11. Ash

2.9K 189 3
                                    


Gue meminta miss rania ketemu di taman sekolah pas gue lagi ada jam olah raga, itu berarti taman sepi karna termasuk jam proses belajar mengajar.

Gue berdiri saat miss rania berjalan mendekat ke-gue
"Ada apa nad?"

Gue menyerahkan papper bag itu ke miss rania tapi dia malah mengangkat sebelah alisnya.
"Maksudnya apa?"

Gue mengambil tangan miss rania dan menyuruh nya menggenggam papper bag itu.

"Makasih sama sepatunya, saya suka banget malah, tapi saya nggk bisa nerima, kalo saya nerima sepatu dari miss sama aja saya nuker pak harry make sepatu ini"

Miss rania tersenyum remeh ke-gue dan mengangkat sedikit dagunya.
"Owh kamu suka sama harry?"

"Itu bukan urusan miss"

Gue pun berbalik dan berniat meninggalkan dia, tapi suaranya menginstruksikan gue buat berhentin.

Dia jalan mendekati gue dengan angkuhnya. Iya elah gue tau lo cantik, banyak cowok yang demen sama lo, udah iya lo pantes sama harry.

JANGAN ANJIR

Yang bener aja gue mikirin hal begituan.

"I have a relationship with Harry, but you lil bicth yang
Buat harry selalu fokus ke kamu bukannya saya yang sebagai pasangannya, karna saya udah ada status yang jelas sama harry, saya harap kamu jauhin dia. Ok sayang" dia menyelipkan helain rambut gue yang menutupi wajah gue tapi gue tepis tangannya.

Cewek cantik, pinter, banyak yang suka, tapi nyatanya omongan nya gak bisa dijaga.
Guru yang selama ini dianggap malaikat sama seluruh warga sekolah, dimata gue gak jauh beda sama medusa.

"Nadine Ayoook dicariin pak nana kita" gue melihat lisa yang nyamperin gue.

"Siang miss" kata lisa dengan senyumnya dan dibales dengan senyum polos iblis Lucifer versi cewek ini.

Setelahnya lisa langsung narik gue kelapangan.

Harry pacaran sama miss rania?

Duh mamah, kayanya omongan mamah meleset, buktinya bukan nadine yang dapetin harry.

Gue menghentikan langkah gue dan lisa pun ikut berhenti jalan
"Kenapa nad?"

"G-gue pusing lis, gue ijin ke UKS, bilang pak nana" gue langsung pergi ninggalin lisa tanpa satu kata pun.

Gue bukan pergi ke UKS tapi gue pergi kekamar mandi.
Gue memasuki salah satu bilik toilet lalu menguncinya dan duduk diatas closet.

Gue mencari-cari nomor ropik
dan setelah dapet, gue men-diall nomornya.

'Hallo?'

"Hallo pik lo dirumah?"

'Iya kenapa nad, kok suara lo sember?"

Air mata gue mulai jatuh sedikit demi sedikit, dada gue rasanya sesek.

"Ropik jemput, gue mau pulang"

'Lahk kenapa emangnya?lo sakit?'

"IYA ROPIK JEMPUT GUE hiks"

'Iya iya ok sayang ya,tunggu ya gue otw'

Gue mematikan sambungan nya dan beralih meng-whatsapp Dinda, gue minta tolong sama dia tolong bilang ke-guru piket kalo gue sakit dan harus pulang.

Gue berjalan lemes menuju kelas, gue melepas baju olah raga gue dan menyisahkan gue dengan celana olah raga dan kaos oblong putih.

Gue memakai jaket gue dan memasukan barang-barang gue kedalam tas, gue melihat bayangan gue dari layar ponsel dan melihat kalo mata gue bengkak, idung gue merah dan rambut gue yang tadi dikuncir rapih jadi semrawutan.

Guru PPL •harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang