(2) Ulangan

12 1 0
                                    

Buku yang berjejeran bertumpuk manis diatas meja Radit sukses membuat Tari melongo

'gila juga nih anak cari kerjaan buat ada alasan nggak ngomong sama gue , sori ya dit , gue ini Tari , lo nggak akan bisa ngelak'

"eh Radit , lo belajar apaan sih?" tak ada jawaban

"Dit , gue mau nanya serius nih , dengerin dong" sontak Radit menghentikan kegiatan membacanya , tapi tanpa jawaban apa apa , ia hanya diam menunggu lanjutan kata kata Tari , Tari yang tak peka ini malah mengernyutkan dahi tak paham , ia kesal sendiri karena Radit tetap tidak menjawab , karena kelamaan nunggu , Radit kembali melanjutkan aktivitasnya

"oke Dit , tanpa mukadimah gue bakalan langsung to the point ke elo" Tari tampak berpikir , apa yaa kira kira yang harus ia tanyakan , kira kira topik apa yang dapat menarik perhatian Radit

Setelah mendapat ide , Tari sok serius mencoba menghadapkan badannya ke arah Radit agar Radit benar benar percaya ini hal yang serius dan terlihat sedikit privasi , hal hal privasi tentu sangat pantas untuk dikepoin bukan ?

"jadi bener ? Lo indigo?" kali ini Tari benar benar berhasil membuat Radit menoleh kearahnya dengan tatapan 'lo tau darimana?' belum sempat ia bertanya fokus Tari malah teralihkan pada seorang pria yang baru tiba

"eh telor cicak" teriak Tari pada pria yang baru tiba tadi ,  dan anehnya ia kaget mintak ampun ketika ngeliat Tari yang tengah memanggilnya dengan sebutan itu .

'Tari pindah kesini ? Dan sekelas sama Kevin?' batin Topan , Topan berusaha menormalkan degupan jantungnya yang tengah dangdutan , ia berusaha seenjoy mungkin dan mencoba menjadi Kevin didepan Tari .

"eh , Tari , apa kabar ?" sontak Tari melongo , sejak kapan Kevin jadi ramah begini

"Dit , lo yakin nggak ini Kevin?" tanya Tari pada Radit , tentu saja Radit tau kalau itu bukan Kevin , satu kelas juga tau kalau ulangan yang datang bukan Kevin , tapi Topan , baru saja Radit ingin menjawab , Tari lagi lagi mengacanginya , Tari berjalan kearah pria yang dianggapnya Kevin itu dan mencoba mengusap keningnya

"sehat lo ? Perlu gue antar uks sekalian?" Topan mati kutu , kini Tari tengah memegang jidatnya , Mimpi apa ia semalam ? , dan sekarang ia makin pusing lagi karena ia tak bisa meniru kevin

"eh.. oh.. , anu , gue"

"mana mana?"

"Yang mana sih orangnya ?"

"oh , yang itu ya ?"

"gila , bener juga lo"

"cantik juga anak barunya"

"Kev , mereka pada ngomongin gue ya ?" tanya Tari sedikit risih dengan keadaan seperti ini , ia pernah mengalami kejadian ini sebelumnya disekolah lama , dimana orang orang berkumpul didepan kelasnya untuk mencari mana orang yang namanya Tari , ia benar benar tak kuat jika sudah seperti ini , walaupun kali ini dengan topik yang sedikit mrnyanjungnya .

'gue tau lo nggak nyaman Tar , lo pasti ingat kejadian lo dulu' Topan merasa tau apa yang hendak ia lakukan , sifat Kevin yang semena mena dapat ia gunakan untuk mengusir cowok cowok pengejar gadis gadis cantik seperti Tari .

"ngapain liat liatin cewek gue ? , pergi lo! , mau berurusan sama gue lo ? Awas lo semua!" dalam sekejap , kerumunan tadi sudah menghilang , tak ada yang mau mengambil resiko dengan menganggu miliknya Kevin .

"enak banget tuh mulut ngomong ya" benar , Topan melupakan Tari , ia tak tau apa Tari senang atau tidak dengan kata katanya tadi , apa sekarang Tari sudah risih dengannya ? .

"gila aja lo , udah kesebar deh tuh kalau gue cewek lo" sial! , Topan bego bego bego , ia benar benar tak memikirkan itu tadi , satu sekolah bakal ngegosipin Tari dan Kevin .

"lo mikir apa sih Kev ? Heran deh gue"

KRIIIIIING

Bel tanda masuk sudah berbunyi , kelas mendadak penuh , Topan berusaha tak menoleh sedikitpun ke arah Tari yang masih menatapnya dengan tatapan tak percaya . Tidak , ini tidak bisa dibiarkan , mungkin ia harus berbicara pada Tari nanti.

Bunyi sobekan kertas telah memenuhi ruangan , Pak Tono masuk sambil membawa beberapa kertas yang sudah bisa ditebak adalah soal ulangan .

Tari mengeluarkan buku khusus yang sudah ia siapkan untuk mengambil kertas bagian tengahnya itu , kini beberapa mata tertuju padanya  .

"minta kertas dong Tar , kertas gue abis"

"gue juga"

"gue juga dong"

"gue gue"

Tak perlu menunggu lama , buku Tari tadi sudah sangat tipis , Tari melongo ketika melihat buku gadis yang meminta kertas padanya tadi , kertas dibukunya masih banyak malah minta minta , Tari tampak mengusap ngusap dadanya agar memberi sedikit kekuatan padanya .

"Dit , kita mau ngapain sih ? Kok kayak mau ulangan gitu ya?" okee , ternyata Tari belum juga peka dengan apa yang terjadi .

"lo bener , kita kan sekarang ulangan Sejarah"

JLEB

"sumpeh lo dit ? , gue ga tau , materinya yang mana pun gue ga tau, gimana dong dit ?"

"ananda Tari ada apa?" Pak Tono melihat kegelisahan Tari

"sa.. saya lupa bawa pena pak" ujar Tari asal , Pak Tono langsung menatapnya dengan tatapan tak percaya .

"suwer pak" Tari mengacungkan tanda suwernya tinggi tinggi yang berhasil membuktikan ke seisi kelas kalau ia berbohong .

"Tar , penanya ditangan yang lo angkat tinggi tinggi sekarang" bisik Radit , namun sepertinya tetap terdengar seisi kelas karena kelas yang hening , sontak semua orang tertawa menertawai kebodohan Tari yang kini tengah menginjak injak kaki Radit .

"maaf pak" ujar Tari memohon maaf pada Pak Tono

"lain kali , jangan coba coba tipu saya, gara gara kamu waktu ulangan jadi kurang" ujar Pak Tono garang , sontak Tari langsung merinding dan bersumpah tak akan macam macam pada Pak Tono lagi

Niatnya tak ingin macam macam pada Pak Tono tadi malah membawa bencana besar baginya , ia jadi takut untuk menoleh kiri kanan , ia juga takut menanyakan jawaban pada Radit , ia mulai pasrah , karena ia benar benar belum mempelajari materi yang diujikan kali ini .

Sambil menunggu waktu habis , Tari memilih untuk melihat aktivitas teman temannya , oh , ternyata tak sedikit yang curang  , masih banyak yang membawa jimat  , dan berusaha menyelipkannya ditempat yang tertutup , ditempat yang tak terlihat oleh Pak Tono .

Kini matanya tertuju pada Kevin , ya , maksudnya Topan , tapi ia tak tau jika itu Topan kan ? , ia masih menganggap itu Kevin , Kevin yang kali ini ia lihat tampak tengah mengerjakan ulangan dengan khusyuk , benar benar tenang , didalam lubuk hatinya yang paling dalam ia kagum pada anak satu itu , tanpa tau kalau Kevin lah yang paling curang dikelas sekarang .

Mendadak ia teringat pada kejadian tadi siang , ia yakin kabar itu sudah tersebar sekarang , huh , apa boleh buat , ia tak bisa lagi melakukan apa apa sekarang .

Secarik kertas mendarat dimejanya , ternyata itu lembar jawaban Radit , dengan secepat kilat ia menyalin habis lembar jawaban Radit , tapi , Radit mengosongkan satu nomor .

Setelah melihat Tari sudah menyalin habis lembar jawabannya , Radit kembali mengambil lembar jawabannya , dan mengisi nomor yang kosong itu , Tari menendang nendang kaki Radit meminta jawaban yang kosong tadi , tapi Radit malah berjalan kedepan mengumpulkan lembar jawabannya .

Setelah kembali ke kursinya , Tari tampak tengah meminta penjelasan atas hal yang dilakukan Radit , apa Radit takut tersaingi .

"kosongin aja" bisik Radit

"percaya sama gue" bisik Radit sekali lagi , Tari mencoba percaya dan berlalu kedepan untuk mengumpulkan lembar jawabannya .

KRIIIIIING

Bel tanda keluar sudah berbunyi , Tari lega tetap sempat mengisi lembar jawabannya tadi , ia sangat berterimakasih pada Radit , jika Radit tidak memberikan lembar jawabannya tadi , Tari nekat mengumpulkan lembar jawaban kosong .

"Tari  gue mau ngomong" ujar dua pria bersamaan , membuat Tari menoleh menatap mereka bergantian , mereka , Radit dan Topan .

SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang