03.Adra

41 4 5
                                    

Sekedar info!

Makasih yang udah baca cerita amburadul saya ,gak maksa baca kok tapi yah alhamdulillah kalau dibaca😅

Saya menulis disini ngalir begitu aja, apa yg dipikirkan yah pengen ditulis disini. Kalau gak tuh jadi GATEL tangan😂😂.  Ada yang suka saya bersyukur gak juga gak papa.

~Adra~
"

Yaudah sini bukunya." akhirnya kak Angga memberi tanda tangan ke buku Adra.

"Aku pergi dulu yah,semangat Ana!" seru kak Angga sambil berlalu kembali kearah kerumunan para panitia.

"Kamu berani juga yah." ucap gue sambil terus menatap Adra."ganteng" kata itu yang terpikirkan saat gue terus natap dia.

"Nanti pulangnya jangan telat!" bukannya ngejawab malah merintah.

"Siap bos, tau kok gak suka nunggu kan?"

****
"Sharaf main ke rumah gue yuk!" Hani langsung meluk gue tiba-tiba.

"Lepas gak! Loe mah gak tau tempat yah, liat tuh banyak yang liatin kita dikira apaan nanti?" ketus gue sambil melepaskan pelukannya. Bukannya gue gak mau tapi masa dia meluk gue di tengah lapang gini, banyak orang yang salah arti jadinya.

"Iya gue lepas." ucapnya sambil cemberut

"Sorry gue gak bisa,udah janji sama Adra," jelas gue.

"Ada hubungan apa sih lo sama dia?" terlihat jelas dimatanya seolah menanti sebuah penjelasan.

"Gue dijodohin sama dia." jelas gue santai, males banget harus jelasin kalau gue dijodohin sama dia tapi sampai sekarang gue gak tahu status gue sama Adra apa.

"WHAT." Hani malah berteriak setelah mendengar ucapan gue, matanya membulat mulutnya menganga seolah tak percaya.

"Woy jangan teriak bisa budeg nih gue."

"Ya ampun Wulandari Sharafana lo serius? Kapan? Kok bisa? Terus gimana?" tanyanya dalam sekali nafas

"Banyak banget sih, nanti deh gue jelasin kalau sekarang gak sempet." jelas gue yang udah sangat gelisah takut si Adra udah nungguin.

"Pokoknya gue gak mau tau malem ini gue nginep dirumah lo! Jelasin apa yang terjadi!." Gue hanya mengangguk, kemudian berlari menuju gerbang sekolah mencari sosok Adra,

Gue lihat segerombolan cewek yang tengah berbisik sambil kegirangan, guepun mengikuti arah pandang mereka dan ternyata mereka tengah memperhatikan Adra yang tengah mengambil sepedanya sungguh pemandangan yang indah mata hazelnya yang menyorot tajam, keringat yang mengalir dipelipisnya serta kulit putihnya yang sedikit merah akibat kepanasan.

Dengan bangganya gue melangkah menghampirinya kemudian duduk diboncengan sepedanya, gue lihat segerombolan gadis tadi nampak terkejut sekaligus kecewa. Dalam hati gue tersenyum penuh kemenangan.

Gak akan ada yang bisa dapetin posisi gue saat ini. Batin gue

Egois, yah itulah cinta terkadang membuat kita sangat egois ingin memiliki.

***
Setelah sampai didepan rumah Adra kami mengetuk pintu rumahnya, namun tak ada jawaban akhirnya gue dan Adra masuk begitu saja kedalam.

"Halo tante." Sapa gue saat ternyata tante berlin yaitu ibunya Adra menghampiri kami.

"Aduh maaf yah tadi momy didapur jadi gak denger kalian datang." ucap wanita paru baya yang masih terlihat cantik itu.

"Mom aku kekamar dulu." ucap Adra kemudian melangkah menuju lantai dua.

Adra & WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang