Author's pov
Hari yang terlihat sangat cerah khususnya untuk Edward Alfonso hubungannya dengan adiknya sudah membaik, Edward bertekad untuk akan selalu melindungi adik nya apapun yang akan terjadi,dia akan mencoba untuk memperbaiki keluarganya yang 'bermasalah'.
"Ada apa mah?"
"........."
"Iya sebentar lagi aku jemput mama "
".........."
"Iya mama ku sayang"Edward segera memakai jas nya dan bersiap memnjemput mama nya dirumah yang sudah tidak sabar ingin menemui anak perempuannya untuk makan siang
"Jadi ceritakan rinciannya sama mama gimana kamu bisa bertemu kembali sama Sandra terus jadi baikan gitu sama dia?"
Mereka dalam perjalanan menuju penthouse Daniel dan Sandra,hari ini seperti rencana semulan Edward dan mamanya akan pergi ke penthouse Sandra dan Daniel untuk makan siang bersama
"Daniel. Dia dateng ke kantor aku dia ceritain tentang Sandra, aku tahu kalau aku gak bisa terus mengabaikan Sandra,karena aku juga kangen sama dia mah, so Daniel ngasih aku nomor hp nya Sandra, dia minta buat aku hubungin Sandra"
Edward menoleh melihat wajah ibunya yang matanya sudah berkaca-kaca
"Mama bahagia sekali semoga papa mu bisa juga menyadari bahwa semua bukanlah kesalahan Sandra"
Edward hanya bisa merangkul bahu ibunya menguatkan dia juga berharap seperti itu semoga saja ayahnya memiliki kesadaran dan mau memaafkan Sandra walau itu bukanlah kesalahan Sandra
----
"Danielllll......"
Sandra sangat amat gugup hari ini dia tidak bisa mengontrol perasaan bahagianya saat ini dia merasa benar benar beruntung akhirnya dia bisa mendapatkan kebahagiannya kembali
"Apa sayang?"
Daniel melingkarkan tangannya di sekitar pinggang Sandra mengecup ubun-ubun kepala Sandra dan memandang matanya
Daniel sangat bahagia akhirnya wanitanya bisa tersenyum dan bahagia, dan jalannya untuk menikahi wanitanya sangat mulus, dia yakin bahwa dia bisa menaklukan hati ayah wanitanya ini
"Gimana ya nanti? aku takut kalau nanti bakal jadi canggung. Atau gimana kalau sebenarnya kak Edward gak bener bener udah bisa nerima aku lagi"
Raut wajah khawatir terlihat jelas di wajah Sandra. Sandra menempelkan wajahnya di dada Daniel mencari ketenangan disana, sedangkan Daniel hanya tertawa kecil melihat wanitanya seperti anak kecil
"Percaya sama aku semuanya bakal berjalan samgat amat lancar"
Ting Tong
"Itu kayaknya mereka udah dateng"
"Gimana dan aku udah cantik belum, dress ku baguskan?"
"Iya sayang ayo buka pintunya nanti mereka nunggu kelamaan lagi"
Sandra dan Daniel membuka pintu dan melihat dua orang yang amat dicintai Sandra berdiri didepannya dan langsung saja tangis Sandra diikuti oleh mamanya mengisi penthouse tersebut. Sandra memeluk kakaknya sangat erat. Tanpa mereka sadari seseorang yang sudah mengawasi mereka tersenyum senang
Mereka sudah duduk dimeja makan untuk menikmati masakan yang dibuat sendiri oleh Sandra
"Jadi kak Edward belum jelasin ke aku darimana kak Edward dapet nomerku dan kenapa tiba-tiba kak Edward bisa jadi mau baikan sama aku lagi?"
Dan perkataan Sandra membuat Daniel Edward dan mamanya hampir tersedak
"Err Sandra sebenernya....Daniel yang nyadarin kakak tentang kamu" jelas Edward
Daniel yakin kalau kali ini dia telanh mengecewakan wanitanya begitu melihat air mata menetes memandang dirinya
"Makasih Daniel, aku sayang banget sama kamu hiks....hiks"
Dan Daniel bisa bernafas lega lalu membalas pelukan wanitanya
"Kalau gak ada kamu aku gak mungkin bisa baikkan sama kak Edward sekarang, maksih Daniel"
"Aku seneng kamu bahagia sayang" balas Daniel
Dan benar saja siang itu penthouse itu dipenuhi dengan tangis Sandra dan mamanya gelak tawa dari mereka berempat dan perdebatan kecil antara mereka
Dan Sandra hanya ingin satu keajaiban lagi terjadi didalam hidupnya yaitu....
Ayahnya.------
Sedikit sekaleeeee, aku tahu
Aku bener bener minta comment dong gak pernah ada yang comment aku dicuekin mulu
Mau tanya deh sebenernya ada yang masih baca The Dove gak sih, ada yang suka cerita pertama ku ini gak suh.
Dimohon dengan amat sangat comment dari kalian semua ( dan vote juga sih sebenarnya)Thankyouuuu
Al
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dove
RomanceSandra gadis lugu yang hidup dengan kesendiriannya karena ditinggal oleh keluarganya yang membencinya. Setidaknya dia pikir ayahnya. Sahabat terbaiknya pun akhirnya meninggalkannya. Sandra mulai merakit hidupnya kembali. Mencari cinta yang tidak ak...