.
.
Vote
Comment
.
.
Seorang pria paruh baya tengah duduk di sebuah kursi dengan secangkir teh hijau di sampingnya dan sebuah album di tangannya, senyuman pria itu terus mengembang saat melihat foto foto dirinya dan seorang wanita dengan gaun putihnya.
"Aku merindukanmu, sayang! " ucapnya dengan suara lembut, tersirat kerinduan yang begitu dalam di matanya.
"Daddy, lagi ngapain? " tiba tiba Saera muncul di balik pintu dengan membawa sepiring buah buahan yang telah di potong dadu.
"Mengenang masa lalu, sini kamu duduk lihat betapa cantiknya mommymu itu! " ucap Chanyeol menunjuk potret dirinya bersama Sora yang tengah berpelukan di sebuah pantai.
Ya, pria itu adalah Chanyeol.
"Mommy memang cantik sayang cantik, entah mengapa mommy bisa menyukai daddy yang sangat jelek seperti ini! "
Chanyeol memutar bola matanya malas, "daddy itu tampan, bahkan Leonardo Decaprio aja lewat. "
"Masa sih dad? "
"Ada juga nih ya, daddy tampan rupawan kamu jelek. Isjh anak siapa sih? " Chanyeol mencubit hidung mancung anak perempuannya itu dengan gemas.
"Ohhh aku jelek nih? " tanya Saera menaikkan sebelah alisnya.
"Iya. "
"Dad, aku ini anak daddy jadi kalo daddy nanya aku jelek dari siapa? Ya dari daddy lah! "
"Lah kok daddy! Daddy itu tampan sayang! "
"Iya deh terserah daddy, sekarang daddy makan ini ya. Aku mau ke dalem, mau mandi. "
Chanyeol mengangguk patuh akan ucapan anak nya itu, Saera tersenyum dan berjalan meninggalkan Chanyeol menuju kamarnya.
Sepeninggalan anaknya, Chanyeol menundukkan kepalanya. Air putih bening keluar dari matanya dengan perlahan, "anak itu begitu mirip denganmu, apakah kau melihatnya? Tolong jaga dia di sana. "
Lagi lagi Chanyeol menangis mengingat mendiang istrinya yang begitu ia cintai dan sayangi, puluhan tahun telah berlalu tetapi rasa sakit itu masih selalu menghantui Chanyeol.
Sebenarnya Saera tak langsung menuju kamarnya, ia berdiri di balik jendela mengawasi daddy nya itu. Hati Saera terluka saat melihat Chanyeol seperti ini, ia tak bisa melihat daddynya menangis atau bersedih seperti ini.
"Mommy! Lihat daddy rindu mommy! Dia terus menangis! Aku tak tega mom! " monolog Saera menatap langit dengan sendu.
Saera melangkahkan kakinya menuju sebuah piano berwarna putih milik mendiang mommy dulu, "mom tolong buat daddy sehat terus ya, aku tak ingin dia sakit. "
Gadis itu mendudukkan dirinya dan mulai menyentuh not not piano perlahan, rasanya sudah begitu lama Saera tak bermain piano.
Saera mulai menekan satu persatu notnya dan tercipta melodi yang begitu indah, "kita nyanyi lagu yang mommy suka. "
"Katanya mau mandi kok malah main piano? " tanya Chanyeol yang tiba tiba muncul di belakang Saera dengan senyuman hangatnya.
"Pengen aja. "
Chanyeol duduk di samping Saera, ia mulai menekan not notnya dan mulai bernyanyi dengan lembut. Saera terdiam, ia sudah begitu lama tak mendengarkan suara merdu daddynya.
"Kamu rindu mommy? " tanya Chanyeol tiba tiba.
Saera menganggukkan kepalanya cepat.
"Dulu mommy kamu itu belajar ini susah banget ampe nih ya jarinya pada luka luka gitu lecet karena dia gak mau istirahat latihan! Si keras kepala. "
"Beneran? Woah woah! Ehh dad kalo cowok suka sama cewek tuh gimana? "
"Kamu punya pacar lagi? " tebak Chanyeol tersenyum jahil menatap Saera.
Saera menggeleng, "cuma nanya dad, aku jomblo sumpah. Nih kalo ada pacarkan aku langsung laporan ke daddy! "
"Bagus, gini kalo cowok suka cewek tuh gimana ya? Dia bakal nurutin yang ceweknya mau dan gak bakal marah kalo ceweknya rewel, terus dia bakal jauhin yang ceweknya gak suka dan bakal ngedentin yang ceweknya sukai, lalu hmm? Dia bakal selalu bertingkah manis dan membuat keadaan jantung tidak karuan! " jelas Chanyeol menghentikan permainan pianonya.
" Oh gitu! " jawab Saera menganggukkan kepalanya pelan.
"Jadi? Siapa yang kamu sukai? Taeyong? Si anak Oh Sehun itu? "
Lagi lagi Saera menggeleng, "dia cuma temen, dad. "
"Banyak kok hubungan yang awalnya hanya teman lalu malah pacaran dan bahkan ada yang ampe nikah loh! " Chanyeol tersenyum miring menatap Saera.
Saera mencibir sebentar, "Gak semua dad, bisa jadi cuma jadi pelarian saat tak ada teman bermain atau teman berbagi cerita. "
-------
Saera merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya terus menatap langit langit kamar. Ia terus memikirkan Taeyong dan sikapnya itu, Saera tak ingin cintanya hanya bertepuk sebelah tangan atau hanya sebagai pelarian saja.
Clek
Pintu terbuka perlahan, menunjukkan Taeyong yang tengah tersenyum lebar. Saera hanya diam lebih tepatnya ia malah membuang wajahnya ke arah lain, sungguh Saera tak ingin melihat wajah pria itu.
"Kenapa? " tanya Taeyong duduk di samping Saera.
"Ngapain ke sini? Ganggu aja tau gak! " jawab Saera mendudukkan dirinya.
"Jujur atau bohong nih? "
"Jawab jujur kampret! "
"Gue rindu! " Taeyong memeluk tubuh Saera lembut, ia menyimpan kepala Saera di dada bidangnya.
Entah Saera kenapa, bukannya memberontak ia malah semakin memgeratkan pelukkannya dengan Taeyong.
Keduanya cukup lama pelukkan, bahkan Taeyong hampir saja tertidur karena terlalu nyaman.
"Yong! "
"Ngghh? "
Saera melepaskan pelukkannya, "kalo mau tidur di rumah lo gih jangan di sini! Ganggu! "
"Gue nyaman sama lo! " ucap Taeyong tersenyum lebar.
Sontak Saera membulatkan matanya kaget, "jangan bercanda Bambang! Gak lucu! "
"Gue gak bercanda, emang gue suka sama lo! Gimana dong? "
Tbc
Jangan lupa vote dan comment
Maaf kan akuu lama up
KAMU SEDANG MEMBACA
School with The Devil
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Complete ____________________________________ ° Dia yang selalu hadir, belum tentu akan bersama dengan mu untuk selamanya. Bisa saja dia menemanimu karena sedang berada dalam fase kesepian. Jangan berpikir kau satu satun...