Selamat menikmati
Budayakan vote❤
Gak suka yah gak usah bacaMasih flashback
→Kediaman Adra
"Dek udah siap belum sih lama amat?" teriak pak ilman pria paru baya yang terlihat masih tampan."Sebentar Dad." balas teriaknya, bukan apa² pasalnya Ayahnya berteriak diruang tamu yang berada di bawah sementara dia dikamar lantai dua.
Setelah dirasa rapi Adra melangkah turun menghampiri keluarganya yang sudah lama menunggunya.
"Ya ampun adek gue bisa cakep begini sih?" entah itu sindiran atau pujian yang dilontarkan oleh kakak Adra yang cakepnya sama kaya dia sedikit lebih tinggi darinya serta warna rambut yang sengaja diwarnai abu².
"Dady kenapa harus ada acara perjodohan ini? Adra tidak siap." terlihat begitu kentara diwajah Adra kesal,kecewa atas keputusan ayahnya ini.
"Dengar nak! Ini bukan seperti perjodohan yang kamu kira bakal langsung nikah, Dad hanya akan mengenalkan kamu pada anak temen ayah dan ayah harap kamu suka dan dia juga bisa merubah mu." jelas pak ilman begitu lembut pada putra bungsunya itu.
"Merubah bagaimana?" tanya Adra yang tak paham maksud ayahnya itu.
"Elah gak peka banget sih jadi orang, udahlah Dad ngomong to the point aja." sanggah Davin yang tak lain adalah kakanya Adra. Dia sudah geram melihat adik semata wayangnya ini yang selalu tidak peka.
Alih-alih mengerti Adra malah menunjukan ekspresi kebingungan tak jelas apa maksud kaka&Dadynya
"Huft.. denger yah adekku tersayang lo itu cuek,dingin,gak terbuka dengan adanya ini siapa tau calon lo bisa merubah diri lo jadi lebih baik, karena terkadang cinta bisa merubah seseorang." Setelah kakaknya menjelaskan Adra hanya ber-oh.
Untung adek gue kalau gak udah gue lindes pake lamborgini gue- batin Davin
-Rumah Wulan
"Wulan?"
"Kak Davin?"masa sih kak Davin yang dijodohin sama gue.
"Kalian sudah saling kenal?" pertanyaan itu menyentak keduanya untuk kembali dari pikiran masing²
"Ah yah Bun ini kakaknya temen aku waktu smp." jelas gue ke Bunda
Masa sih Ayah jodohin gue sama kak Davin padahal dari dulu gue suka sama adiknya.
"Assalamualaikum." ucap kedua orang pria yang baru saja muncul diruang makan, Adra yah dia Adra kok beda banget sih dia pangling nih liat dia pake kemeja celana bahan rambut dipomade wah makin ganteng.
"Wah ini yah Adra yang mau dijodohin sama Ana?" kali ini ucapan Ayah berhasil bikin gue shock dan jantung gue berdebar gak menentu kaya lagi berpesta ria.
"Yah Ryan ini anakku yang bungsu yang akan ku jodohkan." ucap seorang pria paru baya yang tengah merangkul pundak Adra.
Kita semua kini tengah menikmati makan malam bersama sesekali kulihat mereka berdua. Ekspresi Adra datar dingin seperti biasanya, kak Davin aku gak ngerti tapi terlihat kekecewaan dan tatapannya sendu.
"Jadi Adra itu temen smp Ana yah?" tanya Ayah berusaha untuk mencairkan suasana
"Yah om." balas Adra sambil mengulas sedikit senyuman.
"Saya setuju dengan perjodohan ini, lagipun saya sudah mengenal Ulan. Dia sering main kerumah." Ucap tante Berlin antusias.
"Yah kita juga setuju, lalu bagaimana dengan kalian?" tanya bunda sambil mengelus punggungku, gue gak langsung menjawab tapi saling pandang dulu dengan Adra seolah bertanya dalam diam apa dia setuju atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adra & Wulan
Genç Kurgukedinginannya membuatku penasaran,setiap ku mendekat aku selalu dihantam rasa sakit. ingin ku buat dinginnya menjadi kehangatan yang tak akan pernah orang miliki. Tunggu akan ku buat kau jatuh cinta! Adra