---
Layaknya wanita hamil pada umumnya yang selalu bergelut dengan rasa mual dipagi dan sore hari, nafsu makan menurun dan rasa lemas yang membuatnya sulit melakukan aktivitas harian itu juga dirasakan Luhan, bahkan lebih parah daripada saat mengandung Seokjin dulu. Tangan kirinya saja harus diinfus dan hanya bisa berbaring diranjangnya membuatnya sedih karena tidak bisa mengurusi kedua malaikat kesayangannya, siapa lagi kalau bukan putra tampan dan suami tampannya.
"Maafkan aku..."lirihnya dengan wajahnya yang basah, Sehun hanya tersenyum mengusap lembut kedua pipi istrinya yang sedikit pucat itu.
"Jangan merasa bersalah seperti itu sayang, inikan memang keinginan kita. Jangan stress ya, minggu lalu kita hampir kehilangannya lho. Kau tak mau Jin sedih kan sayang ?"Luhan menggeleng lemah, membiarkan sang suami mendekapnya. Ia bahkan lebih sensitif dari kehamilannya terdahulu. Lebih sering menangis, bukan Oh Luhan sekali.
"Sudah ya sayang, nanti babynya ikut sedih lho~"Luhan menatap sang suami yang kini tersenyum manis, mencubit hidung bangir itu gemas mengundang tawa geli si tampan.
"Jangan mengada-ada!"omelnya, Sehun tersenyum.
"Makanya jangan menangis terus. Aku hampir terlambat, Jin juga. Tuh, dia sudah menekan klakson dengan brutal. Baby jaga bubu ya, muach."Sehun memberi kecupan lembut diperut Luhan yang masih rata lalu beralih pada bibir ranum istrinya membuat sabit Luhan terbit, membalas memberi kecupan dipelipis suaminya.
"Take care, jaga putra tampanku baik-baik."pesannya, Sehun mengangguk lalu menghilang dari balik pintu kamar yang kembali tertutup rapat. Luhan menghela nafas sembari mengusap lembut perutnya.
"Sehat terus ya baby, bubu sayang kamu."
**
"Semuanya bagus, detak jantungnya terdengar jelas sekali walau masih kecil sekali."Luhan menggenggam tangan Sehun yang mengusap lembut tangannya, maniknya sudah berkaca-kaca. Babynya tumbuh dengan sehat. Kecil sekali~
"Apa mualnya masih terasa ?"tanya sang dokter sembari menulis resep, Luhan menggeleng.
"Tidak sesering sebelumnya, baby jarang rewelnya."ujarnya lalu saling melempar senyuman dengan Sehun yang ada disampingnya, sang dokter manggut-manggut.
"Yasudah kalau begitu, ini resepnya. Jangan lupa minum vitaminnya rutin dan jaga pola makannya. Ayahnya bisa usahakan ibunya tidak stress, trimester pertama ini sangat rentan apalagi dua minggu lalu kalian hampir kehilangan si calon baby."pesan sang dokter yang langsung diangguki tuan Oh, ia juga tak ingin kelalaiannya terulang.
"Terimakasih atas bantuannya, nona Baekhyun."ucap Sehun lalu menjabat tangan sang dokter yang tersenyum tulus.
"Sudah tugas saya, sampai bertemu akhir bulan nanti."ujarnya lalu kedua pasangan itu berlalu keluar, dengan kedua tangan yang saling bertaut.
"Aku mau udon."ujar Luhan tiba-tiba, Sehun mengerutkan keningnya.
"Ngidam ?"tanyanya, Luhan mengangkat bahu acuh.
"Entahlah, aku ingin sekali. Pasti enak."ujarnya, Sehun tersenyum. Mengusap lembut puncak kepala istrinya.
"Baiklah, kita beli udon. Asal bumil mau makan banyak."ujarnya membuat senyum si cantik mengembang.
"Call!"
"Yak! Oh Luhan jangan berlarian seperti itu!"
Si bumil mana perduli, masih berlari kecil sembari bersenandung tak menyadari sang suami hampir mati berdiri.
'Maafkan bubumu, baby...'
TBC
Tingkahnya bumil memang ada-ada aja, sabar ya abu Thehun. Demi baby 😀
Semangat terus buat bubu Lulu 😊
Jan lupa vomentnya, chingu-nim
Ketjup basah dari kak Jin 😘
Gomawo 😊
Jaa~🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Bayi (Baby Kookie)
FanficKeluarga kecil Oh tengah menunggu anggota baru mereka hadir, semuanya antusias apalagi si sulung yang tak sabar untuk pamer pada sahabatnya kalau ia juga akan punya adik yang lucu. Bagaimana kisah mereka ? Apa kenyataan akan sesuai harapan ? Nantika...