Akhirnya sekolah ku direnovasi dan sekolahku mengungsi ke sekolah yang berada di daerah Lubang Buaya. sebenarnya, waktu mengungsi ke sekolah itu tidak boleh membawa kendaraan bermotor. tetapi masih banyak anak-anak yang melarangnya dan salah contoh nya tama.
Selama di sekolah tempat aku mengungsi, teman-teman ku meminta label selalu ke aku, karena aku memang selalu membawa label untuk menutupi tulisan aku yang suka salah. Agak rugi si ya bagi-bagi label percuma gitu aja, tapi gpp hitung-hitung dapat pahala hehe. Kadang-kadang label aku dibuat mainan untuk anak laki-laki yang iseng dan ga punya kerjaan hmm. Akü masih duduk dengan Balqis, disamping meja ku ada sekat dan samping sekat itu tempat nya putra lalu Tama. Aku suka berantem sama Tama, apalagi kalo aku lagi kebagian duduk depan belakang sama dia hmm. Waktu aku kebagian duduk depan belakang aku sempat tidak masuk sehari karena kurang enak badan. Aku ingat waktu aku tidak masuk itu hari Senin, ke esokan hari nya aku masuk sekolah karena sudah sembuh. Aku masuk bersamaan dengan bel bunyi tanda masuk sekolah. Disaat aku masuk ke dalam kelas, keadaan tidak kondusif Karena guru yang mengajar belum tiba. Aku melihat si Balqis sedang mengobrol dengan Tama dan putra. Aku duduk sambil menaruh tas ransel ku di atas meja sambil Balqis berbicara menanyakan tentang aku tidak masuk sekolah kemarin
"Eh udah masuk" kata Balqis
"Iya nih" jawab ku
"Kenapa kemarin ga masuk" tanya Balqis
"Kurang enak badan biasa"Balqis tidak menjawab lagi, dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tidak lama kemudian Balqis bicara lagi
"Kemarin pas lu ga masuk ada yang kangen tuh" kata Balqis
Lalu si Balqis dan putra tersenyum dengan ekspresi wajah yang meledek
"Siapa?" Tanya ku
"Itu si Tama" jawab Balqis sambil mencolek tangan nya si tama yang menempel di kepala dan meja nya si BalqisAku hanya menatap Tama dengan wajah yang datar. Berbeda dengan Tama, dia malah tersenyum ga jelas dan aku ga tau dia tersenyum apa sebabnya.
"Lah apaansi" kata Tama sambil senyum sedikit di wajahnya
"Yeh, ngaku lu" sambung putra
"Iya ya masa ga mau ngaku ya put" kata Balqis
"Iya lu ngaku, kemarin aja nanyain" kata putra lagiAku hanya tersenyum melihat sikap lucu mereka
"Iya gua kangen, bukan kangen orang nya tapi. Gua kangen label nya" kata Tama kemudian setelah beberapa saat diam
"Cieee ngaku" kata Balqis
"Ya inti nya kangen" sambung putraAku hanya senyum lagi memandang mereka bersamaan guru yang masuk ke kelas untuk mengajar.
Pada saat itu aku memang belum ada perasaan apa-apa ke Tama, karena pada saat itu aku lagi dekat dengan seseorang yang sekolah nya beda sekolah dengan ku, sebut saja rehan.
Aku jelasin dulu ya tentang rehan agar kalian tidak bingung saat aku sebut sebut nama dia. Selama disekolah tempat aku mengungsi kelas ku kebanyakan jam kosong karena guru yang mengajar tidak masuk. Saat itu aku Balqis lagi pindah tempat duduk nya karena lagi ngobrol sama Anisa, si putra juga lagi mengobrol dengan teman nya yang lain. Dan hanya ada aku sama Tama, aku menyenderkan badan ku ke tembok sambil meluruskan kaki ku ke bangku nya Balqis, begitu pula dengan Tama dia melakukan hal yang sama dengan ku. Aku mengobrol dengan Tama, kedua nya saling bercerita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Benci (Benar-benar cinta)
Humorini adalah sebuah kisah mainstream anak sekolah dimana seorang perempuan yang menyukai seorang laki-laki teman sekelasnya secara diam-diam. semoga kalian tidak muak membacanya hehe...