Nara pov
Sudah empat jam sejak Mark menelepon Jungkook. Belum ada tanda-tanda kedatangannya. Mungkin wajar karena jarak dari Seoul ke Mokpo itu sangat jauh. Dan ia yakin Jungkook kemari menggunakan mobil. Jika Jungkook menggunakan KTX, mungkin ia sudah tiba sejak tadi.
Mark melihat Hayoung yang duduk memeluk kedua kakinya. Gadis itu setia menunggu Jungkook tiba.
"Kalo Jungkook sama Abang berhasil nyelametin gua dari sini," Hayoung bersuara. "Gua harus berterimakasih sama lu pake cara apa?"
Mark tidak langsung menjawab. "Gausa pikir begituan. Yang penting lu bisa lolos dari sini."
Hayoung menatap Mark dengan lucu, membuat lelaki itu jadi sedikit salah tingkah. "A-apa?"
"Ngga. Heran aja kenapa lu nolongin gua."
"Emang salah kalo nolongin orang?"
Hayoung menggeleng. "Gua cuma mau bilang kalo pahlawan emang suka dateng kesiangan ya?"
Alis Mark terangkat melihat Hayoung tersenyum hingga matanya menyipit. Jantungnya berdegup kencang. Buru-buru ia memalingkan wajah dan berjalan menuju jendela di bagian belakang yang sudah berkarat.
"Ngapain?" Hayoung memerhatikan Mark yang melakukan sesuatu pada jendela tersebut.
"Buat jaga-jaga. Kalo ada situasi darurat, lu bisa kabur lewat sini." Terdengar suara mengerikan dari jendela yang dibuka. "Pokonya lu harus keluar dari tempat ini gimana pun caranya."
Mark menepuk kedua tangannya, membersihkannya dari debu yang menempel.
Tok tok tok
Kedua pandangan mereka tertuju pada pintu. Wajah Hayoung nampak ceria.
"Itu Jungkook!" Hayoung berlari membuka pintunya.
Cklek
"Kenapa kalian lamㅡ" Hayoung membisu seketika.
"Lama banget? Jadi lu nungguin gua dari kemaren hm?"
Itu...
Bukan Jungkook...
Mark panik. Bosnya, Kim Jaebum, sudah datang bersama teman-temannya di belakang. "Hayoung sini!"
Tubuh Hayoung sulit digerakkan. Kenapa? Kenapa di saat seperti ini?
Jaebum tersenyum menyeringai. Dengan cepat Mark berlari ke arah Hayoung dan menariknya sebelum Jaebum sempat menangkap tangannya.
"Jendela!" Teriak Mark.
Dengan perasaan takut luar biasa, Hayoung memaksakan tubuhnya bergerak. Hayoung hendak melompat keluar jendela, sayang ia mendengar Mark memekik.
Ia menoleh ke belakang mendapati Mark dibanting ke tanah.
"Mark!"
"La...ri..."
Hayoung sempat ragu sesaat. Namun keraguannya hilang begitu Yugyeom berlari ke arahnya. Ia langsung melompat keluar jendela hingga kedua lututnya membentur batu. Tak ada waktu untuk memikirkan rasa sakit, ia langsung bangkit dan berlari sekencang-kencangnya menjauhi gudang.
Hayoung berlari tak tentu arah, tak peduli ranting-ranting pohon dan kerikil yang melukai kaki telanjangnya. Ia terus berlari ke dalam hutan, melawan rasa takutnya akan kegelapan malam.
Ia yakin Yugyeom masih mengejarnya, sehingga ia berusaha menahan tangisnya agar tak terdengar.
Setelah jauh berlari, ia akhirnya memutuskan untuk beristirahat. Ia bersandar pada batang pohon yang besar dan tinggi, memegangi dadanya yang sesak. Napasnya terengah-engah dengan hebat.
YOU ARE READING
MLS ㅡ Cassanova VS Primadona; Jungkook
Fanfiction[Magnae Line Series] Sebenernya Jungkook suka gak sih sama Primadonanya sekolah? [On Going] Copyright ©2017 February, taesrgv