08

1.6K 252 67
                                    

(Name) menguap lebar-lebar dan mengusap matanya dengan perlahan. Dia hanya diam untuk beberapa saat, matanya berusaha untuk fokus kembali pada anggota tim voli yang tengah berlatih—kegiatan hari ini adalah pertandingan kecil-kecilan antara kelas tiga dengan kelas dua, sementara para kelas satu berlatih dengan senior yang tidak ikut pertandingan.


Pelatih Saitou yang berdiri di sebelahnya hanya menatapi sang manajer keheranan. "Apa kau mengantuk, (Surname)?" tanya sang pelatih dengan pelan, setidaknya agar Pelatih Washijou tidak mendengar pertanyaannya. Akan ada resiko (Name) terkena teguran nantinya. "Apa mungkin kau ingin kembali ke asrama terlebih dahulu? Kurasa Washijou-sensei tidak akan keberatan."


"Ah, tidak," kata (Name) pelan. "Aku sudah izin meninggalkan klub lebih dulu kemarin. Lagipula bagaimana kalau nantinya akan ada masalah? Sensei tidak akan tahu apa yang akan Tendou-san lakukan selama latihan, bukan? Terakhir kali aku tidak datang saat latihan dia berakhir menyangkut di net," dia mengingatkan sembari tersenyum canggung.


Sesaat Saitou hanya terdiam, memikirkan kembali kata-kata sang manajer. Alasannya masuk akal, namun juga tidak sebenuhnya benar. Masalah masih tetap terjadi meskipun (Name) ada saat latihan, mungkin yang dimaksud oleh gadis itu betapa berisik dan mengganggu Tendou saat sang manajer tidak ada, seakan-akan gadis itu adalah sumber semangat sang guess monster.


Saitou menggeleng pelan. "Kau goyah, (Surname)," dia menambahkan. Namun (Name) hanya tetap diam di tempat tidak bergerak atau menunjukkan tanda-tanda kalau dia mau menyerah dan kembali ke asrama. Sang pelatih berkacamata hanya bisa menghela nafas pasrah. "Baiklah kalau begitu, kalau tidak mau pulang ke asrama... bagaimana kalau kau duduk saja? Akan ku ambilkan kursi."


(Name) berpikir sejenak. "Duduk terdengar lebih baik," katanya pelan. "Tetapi, aku akan duduk di lantai saja, tidak perlu repot-repot sensei," dia menambahkan sembari bersiap-siap untuk duduk di lantai.


"Kalau kau duduk di lantai, kau akan lebih kesulitan menghindari bola yang menyasar," Saitou mengingatkan sembari menepuk bahu sang manajer. "Tunggu saja dulu, akan kuambilkan kursi untukmu," katanya. Sebelum (Name) bisa menghentikan sang pelatih, dia sudah berjalan pergi.


Manajer itu hanya terdiam sesaat, sebelum dia menghela nafas pendek. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding di belakang, manik (e/c)nya memperhatikan bola yang terus menerus berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya. Saat bola tersebut menghantam lantai, barulah dia membalik papan poin di sebelahnya.


Dia menguap lagi, sesaat hanya bisa terdiam dan menggeleng pelan. Memang benar dia sebenarnya mengantuk, tetapi setidaknya tidak separah pagi ini—dia berkali-kali nyaris terjatuh di tangga karena masih dalam keadaan setengah terbangun. (Name) hanya bisa merutuk pelan, menyalahkan dirinya sendiri yang berakhir tidur lebih malam dari rencananya.


Tentunya, pertemuannya dengan Semi di gym kemarin malam tidak benar-benar mengganggu. Setidaknya Semi benar-benar hanya melakukan tiga serve kemudian mereka berdua membereskan lapangan bersama-sama. Awalnya Semi ingin mengantarkan sang manajer menuju asrama perempuan, namun (Name) hanya menyuruhnya untuk pulang ke asramanya dan segera tidur.


Niat awal (Name) adalah untuk segera tidur setelah sampai di kamarnya, namun pada malam itu salah satu temannya baru saja mengabarkan (Name) tentang kuis mendadak esok paginya. Untuk menghindari yang terburuk, mau tidak mau (Name) belajar sehingga dia berakhir tertidur satu dini hari. paginya (Name) hanya bisa berharap untuk menyempatkan dirinya tidur siang di kelas—entah saat jam kosong, istirahat makan siang, atau sebelum klub dimulai.

Liberosis ⎾Haikyuu!! Fanfiction⏌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang