8

17 3 0
                                    

Ketika aku lagi asyik ngobrol dengan si Tama tiba-tiba Anggi datang ke tempat duduk ku menanyakan tentang tugas ku yang sekelompok dengan dia membuat musikalisasi puisi. Lalu aku menurunkan kakibku dan segera memberi Anggi tempat duduk.

"Lan, gimana nih tugas nya" tanya Anggi
"Yaudah si gampang, gausah dipikirkin. Biar gua aja yg ngerjain" jawabku

Tentu saja Tama langsung merubah posisi duduk nya ke depan sambil menulis, entah apa yang dia tulis.
Lalu aku cerita tentang hubungan ku dengan rehan yang sudah renggang, walaupun Aku tidak pacaran tapi aku lagi dekat dengan dia. Setelah aku lama bercerita tentang rehan ke Anggi tiba-tiba Tama merubah posisi duduk nya ke arah aku dan anggi.

"Yailah, rehan mulu yang diomongin" kata Tama
"Biarin si, bilang aja lu cemburu" kata Anggi
"Dih, bosen denger nya" kata Tama lagi
"Lah kan gua cerita ke Anggi bukan ke lu, jadi lu gausah dengerin" kata ku
"Lah gua kan didepan lu jadi gua denger lah" katanya lagi
"Lah mulut-mulut siapa" tanya ku
"Mulut lu lah, tetep aja berisik" kata Tama
"Yaudah kalo gamau berisik lu pindah aja duduk nya" sambung Anggi
" Lu aja yg pindah tempat duduk gua disini, kan tempat lu bukan disini" kata Tama

Lalu aku bilang ke Anggi gausah diladeni dan aku lanjut bercerita lalu si tama pindah tempat duduk nya.






Untuk part ini aku rasa cukup sampai sini, untuk cerita lanjutan nya aku bisa bikin di part selanjutnya nya ya oke. Aku akan melanjutkan ceritanya kalau ada banyak orang yang membaca cerita aku ini, karena masih banyak cerita yang aku belum ceritain di masa masa aku berseragam putih biru dan kenal dengan Tama hehe.
Aku ucapkan terimakasih banyak untuk orang orang yang sudah membaca cerita ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benci (Benar-benar cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang