16. Hazz i'm lose

2.3K 156 20
                                        


Gue terus mendiall nomor itu, berkali-kali tapi selalu suara operator cewek yang jawab dan mengalihkan panggilan ke voice mail.

Anggap gue bodoh atau semacamnya. Gue masih berharap harry datang ke pertandingan gue, ini hari terakhir dan gue masuk final.

Awalnya gue maklumi dia gak dateng hari pertama dan kedua, mungkin dia lagi sama rania atau sibuk.

Ini udah mepet banget, kurang dari 20 menit gue akan naik keatas ring yang jujur gue udah gak ada minat banget.

Gue kecewa sama harry, ada mamah, lisa, ashton, dinda, ropik, bahkan papah sampe pulang saat tahu gue masuk final.

Gue masih menatap hp gue dengan terpampang kontak nomor harry.
Air mata gue jatuh dan membasahi layar datar ponsel gue, satu lagi janji nya yang dia ingkar.

Nggak ada kesempatan lagi, i think.

Bang liam memanggil gue. Gue mengusap wajah gue kasar. Gue lepas crop top menyisakan bra sport hitam dan memperbaiki ikat rambut lalu pelindung tangan gue.

Fokus itu yang gue butuhkan.

Bukan harry.

***

Harry POV

Gue udah hampir tiga hari ini sengaja nggak mengaktifkan hp gue dan gue memakai ponsel cadangan gue.

Niat gue buat ngerjain rania yang sekarang lagi ulang tahun, gue membuka kotak kue yang tadi gue buat sama Gemma dan memasang lilin disana. Tangan gue menjulur ke kursi belakang mobil untuk mengambil se bucket bunga lili warna putih dan pink.

Kaki gue melangkah memasuki apartemen rania dengan senyum gue yang terus nempel di bibir gue.
Setelah menyiapkan diri gue membuka pintu apartemen nya dan yang gue dapet adalah...

Rania yang cuma make kaos kebesaran dan dia duduk diatas pangkuan cowok yang cuma make boxer dan rania memeluknya mesra, tunggu gue kenal cowok itu. Anjing dia Hugo temen gue yang ppl nya satu tempat sama gue.

Kue yang gue bawa jatuh dan buat penghuni apartemen ini melihat kearah gue.
"H-ha-harry....a-aku...bis"

"Kita putus ran"

Gue berjalan cepat dan gue nggak perlu repot-repot nengok kebelakang karna rania nggak akan ngejar gue.

Bucket bunga lili yang gue bawa tadi gwlue buang kasar ketempat sampah, seketika rasa sayang gue ke rania hilang gitu aja, rasa care gue ke dia menguap.
Entah gue mau kemana tapi gue menepikan mobil gue di sebuah taman yang banyak di isi oleh anak-anak kecil yang di temani oleh orang tua nya.

Gue masih berdiri didekat mobil sampai rasanya kaki gue berat.
"Papah"

Ada anak perempuan umurnya ada kali empat tahun dan memeluk kaki gue erat. Gue berjongkok men sejajarkan tinggi gue dengan gadis kecil ini.

"Kamu cari siapa, anak manis?" tanya gue selembut mungkin dan anak itu ngeliat gue bingung. Dia berlari ke arah satu laki-laki yang pakaian nya sama kaya gue dan dia langsung menggendong anak itu. Owh dia cuma salah orang, anak kecil itu kira gue papah nya.

Anak kecil itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah gue dari balik punggung ayah nya dan gue membalas senyum dan melambaikan tangan juga.
Gue duduk di salah satu bangku taman dan mengeluarkan ponsel gue yang selama tiga hari ini gue matikan . Begitu ponsel itu nyala,banyak banget misscall, whatsapp dan sms dari nadine, sisanya temen-temen gue yang ngoceh di grup.

Sempet gue lihat ada alarm agenda yang terpampang di notifikasi hp gue.

Pertandingan kick boxing nadine 14-16 september 2018.
Location: Taman bunga cibubur.

WOY KENAPA GUE BARU SADAR KALO SELAMA INI GUE NGELUPAIN NADINE.

Gue melihat jam yang melingkar di tangan kiri gue. Jam 16:35.
Gue langsung melangkah kaki gue ke mobil dan menjalakan nya ke tempat pertandingan nadine.

Selama perjalanan ke sana yang makan waktu setengah jam lebih, gue merutuki diri gue yang mengabaikan nadine selama hampir dua bulan ini.

Gue terus-menerus mendiall telfon nadine tapi gak di angkat sama dia. Begitu sampe gue langsung masuk kedalam stadium yang nggak terlalu besar itu.

Kosong.

Tempat ini kosong dan hanya beberapa petugas ke bersihan dan orang-orang yang memakai pakaian yang sama dengan tulisan di pungung kaos mereka yang bertuliskan 'panitia'. Gue hampiri salah sati dari mereka dan menanyakan tentang pertandingan ini.

Panitia itu bilang kalau pertandingan udah selesai dari jam 3 sore tadi.

Sekarang gue bingung kudu gimana, gue tahu, gue salah. Ada dua bangku taman yang saling memunggungi, ada satu orang yang duduk disana dia memakai jaket warna abu-abu muda yang duduk membelakangi gue. Gue jatuhkan pantat gue di bangku yang kosong yang membelakangi orang itu juga.

Ponsel gue ambil dari kantong jeans gue dan gue baru sadar banyak voice mail dari nadine dan gue buka satu-satu.

'Har! You okay?'

'Har please reply my massage'

'Haz, hari ini saya tanding, kamu dateng kan?'

'Sibuk ya har?'

'Har ini hari kedua saya tanding, kamu dateng kan?'

'Har saya masuk final'

'Har saya mau main kurang dari 20 menit lagi saya naik keatas ring, do'ain saya ya, ya walau saya tau kamu nggak akan baca atau pun balas telfon saya apa lagi dengerin ini, take care to you haz, ok haz saya dah di panggil bang liam lov--- bye haz"

'Haz saya kalah hehehehe'

Begitu isi voice mail yang gue denger yang ada di barisan paling atas.

Dan gue hampir dengar nadine ngomong love you, itu buat gue senyum-senyum sendiri. Gue cukup tertegun dengar semua voice mail yang nadine kirim, sebagian suaranya parau bahkan saat dia bilang, dia masuk final.

"Aaaaarrrrrrggggggg........"

Bukan main gue kaget pas orang yang ada di belakang gue teriak dan ternyata dia cewek, tudung jaket yang dia pake lepas dan terlihat rambut dirty blonde nya.

"EMANG GOBLOK LO NADINE, SUKA RALAT CINTA SAMA COWOK MACAM GURU PPL YANG DEKET SAMA LO,DAN TIBA-TIBA PERGI SETELAH NGUCAPIN JANJI NYA YANG GAK BISA DIA TEPATIN SEMUA. LU IDIOT NADINE, LO GOBLOK, BEGO DAN SEBANGSANYA AAAAAARRRRRRGGGGGGG BANGSAT.........HARRY GUE BENCI LO.......HARRY BANGSAT-TE STYLES"

Heh?

Guru PPL •harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang