Chapter 1

299 73 20
                                    


Teettt...Teett

Panggilan untuk menuju penjara dunia sudah mulai terdengar

"Van kita masuk kelas nih"
Kata rifki sambil menepuk bahu evan dari samping

"Ya iyalah. hari ini kan pelajaran  pak priono guru yang pelitnya luar biasa sama nilai. Nanti yang ada dia ngasig gue nilai nol lagi!" Kata evan dengan menekan kata-katanya penuh kebencian

"Tau tu priono udah antik kayak gitu masih aja hitung-hitungan sama nilai nggak takut masuk neraka apa ya? Kata rifki sambil mendengus kesal!

"Padahal kan napasnya udah samek ujung entar lagi juga abis" kata salah satu temannya yang bernama rendi

"Hahahaha" tawa mereka pecah bersamaaan

"Iya itu kan guru kesayangan kalian" cibir evan kepada teman-temannya". "Sembarangan lo van bukannya Elo yang tiap hari dicariin sama pak priono" kata rifki membela diri

"Iya dicariin buat di hina mulu gara2 bego" sahut rendi

"Hahaha" tawa mereka terpecah lagi kecuali evan yang kini memsang wajah geram

"Anjirr lo"
Kata evan dan pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya

Evan berjalan memasuki kelasa dengan gayanya yang super cool membuat semua orang yang melihat nya bak melihat pangeran khususnya para kaum hawa ya

Evan memangang miliki paras yang bagaikan pangeran kerajaan yang mampu menghipnotis para gadis-gadis setiap kali melihatnya Apa lagi dengan gayanya yang cool, keren dan sikapnya yang cuek membuat mata para kaum hawa tidak bisa lepas dari darinya. Hal itu tentu saja menjadi totonan menarik bagi para kaum hawa lumayan buat cuci mata

Evan memasuki ruang kelasnnya dan melihat ada yang orang asing yang berani duduk di singgasananya

"Eh lo siapa? Kata evan sambil menggebrak meja." berani banget lo duduk dibangku gue?" Tanya evan dengan nada keras.

Tingkah evan sontak saja membuat semua orang terkejut setengah mati terutama kamila orang yang dituju oleh evan saat ini

" van, lo apaan sih cuma bangku diang juga. Kata mita berjalan kearah mereka"lo bisa duduk ditempat lain kalik" mita mempertegas kata-katanya

"Nggak"

Evan menatap kearah wanita bercadar itu sementara kamila hanya menunduk merasa bersalah pada evan

"Ma-af" ucap kamila dengan mata berbinar dengan wajah manunduk tentunya karena itu adalah cara kamila menjaga pandangannya dari yang bukan mahramnya

Tingkah lugu kamila tetu saja membuat evan geram ingin mengerjainya

"Eh gue heran kok bisa ya cewek aneh kayak lo masuk skolah ini"kata evan sedikit mencela"lo itu ninja atau apa sih" dengan tersenyum sinis" oh, atau jangan-jangan lo teroris ya makanya pajek penutup kayak gitu"

"Hahahaha" suara tawa seisi kelas pecah mendengar kata-kata evan

"Bibirnya doer kali tu van makanya ditutupin" celetuk rifki

Mendengar hal itu tentu saja membuat kamila bersedih matanya sudah berbinar-binar tapi dia bisa apa kamila sangat ingin menangis saat ini tapi menangis justru akan membuat dia terlihat lemah dihadapan teman-temannya. Dia hanya bisa tediam berusaha menguatkan hati mendengar celotehan teman-temannya

"Van, lo itu keterlaluan banget ya! kasian kan kamila lo hina-hina kayak gitu lo" tegas mita sambil mengusap pundak gadis itu

"Tau lo van kan kasiankan nanti anak orang nangis lagi"  sambut rendy lagi

"Hahahaa"

Evan hanya tersenyum sinis melihat kearah gadis itu yang tak berani menatapnya
Tak lama kemudian suara langka kaki terdengar dari arah pintu kelas

"Selamat pagi anak" sapa pak priono

Evan kenapa kamu hanya berdiri disitu

"Dia ngambil bangku saya pak" jawab evan seadanya

"Kamu kan bisa duduk di belakang" tegas pak priono

"Tapi pak"

"Nggak ada tapi-tapian cepat duduk nilai kamu saya potong"

"Iya pak" jawabnya sambil menarik nafas
"Emang gaji apa dipotong-potong dasar aki-aki peot" gerutu evan dalam hati

---------

Evan masih sangat kesal dengan kejadian itu dia tidak terima disalahkan oleh pak priono. Evan berpikir kalo semua ini salah gadis bercadar itu

"Gue harus bikin perhitungan sama mahkluk itu" gumam evan dengan nada kesal

Kamila yang terlihat berjalan melalui koridor sekolah untuk melihat-lihat sekolah barunya tentunya!
Dengan harapan bisa mendapat banyak teman disana

"Woy, cewek ninja" teriak evan kepada kamila yang saat itu lewat dihadapannya

Kamila yang merasa orang yang dituju evan mendekati evan dengan rasa gugup
"Ada apa?" tanyanya apa adanya

"Gue mau bikin perhitungan sama lo" menekan kata-katanya. "Perhitungan apa" jawabnya kamila gugup. "Lo itu udah bikin gue malu ya tadi"  jawabnya mendekatkan wajahnya kepada kamila. Hal itu tentu saja membuat kamil repleks dan mendorong tubuh evan hingga menjau darinya
Evan sangat terkejut dengan perlakuan kamila padanya lebih tepatnya sih marah ya.
Evan menatap kamila dengan sorot mata yang tak bisa diartikan
"Lo berani sama gue?" bentak evan kepada kamila.

Memancing perhatian semua siswa yang ada disana untuk melihat kearah mereka namun mereka hanya diam saja melihat dengan santai menganggap itu adalah totononan menarik

"Aku minta maf" ucapnya dengan rasa bersalah "aku nggak bermaksud ganggu kamu kok"  dengan nada takut

Mita yang  juga melihat mereka yang sedang terlibat obrolan serius lansung menghampiri mereka

"Ada apa ni?" Tanyanya membuat evan dan kamila menoleh kearah mita. Mereka hanya terdiam tanpa merespon ucapan mita tadi

"Eh mil, tadi lo dicariin sama buk fika tuh diruang guru" kamila hanya menjawab dengan anggukan lalu berjalan pergi melewati evan, namun langkahhya tertaham oleh tubuh evan

"Urusan kita belum selesai!!" bisik evan pada kamila

Aduh gimana dong ni?? evan kok pendendam banget sih jadi orang padahal kan cuma masalah sepele tapi dibesar-besarin

--------

Assalamualaikum hai readers maaf ya baru bisa up lagi dikarenakan kesibukan yang luar biasa..hehehehe

Maaf ya kalo ceritanya kurang gerget buat kalian soalnya aku masih penulis baru jadi saran kalian sangat diperlukan!!











Cahaya Di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang