidap gadis pemilik senyum sehangat mentari itu tapi mereka yakin itu cukup serius jadi mereka sepakat untuk siap siaga apapun yang nanti akan terjadi karena mereka semua sayang Jung Hoseok.
"Pagi my little sun, kau muram sekali ? Bukan Jung Hoseok sekali."tanya Seokjin yang kini dialihkan kebagian Tata Usaha sembari menaruh botol hasil susu perahnya dilemari pendingin, buat stok anaknya jika sudah bangun nanti. Si bayi montok itu sedang tertidur pulas disofa yang diberi kasur khusus bayi, namanya Kim Nochu (jan ketawa please, acu tau itu nama lain si kelinci bulan cuma ya berhubung Kookie engga bisa jadi anaknya Namjin dicerita ini jadi acu kasih nama lainnya Kookie aja ehe.)Hoseok hanya menggeleng tak berniat menjawab apapun, mungkin tak apa jika ia mengambil jam mengajar dijam terakhir saja hari ini. Suasana hatinya hari ini tidak baik dan kepalanya juga mendadak pening, mungkin rehat sejenak juga tidak masalah.
"Apa nona Hosiki sedang sakit ? Wajahmu pucat sekali."ujar Namjoon baru usai mengajar untuk hari ini, sebagai guru Bahasa asing beda dengan Hoseok yang menangani Bahasa Jepang, kalau pria yang punya punggung sandarable ini menangani Bahasa Inggris. Hoseok hanya tersenyum tipis lalu menggeleng, ia tak sakit cuma...
"Ah, kau mimisan~"teriak Jin panik membuat para guru ikut heboh, Hoseok bingung memberhentikan cairan merah kental yang terus keluar dari lubang hidungnya bersamaan dengan pandangannya yang mulai mengabur, semuanya berubah hitam putih, berbayang lalu berangsur menggelap.
"Yak Jung Hoseok! Jun, cepat telfon pihak rumah sakit. Kita butuh ambulans segera."
Namjoon menangguk lalu langsung menelfon pihak rumah sakit meminta mereka agar segera mengirim ambulans, Hoseok dipindahkan dan dibaringkan disofa yang ada dalam ruangan kepala sekolah yang sibuk menghubungi putranya yang tengah menemani anak didiknya ikut kompetisi diluar kota sejak kemarin dan rencana nanti malam atau besok pagi baru kembali. Nomornya sibuk, entah putranya itu sedang menelfon siapa.
"Ayolah, Jim. Aku butuh bantuanmu untuk menghubungi Jungkook."ya, semua orang disekolah atau dikampus Jungkook tahu kalau Jung Hoseok adalah kekasihnya dan gadis itu butuh pemuda bergigi kelinci itu untuk berada disampingnya.
"Akh, akhirnya kau mengangkatnya juga anak nakal! Dimana Jungkook ?"
"Astaga, Dad. Biasa saja kali, telingaku sampai sakit mendengar suara teriakanmu yang tak bernada itu. Ck, anak sendiri dimarahi anak orang kau cari. Dia sedang ada ditoilet, dari semalam buang air terus, sepertinya karena salah makan. Memangnya ada apa ?"
"Hoseok kembali dilarikan kerumah sakit karena pingsan disekolah, tolong beritahu dia untuk menyusul segera. Kau juga anak nakal jika kau masih mau hubunganmu dengan gadis gulamu itu bertahan hingga gigi kalian tak bersisa."
Pip
Panggilan diputus sepihak oleh Suho, lalu duduk lemas dikursinya sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Salah satu anggota keluarga besar sekolah yang dipimpinnya sedang sakit parah walaupun Hoseok memberitahukannya secara gamblang tapi ia tahu karena mendiang istrinyapun mengalami hal sama walau mungkin dengan jenis penyakit yang berbeda.
"Terkadang lebih baik mendengar suara cemprengmu yang selalu meneriakiku, Sunny. Ketimbang sekarang, aku dan Jimin sering kesepian."
**
"Hei, pelankan laju mobilnya Jungkook. Kita bukannya bertemu Hoseok dirumah sakit malah diacara pemakaman kita. Tenangkan dirimu!"ia menginjak rem dan mobil itu menepi dijalanan sepi. Memukuli stir mobil brutal lalu menangis tersedu setelahnya membuat Jimin tak tega. Jimin begitu mengenal Jeon Jungkook dan ia tahu betapa berartinya seorang Jung Hoseok untuk sahabatnya itu.
"Hosiki akan baik-baik saja, Kook."
"Aku jahat sekali, kak Jimin. Pergi tanpa pamit, tak mengabarinya sekalipun dan aku lupa mengisi daya ponselku dan membiarkannya sunyi senyap membuatnya khawatir sampai stress sendirian. Aku bodoh sekali..."Jimin memeluk sahabatnya berusaha menenangkan pemuda itu, Jungkook tak sepenuhnya bersalah karena niat awalnya pemuda itu hanya ingin memberi kejutan kalau anak didiknya masuk final ditingkat nasional tapi apa mau dikata alur kehidupan memang tak ada yang bisa menebak, bukankah manusia hanya bisa berencana dan eksekusi akhirnya hanya Tuhan yang layak menentukan ? Mereka hanya bisa berdoa, semoga mentari Jeon Jungkook baik-baik saja.
**
"Biarkan adikku beristirahat, besok saja kau menemuinya."ujar Yoongi datar lalu berlalu pergi meninggalkan Jungkook yang bahunya merosot kebawah, terduduk lemas dilantai rumah sakit. Tepat didepan kamar rawat Hoseok yang sejam lalu baru melewati masa kritisnya. Menjambak rambut cokelatnya frustasi.
"Kook, sudahlah..."Jungkook menepis kasar rematan tangan Jimin dibahunya, lalu berjalan tak beraturan entah kemana baru berapa langkah tubuhnya seraya melayang lalu meluruh dilantai dengan cukup keras.
"Jungkook!"
Tbc
Hayo JJK-nim kenapa ? Ada yang tau ? Dapat kecupan basah dari lebah hutan, hohoho
Hosiki belum sadar, Jeka nyusul. Ada yang mau nimbrung ? Silahkan, yang bayar daddy Suho kok. Sans guys, doi udah kayak dari jaman zigot 😁😆
Itu ajasih, jan lupa voment guys kalo engga mau kena gaplok dollar segepoknya daddy Suho. Ehe
Jaa minna-san, Arigatou 😊
Otsukare~ 😚💋

KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Mentari
FanfictionEntah kenapa setiap harinya aku hanya ingin melihatmu Walaupun kini kau hanya terdiam kaku disana, kau masih tetap sama Tetap indah selayaknya mentari pagi bagiku. Jungseok! Hopekook! ❤ Warn. Hoseok GS! Maafkan kekhilafanku menjadikanmu wanita lagi...