.
.
..
.
.Happy reading
.
.
..
.
.Gadis manis itu terus menangis, meruntuki kebodohan perasaannya kepada seorang pria bernama Taeyong.
Semalaman ia menangis, tak membuat air matanya habis atau kering karena saat ini air matanya masih saja mengalir dengan deras. Tapi anehnya wajahnya hanya memerah tanpa bengkak seperti orang yang habis menangis semalaman, "Ngggh? "
Ia turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi dengan perlahan, gadis itu semakin kesal saat melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
"Kenapa gue nangis terus sih? Ihh sebel gak bisa berhenti nangisnya! "
Saera membasuh wajahnya menggunakan air hangat, ia tak ingin terlihat menyedihkan. Menangis kekasih orang lain, ish menjijikan.
Clek
Suara pintu terbuka, Saera lang keluar kamar mandi dan melihat daddynya tengah menatapnya tajam dengan ponsel di tangannya.
"Sayang, sini! Ada apa dengan mu? Siapa yang membuatmu seperti ini? " ucap Chan menarik Saera untuk duduk di tepi kasur bersamanya.
"Aa-aku tak apa dad, aku habis menonton drama jadi seperti ini, " jawab Saera tersenyum selembar mungkin.
"Kau tak pandai berbohong sayang, jujurlah daddy tak pernah mengajarimu berbohong seperti itu! "
Gadis itu tersetak kaget, ia memang tak bisa membohongi daddynya itu. Terpaksa Saera menceritakan semuanya secara detail kepada Chanyeol, tapi Saerapun sedikit ragu takut daddynya itu berbuat sesuatu yang akan merusak pertemanannya dengan keluarga Oh Sehun.
"Apa perlu daddy turun tangan? "
Saera menggeleng, "tidak dad, ini masalah Saera jadi biarkan Saera yang memgurusnya. "
"Putriku sudah besar ternyata, yaudah uruslah tapi ingat terus ceritakan kepada daddy jangan ada yang di tutup tutupi lagi. Dan ingat jangan menangis semalaman lagi, daddy tak ingin kau sakit sayang! "
Saera menganggukkan kepalanya mengerti.
"Sekarang siap siap, itu di bawah ada Lucas katanya mau ngajak hangout! " Chanyeol mengusap kepala anaknya lembut.
"Lucas? Ngapain? "
"Entahlah! Tapi benar daddy tak perlu membereskan oknum bernama Taeyong itu? "
"Tidak daddy!! "
Saera berlari kembali masuk ke dalam kamar mandinya, entah apa yang Lucas lakukan di rumah Saera sepagi ini. Sebentar Saera menatap jam dinding, seketika matanya membuat sekarang sudah pukul sebelas siang effeck weekend tak mengenal jam.
"Ishh siang banget, tapi gue gak ada janji sama Lucas? Bodo ahh yang penting sekarang gue mandi dulu kasian Lucas nungguin! "
Gadis itu bergegas mandi dan segera mengenakan pakaian yang tergantung secara acak, Saera mengenakan sebuah gaun anggun di atas lutut.
Saera hanya memakai liptint dan langsung berjalan keluar kamar menemui Lucas, saat telah sampai di bawah Saera melihat Lucas tengah tertawa bersama daddynya. Dua orang yang penuh dengan humor bertemu, Hmm.
"Aduh Saera cantik banget! Udah siap nih? " ucap Lucas terkekeh kecil.
"Kalian boleh pergi asal inget, jangan pulang malem! Saera tuh anak gadis gak baik pulang malem malem ok! "
Lucas mengangguk, "siap om! Saera ayo! "
"Aku pergi dulu dad, bye! "
Saera berjalan mengikuti langkah Lucas, "Lucas, kita mau kemana? "
"Istana peri! Silahkan princes! " Lucas membukakan pintu mobil untuk Saera.
Gadis itu hanya tersenyum dan duduk di kursinya, mungkin dengan ini ia akan bisa melupakan tentang Taeyong meskipun sebentar.
Lucas langsung menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Saera, pria itu terus bernyanyi ya Saera akui suaranya itu cukup bagus.
-----
"Udah sampeee princesnya Lucas!! "
"Cas bisa gak jangan manggil princes? Gue berasa anak lo! "
Saera menatap istana peri yang Lucas sebut itu, tetapi bukan istana peri yang Saera lihat melainkan sebuah salon ternama.
"Kita ngapain ke sini Lucas?? "
"Gue mau potong rambut, jadi temenin hehehe. Lo juga harus perawatan gue traktir! "
Dahi Saera berkerut, "lo potong rambut di salon? Gak di barber shop aja? "
"Ayo ah banyak omong banget! " Lucas kembali menarik tangan Saera untuk masuk ke dalam salon itu, lagi lagi Saera hanya menurut saja.
"Mbak, terserah dia mau di gimanain yang penting kelihatan fresh! Oh iya sekalian ganti stylenya yang lebih fresh inget! " ucap Lucas kepada seorang pelayan wanita.
Saera membulatkan matanya kaget, ia tak ingin melakukan apapun. Pelayan itu menuntun Saera untuk duduk di depan cermin, huft seperti Saera harus menurut saja lagi pula ini gratis dan Saera butuh gaya rambut baru.
Setelah dua jam, Saera telah siap dengan potongan rambut barunya dan gaya pakaian yang barupula.
"Lucas, gue udah selesai! " ucap Saera duduk di samping Lucas yang tengah sibuk dengan ponsel pintarnya itu.
Lucas mengangkat kepalanya menatap Saera, ia membulatkan kedua matanya.
"Cantik bener! Pangling gue! " ucap Lucas bangkit dari kursinya dan berlangsung berjalan mengelilingi Saera.
"Cantik udah sekarang kita pergi ke Cafe kan si Taeyong mau traktir kita! "
"Enggak ah gue males Cas! Mending kita jalan berdua aja ya? "
Lucas menggelengkan kepalanya, "enggak bisa, meskipun gue alergi sama yang namanya gratisan tapi kita perlu dateng! "
"Gue tau kok lo suka Taeyong dan lu gak suka liat Taeyong sama pacar barunya itu! " lanjut Lucas berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Saera langsung memasuki mobil dan duduk tepat di samping Lucas, "gue gak suka Taeyong ya! "
"Hahahaha bohong banget! Udah jangan malu kali keliatan kalo lu tuh baper sama Taeyong tapi gue gak bisa salahin lu begitu pula dengan Taeyong. Nih ya, cewek cantik, manis, kaya lo tuh gak cocok sama cowok brengsek kaya Taeyong! "
Saera menundukkan kepalanya, apakah memang dirinya sangat mudah di tebak oleh orang lain.
"Mulai sekarang lupain dia, dan jangan anggap gue ngajak lo ke salon buat bikin Taeyong nyesel! Salah gue ngajak lu ke sini ya biar gue tau cara ngabisin uang aja sama biar gue ada temen potong rambut! "
Gadis itu mengembangkan senyumnya, ia menatap mata Lucas yang terlihat sangat menenangkan.
"Jangan senyum dong tar gue suka!! " pekik Lucas sedikit mengerucutkan bibirnya.
Tawa Saera pecah, ia memang tak salah ikut pergi bersama dengan Lucas. Pria ini memang aneh dan absurd tetapi sangat penuh perhatian, "Makasih Cas! "
Tbc
Jangan lupa vote dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
School with The Devil
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Complete ____________________________________ ° Dia yang selalu hadir, belum tentu akan bersama dengan mu untuk selamanya. Bisa saja dia menemanimu karena sedang berada dalam fase kesepian. Jangan berpikir kau satu satun...