---
"Kau kuyu sekali, ada masalah ?"
Jungkook terkesiap kala mendapati teman satu kelas diJurusan bisnis duduk menarik kursi disampingnya dan duduk disana, pemuda itu menghela nafas panjang.
"Soal pacarmu lagi ?"tanyanya, Jungkook hanya diam. Sang teman menghela nafas.
"Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri, mungkin ia terlalu penat memikirkan ini dan itu lalu tak ingin kau ikut andil didalamnya. Kurasa itu wajar dalam suatu hubungan. Aku dan Kyu juga seperti itu."ujarnya, Jungkook diam-diam mencoba menelaah perkataan temannya itu. Apa harus ia menuruti keinginan mentarinya untuk rehat sejenak, tak melulu bersama dan menghabiskan waktu berdua tapi apa ia bisa ?
"Pikirkan lagi, Kook. Agar kau tak menyesal nantinya."ujarnya sebelum mengalihkan seluruh fokusnya pada modul tebal yang kini dibacanya, Jungkook kembali menghela nafas lalu tersenyum.
"Terimakasih, kak Kai."
**
"Tidak mau masuk kedalam saja, tuan Jeon?"
"Ah, tidak perlu suster Lisa. Saya disini saja."ujarnya dengan senyuman tipis, sang perawat tersenyum maklum lalu masuk kedalam ruang rawat itu. Kini bagiannya mendampingi sang pasien untuk melakukan kemoterapi. Menyadari kalau mentarinya bersiap keluar ruang rawat, Jungkook mulai menjauh dan memperhatikannya dari balik dinding koridor. Jungkook tersenyum getir, tak bisa menjadi penguat gadisnya tapi ia tak punya daya. Itu permintaan Hoseok sendiri dan ia tak mungkin tidak menyanggupinya. Kebahagiaan Hoseok yang utama baginya.
"Kau bisa melihatnya dari sini. Aku tahu ini begitu berat untuk kau jalani. Aku rasa adikku kali ini sedikit berlebihan."ujar Yoongi sembari menatap sendu Hoseok yang mulai terpejam karena kelelahan setelah menjalankan kemoterapi yang begitu menyiksanya, Jungkook terdiam. Ini memang berat, tapi lagi-lagi jika ini demi kebahagiaan Hoseok ia harus tetap menjalaninya kan ?
"Tidak apa-apa kak, ini juga sudah menjadi keputusanku. Kenyamanan dan kebahagiaan Hoseok yang terpenting bagiku. Asal dia mau menjalani kemonya."ujarnya dengan raut sendu, Yoongi mengangguk. Ia bersyukur adiknya mempunyai Jungkook yang begitu menjaganya walau ia tahu betul bagaimana tersiksanya pemuda itu harus berjauhan dengan Hoseok, mentarinya.
"Terserah kau saja, aku cuma memberimu saran. Kalau begitu aku tinggal dulu. Aku harus menjadi pendamping operasi salah satu pasien gagal jantung satu jam dari sekarang dan banyak hal yang harus kuurus sebelumnya. Aku titip adikku, kalau terjadi apa-apa langsung hubungi aku."Jungkook mengangguk membuat senyuman manis terhias diwajah dokter cantik itu, ia berlalu untuk mempersiapkan banyak hal sebelum menjadi pendamping para Juniornya menangani pasien yang akan melakukan tindakan operasi. Ini sudah saatnya keduanya berdekatan lagi karena ia tahu persis kalau adiknya juga sama beratnya berjauhan dengan Jungkook tapi Hoseok itu keras kepala, gengsian lagi. Tak jauh bedalah dengan Jung Yoongi. Huh.
"Sampai kapan kita seperti ini, sunshine ? Kau kuat sekali berjauhan denganku."lirihnya lalu bersandar lemas dikursi tunggu, membiarkan dirinya terhanyut dalam lamunan. Membawanya ke masa-masa indah keduanya, ia dan sunshinenya. Ia rindu masa-masa itu. Tidak ada tangis, hanya tawa yang menghiasi. Membuat bulir-bulir kristal bening menganak dipipi.
"Sebenarnya aku tak mampu menjalaninya tapi aku tetap tak punya pilihan lain selain menuruti permintaanmu..."ia menutupi matanya dengan sebelah tangan lalu menangis tanpa suara, ia lelah lahir dan bathin. Jauh dari Hoseok adalah cobaan hidup paling berat.
**
"Mau aku temani ?"
"Ah, dokter Kim..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Mentari
FanficEntah kenapa setiap harinya aku hanya ingin melihatmu Walaupun kini kau hanya terdiam kaku disana, kau masih tetap sama Tetap indah selayaknya mentari pagi bagiku. Jungseok! Hopekook! ❤ Warn. Hoseok GS! Maafkan kekhilafanku menjadikanmu wanita lagi...