15

1.2K 216 56
                                    


Dering ponsel tanda diterimanya sebuah pesan menarik perhatian sang manajer tim voli. Gadis itu mengeluarkan ponselnya, tanpa pikir panjang membuka pesan yang ia terima tanpa membaca pengirimnya—yang langsung membuat (Name) nyaris mengumpat pada dirinya sendiri karena ceroboh.


[Iwaizumi-san]

Mengenai kencan kita

Apa kau punya waktu hari Sabtu nanti?

Aku khawatir kalau kita pergi hari Minggu kau bisa kelelahan esok harinya, siapa tahu kita berakhir pulang sore atau mendekati malam...


Semburat merah menghiasi pipi (Name) untuk beberapa saat. Dia membaca pesan itu berulang kali, semakin lama semakin malu saat dia membacanya. Ada rasa terima kasih di dalam dirinya saat membaca pesan terakhir dari pemuda itu. Dia hanya diam untuk sesaat, tanpa sadar berhenti berjalan sembari menatapi layar ponselnya.


Gadis itu baru saja akan membalas pesannya, ketika dia segera menyadari keberadaan seseorang di belakangnya. Tanpa pikir panjang (Name) menutup pesan dari Iwaizumi, layar ponselnya langsung menunjukkan homescreen biasa dengan wallpaper (f.sanrio). Dia diam untuk beberapa saat lagi, sebelum berbalik.


Sesuai dugaannya, memang ada seseorang di belakangnya—bahkan sepertinya mengintip isi ponsel (Name) pada saat yang sama. Manajer itu menatapi senior berambut merah di hadapannya dengan kesal, yang dibalas dengan sebuah senyuman lebar oleh seniornya itu.


(Name) menghela nafas pasrah. "Tendou-san, apa yang kau lakukan?" tanyanya kesal. "Tidakkah kau tahu kalau mengintip isi ponsel seseorang tanpa seizin pemiliknya itu tidak sopan. Kau sama saja melanggar daerah privasiku, kau tahu," dia mengingatkan sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.


Tendou hanya memperhatikan gadis di hadapnnya untuk beberapa saat, sebelum dia tertawa dan melangkah mundur. "Aah, aku ketahuan!" katanya sembari menjulurkan lidahnya. Dia terkekeh untuk beberapa saat lagi, sebelum mengusap kepala (Name). "Mau bagaimana lagi, seperitnya kau sangat terpana dengan ponselmu sampai kau membeku seperti tadi," katanya. "Aku termakan oleh rasa ingin tahuku sendiri~"


"Itu bukan berarti kau bisa mengintip ponsel orang lain, Tendou-san," (Name) mengingatkan kembali. Perlu beberapa saat sampai dia tersadar di belakangnya ada rekan-rekan satu tim lainnya. Manajer itu diam untuk beberapa saat, sebelum menghela nafas pendek. "Tapi, maaf sudah berhenti di jalan seperti itu. Seharusnya aku tidak melihat ponselku saat berjalan."


"Jangan diulangi," tegur Leon dengan pelan sembari tersenyum ramah kepada gadis itu. "Akan berbahaya kalau kau berjalan sambil bermain ponselmu. Terutama kalau menuruni tangga," dia mengingatkan sembari lanjut berjalan.


Semi di belakangnya hanya menghela nafas pendek, sebelum menatapi (Name). "Bagiamana pun juga kau masih ceroboh," katanya. "Setidaknya tidak setiap saat, aku bersyukur kau bisa sadar saat ada orang mendekat atau bola terlempar ke arahmu. Namun, tetap saja ada satu atau dua hal yang kau lupakan."


"Jangan sampai kau terjatuh dari tangga," Shirabu mengingatkan sembari berjalan berdampingan bersama Kawanishi. "Benar-benar tidak elit kalau kau terjatuh dari tangga karena berjalan sambil memainkan ponselmu."

Liberosis ⎾Haikyuu!! Fanfiction⏌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang