14. I want to kick him

2.2K 183 35
                                    


Gue, Dinda dan Ashton duduk disatu meja bundar yang muat untuk lima orang. Kami makan sekaligus bercanda. Sampe Ashton keselek tulang ayam, dan ini beneran gue gak bo'ong.

"Saya boleh duduk disini?"

Dinda sama ashton langsung ngebolehin harry duduk. Lo tau harry duduk dimana? Di samping gue.

"Yaelah pak make nanya boleh duduk apa nggak, duduk mah duduk aja asal bapak nggak bisulan mah hehehehe" kata ashton. Itu gigi ada cabenya ton _-.

Mata gue jelalatan sambil ngunyah makanan yang masih ada dimulut gue, niat buat nyari lisa, tapi mata gue malah ketemu sama miss rania yang kayanya lagi nyari orang sambil megang piring makanan dia dan begitu mata gue dan dia ketemu, dia berjalan kearah gue owh ralat harry maksudnya karna dia langsung duduk disamping harry, padahal disamping ashton kosong.

"Hey saya duduk disini ya"

"Iya miss" ujar ashton dan dinda secara barengan tapi dengan tampang malesnya.

Ada getaran disaku jaket gue, ternyata ada whatsapp dari bang liam karna gue berpikiran ini penting soalnya ponsel gue getar mulut. Gue membuka lockscreen ponsel gue dan membalas pesan bang liam.

Bang liam:
Bebeb
Bang liam:
Eeeeeaaakkkk
Bang liam:
Gimana jogja? Asik kah

Me:
Sampe pacar lo marah ke gue karna lo manggil gue bebeb awas ya
Me:
Baru juga sehari gue disini, tidur aja belum sempet

Bang liam:
Hehehehe
Bang liam:
Gue mau nanyain lagi nih, lo jadi ikut tanding nggak? Mumpung gue lagi buka website nya, biar sekalian gue daftarin
Bang liam:
Data diri lo yang foto copy-an masih sama gue

Me:
Belum bilang mamah sama papah, ropik belum tau juga
Me:
Bentar gue tanyain dulu

Bang liam:
Ok

Gue mengalihkan roomchat ke grupchat keluarga gue yang isinya ya cuma mamah, gue, papah sama ropik. Setelah mendapat persetujuan dari mereka semua, gue langsung ngasih tau bang liam lagi kalo gue diperbolehkan ikut. Asik kuy tanding lagi.

"Makan nya abisin dulu dong nad" gue denger harry berbisik ke-gue sambil mendekatkan piring makanan gue lebih deket lagi.

Dan gue langsung makan tanpa ada komentar. Meja ini jadi sepi ashton sama dinda ngomong jadi seperlunya, tadi sebelum miss rania dateng mereka berdua heboh banget ngomong sama harry nah pas miss rania dateng cuma dia sendiri yang ngoceh, ngoceh hanya untuk harry mungkin yang gak di dengerin sama harry.

"Kamu jadi tanding?"

"Jadi" gue jawab seadanya dan mulut gue juga lagi males buat basa basi busuk.

Dinda nyolek gue kaya orang mau nagih jawaban ulangan.
"Gue duluan ya canggung banget gara-gara ada si rania dadah nadine"

Pas dinda berdiri ashton juga ikut berdiri ninggalin gue sama dua orang nggak jelas ini, ya lord selamat kan aku.
Pada saat gue mau berdiri juga, tangan gue ditahan sama harry dan gue jadi obat nyamuk buat mereka berdua.

***

Yah ini hari terakhir gue dijogja, bye bye kota yang sangat, sangat, sangat beda dengan Jakarta. Tapi ini beda, hari ini gue ngeringkuk sambil megangin perut gue yang sakit bukan main. Ya gue lagi halangan dan pembalut gue abis, udah gitu sekarang dah jam 11 malem, dinda sudah tidur dengan suaranya yang hampir tiap malem bikin gue tidur make headset.

Akhirnya dari pada besok pagi gue, kelagapan kagak ada pembalut, gue mengambil dompet dan memakai jaket plus sendal hotel yang kemungkinan besar bakal gue bawa balik ke jakarta. Gue berniat ke supermarket hotel yang pasti jam segini masih buka.

Begitu gue mau jalan ke lift, bu yuli manggil gue.
"Nadine kamu mau kemana ini dah malem?"

"Saya mau ke supermarket bawah bu. Important banget ini"

"Tapi kamu jangan sendiri!"

"Yaudah ayo sama ibu"

"Yah nad, saya mau kekamar Regita, katanya dia sakit"

Gue masih menahan sakit dan bu yuli kaya lagi mikir siapa yang bisa nemenin gue, yaelah gue dah gede bu.

"Owh harry kemari!!"

Gue ngeliat harry berjalan kearah gue dan bu yuli.
"Kenapa bu?"

"Temenin nadine ke supermarket bawah ya, saya mau ke kamar regita soalnya"

Harry mengangguk dan langsung menggandeng gue menuju lift.
Selama perjalanan ke supermarket sampe balik lagi kehotel gue dan harry nggak ngomong dan pas di lift dia baru buka mulut.

"Kamu tanding lagi?"

"Iya"

"Kapan?"

"Masih belum tau"

Ponsel gue tiba-tiba bergetar dan ada whatsapp masuk dari liam, dia ngasih tau jadwal-jadwal pertandingannya, rules pertandingan, dan tanggalnya.

Pertandingan diadain dua bulan lagi, sekarang bulan juli dan berarti september tanggal 14 udah mulai pertandingannya.

Entah kebetulan atau apa tapi pertanyaan harry tadi akan terjawab sama gue.
"Eehmm. September tanggal 14-16"

"Owh ok saya bakal nonton"

"Serius kamu mau nonton saya tanding?"

"Iya saya janji"

"Mana kelingking nya"
Kelingking gue dan harry saling bertautan dan saat gue pengen melepas kelingking gue,harry malah menahannya.

"Nad don't leave me please" ujarnya dengan mata yang selama ini gue liat tegas berubah sayu.

"Saya nggak pernah kemana-mana har"

"Ya saya ngerasa kamu jauh sama saya gitu nad"

"Bukannya saya ya yang harus ngerasa begitu har?"

Suasana lift yang tadinya sepi kini tambah mencekam dan hening, setelah kalimat tanya yang seharusnya gak keluar dari mulut gue, meluncur dengan mulusnya. Gue mengungkapkan rasa sakit dan bingung gue selama ini.

"Kamu merasa saya jauh?"

Gue hanya diam sambil melihat kearah lain dan menaikan kedua alis gue.
"Kalau gitu saya gak akan ninggalin kamu"

Gue cuma menatap nya sama satunya dengan tatapan harry tadi. "Kalo itu jangan janji!"

"Gak saya akan janji buat nonton pertandingan kamu dan saya nggak akan ninggalin kamu"

Gue memberikan senyum terbaik gue untuk harry dan harry memberikan gw ponselnya, dia menyuruh gue membuat memo dan memasang alarm tanggal gue bertanding. Gw menuliskan tanggal dan menetapkan alarmnya.

"Ehhmm. Nad"

Gue melihatnya dan memberikan ponsel nya lagi, harry kaya kebingungan tapi kaya gugup juga, dih lama-lama gue bingung.

"Saya mau nembak Rania, enaknya gimana ya?"

Seketika pintu lift ke buka dan gue langsung berjalan keluar dari pintu lift.

Guru PPL •harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang