***
Puk
"Kak Yoon, aku baru bisa memejamkan mataku jam tiga pagi~ lima menit lagi ya..."gumam Jungkook dengan mata yang masih terpejam membuat sosok itu menggigit bibir dalamnya, berhenti menepuk pundak kokoh pemuda tampan itu. Beralih mengusap lembut rambut hitam Jungkook yang kini berubah cokelat tua atau selama ini ia tak menyadarinya ? Mendapat usapan lembut itu Jungkook semakin larut dalam mimpinya, terasa seperti mentarinya yang memberi usapan itu.
Eh ?
Manik kembarnya mengerjap, ia tahan tangan ringkih berhias selang infus---TUNGGU DULU...manik bulatnya membulat sempurna, bukan wajah damai yang kini dilihatnya tapi senyuman sehangat mentari pagi dimusim semi padahal ini penghujung musim dingin. Ia membeku ditempat.
"Dia sudah sadar sejak sore kemarin, Kook. Sebelum kau berkunjung usai kegiatanmu dikampus. Lalu ia kembali tertidur setelahnya dan aku tak tega membangunkannya, selanjutnya aku lupa memberitahumu."ujar Yoongi yang baru saja memasuki ruang rawat adiknya, ya beberapa bulan setelah dirawat di ICU Hoseok dipindahkan keruang rawat biasa walau ia masih koma tapi kondisinya lumayan stabil karena sudah melewati masa kritis walau masker oksigen masih terhias apik diantara hidung dan mulutnya serta selang infus dan pendeteksi jantungnya dan lainnya. Sekarang semuanya tidak ada, hanya selang infus saja membuat hati Jungkook lega luar biasa. Kantuknya sirna.
"Sunshine..."
"Sebenarnya aku sudah bangun kala kau sibuk dengan tumpukan tugasmu disofa, aku hanya takut mengganggumu jadi aku sibuk memandangi langit-langit ruang rawatku lalu kembali mengantuk dan tertidur."ujarnya dibalas jawilan gemas pemuda itu dihidungnya membuat hidung mancung nan mungil itu memerah, gadis itu memberengut lucu membuat Jungkook semakin gemas saja.
"Yak! Kelinci bulan, hentikan! Aku pasien disini tahu. Ya Tuhan pipiku..."ya pipi tirusnya jadi sasaran cubitan gemas dan kecupan bertubi-tubi dari pemuda yang baru saja resmi menjadi mahasiswa itu, Jungkook tertawa keras lalu meraih dagu mungil Hoseok mengikis jarak diantara mereka membuat gadis manis itu gugup tak karuan. Tak siap disergap kelinci hutan.
"Ck, dasar bocah kelebihan hormone! Tahanlah sebentar lagi untuk acara lovey dovey kalian setelah adikku sembuh dan aku manusia lho omong-omong seenaknya kau meng-ini-itukan adikku seenaknya. Lulus dulu, kerja setelah itu lamarlah dia. Aish mataku tercemari lagi..."gerutu Yoongi sembari memeriksa kondisi adiknya yang ditulis lengkap dibuku catatan, hanya untuk hari ini saja karena dokter yang menangani Yoongi selama ini sedang cuti. Menyalahi kode etik sih, tapi mau bagaimana lagi. Sang dokter tak mempercayai siapapun kecuali dokter Jung Yoongi.
"Nah, anak nakal teruslah stabilkan kondisimu. Jangan lelah, itu yang paling penting. Kakak visit dulu ya, sebentar lagi aku harus mendampingi Prof.Lee diruang operasi. Jungkook, jaga adikku."ujarnya memberi kecupan singkat dipipi adiknya yang dibalas senyuman dan lambaian tangan, melirik Jungkook yang sibuk meremat kedua tangannya. Kebiasaan bocah---eum pemuda itu kala merasa canggung, Hoseok mengulum senyum.
"Jungkook..."
"Ah, iya sunshine. Apa kau butuh sesuatu ?"tanyanya yang kini mengerutkan dahinya kala gadis itu menariknya mendekat, menepuk pelan sisi ranjang rawatnya dengan senyumannya. Ia mencoba mencerna lalu mendengus geli, berbaring menyamping dan merengkuh tubuh mungil itu dalam pelukan.
"Hangat..."gumam Hoseok sembari menyamankan diri dalam dekapan hangat Jungkook, sudut bibir Jungkook tertarik, sibuk membaui aroma khas Hoseok. Aroma susu bayi.
"Sehangat senyumanmu, my sunshine..."Hoseok tersenyum lebar, memejamkan matanya membiarkan Jungkook menyampaikan perasaannya. Berbagi rasa lewat pagutan yang tak menuntut namun begitu manis.
![](https://img.wattpad.com/cover/149995439-288-k701485.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Mentari
Hayran KurguEntah kenapa setiap harinya aku hanya ingin melihatmu Walaupun kini kau hanya terdiam kaku disana, kau masih tetap sama Tetap indah selayaknya mentari pagi bagiku. Jungseok! Hopekook! ❤ Warn. Hoseok GS! Maafkan kekhilafanku menjadikanmu wanita lagi...