25

1K 166 27
                                    


Untuk mengatakan semuanya baik-baik saja adalah kesalahan besar, meskipun hanya pada kediaman (Surname).


Begitu (Name) pulang dalam keadaan babak belur di punggung Matsukawa, orangtua (Name) langsung heboh dan panik—ibunya berseru-seru meminta sebuah penjelasan panjang lebar setelah mereka mengobati luka di balik seragamnya yang belum diobati. Ayah (Name) di sisi lain segera mengucapkan terima kasih kepada Matsukawa dan memintanya untuk memberikan ucapan yang sama kepada rekan-rekannya.


Setelah menjelaskan apa yang terjadi kepada kedua orangtuanya, (Name) langsung mendapat berbagai ceramah dan teguran karena tidak segera menceritakan masalahnya kepada kedua orangtuanya. Perlu waktu yang cukup lama untuk menenangkan kedua orangtuanya agar mereka tidak menuntut siswi-siswi Shiratorizawa yang menindasnya atau mencari rumah siswi-siswi Aoba Johsai yang menghajarnya.


Meskipun begitu, (Name) tetap saja merasa lebih lega. Hanya dengan menceritakannya pada kedua orangtuanya, beban yang ia simpan selama ini menghilang dengan perlahan. Dan juga bohong kalau berkata dia tidak terharu ketika anggota tim voli putra Shiratorizawa dan Aoba Johsai mengirimkan berbagai pesan untuk menghiburnya.


Dan meskipun semuanya tidak sepenuhnya baik-baik saja, (Name) merasa jauh lebih baik dari sebelumnya ketika berada di sekolah. Ketika Senin tiba, seisi sekolah sempat heboh ketika (Name) tiba dengan perban melilit sebagian tubuhnya dan ada plester yang menghiasi wajahnya—meskipun dia berusaha menutupi memar di kakinya dengan kaus kaki di atas lututnya, tentunya banyak orang sudah mengira kakinya tidak kalah buruknya dengan wajah gadis itu.


Walaupun ada rumor kecil yang beredar, rumor itu hangus pada hari yang sama. (Name) masih mengingat jelas siswi kelas tiga yang pernah menamparnya dan menyebarkan rumor-rumor kurang mengenakkan tiba di depan pintu kelas 2-5 dengan wajah merah—entah karena malu atau baru saja menangis—bersama teman-temannya. Mereka semua langsung meminta maaf di tempat tanpa peduli adik kelas mereka yang tengah menonton dengan heran.


(Name) merinding ketika Chiyo bercerita apa yang terjadi sebelumnya. Menurut siswi itu para kelas tiga dari tim voli putra dan beberapa dari tim putri (di luar dugaan (Name)) memarahi mereka di hadapan teman seangkatan mereka. Beruntung guru melerai mereka dan memanggil siswi-siswi tersebut ke ruang BK. "Kudengar mereka akan diskors selama satu bulan!" Chiyo menambahkan.


Mungkin (Name) masih merasa semuanya belum sepenuhnya baik-baik saja, tetapi setidaknya untuk saat ini semuanya jauh lebih baik dari yang dia harapkan.


Dan (Name) yakin itulah mengapa dia merasa dirinya jauh lebih baik dari kemarin. Meskipun tidak terlalu tampak, Kawanishi, Shirabu, dan beberapa anggota tim voli putra lainnya bisa menyadari adanya perbedaan dari gadis itu. Hanya saja tidak ada yang mengucapkan apa pun dan membiarkan gadis itu menikmati harinya setelah sekian lama tertekan dengan masalah yang ia miliki.


Sembari melangkah menuju gym, (Name) bersenandung pelan. Ia kembali merapikan rambutnya—setidaknya berusaha untuk membuat dirinya jauh lebih baik dari kemarin. Terlebih lagi dengan cuaca yang mulai panas (Name) melepas jaketnya, berarti perban di lengannya akan terlihat lebih jelas. Tentunya itu bukan hal yang bisa diabaikan begitu saja.


"Jarang sekali kau terlihat begitu bersemangat untuk mengikuti latihan, terlebih lagi berusaha membuat dirimu lebih rapi," (Name) berhenti melangkah dan menengok menuju pemilik suara tersebut. Dia sama sekali tidak terkejut ketika melihat Shirabu berdiri tidak jauh darinya, menatapinya dengan keheranan. "Dan bersenandung ria seperti itu..."

Liberosis ⎾Haikyuu!! Fanfiction⏌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang