7. Kebetulan atau Takdir?

330 17 0
                                    

"Jika bertemu denganmu adalah suatu kebetulan, maka aku ingin kebetulan itu berulang-ulang."
~ 🌹 ~

Setelah selesai berbelanja di pasar aku langsung pulang ke rumah. Aku membantu Bibiku memasak untuk makan malam nanti.

Selain memasak makanan untuk makan malam, kami juga membuat kue untuk menyambut kedatangan Nenekku yang baru mau pulang dari rumah saudaranya.

Sementara Paman dan Keponakanku sibuk memperbaiki jendela yang pecah tadi. Setelah selesai membantu Bibi memasak, aku izin untuk kembali ke tempat ternyamanku.

Ya, dimana lagi kalau bukan kamarku. Tempatku mengeluarkan segala keluh kesahku tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa aku masih sangat terpukul dengan perceraian orang tuaku. Tak terasa aku sudah dua minggu tinggal di sini.

Saat tiba di kamar, aku langsung menuju meja di sudut kamarku. Kuambil sahabat terbaikku, sahabat yang senantiasa setia menemaniku dan mendengarkan keluh kesahku.

Ya, hanya lembaran putih dan tinta hitam inilah tempatku mencurahkan isi hati,dan menceritakan segala yang aku alami.

Dear Diary

Hari ini aku bertemu seseorang yang membuatku merasakan perasaan yang belum pernah kurasa. Aku terpesona dengan senyuman dan tutur katanya yang lembut. Sikapnya yang sopan.

Jujur di saat dia tersenyum aku merasa bahagia. Dunia seakan-akan terfokus padanya. Apa ini yang namanya jatuh cinta? Tapi aku tak pantas untuknya.

Apalah aku ini, penuh kekurangan tanpa kutahu apakah aku memilki kelebihan. Aku hanyalah seorang gadis dari keluarga biasa-biasa saja yang hidup dalam kesederhaan.

Paras tak seberapa, keluarga hancur, masa depan pun masih blur. Sedangkan dia memiliki semuanya. Dia terlalu sempurna untukku.

Aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Kami takan pernah bisa bersama. Biarlah rasa ini kusimpan rapi hingga suatu hari Allah akan menjawab rasaku.

Biarlah waktu yang menjadi penentu. Ya, kamu tetaplah seperti itu. Karena aku hanya bisa mengagumimu dari jauh tanpa bisa bersamamu.

Assyifa Salsabilla

Kutuliskan semua isi hatiku. Aku tahu bahwa hatiku tak bisa merelakannya. Walau mulut berbicara seolah-olah rasa ini biasa saja. Namun aku sadar diri, tahu posisi, dia siapa dan aku siapa? Cukuplah bagiku mencintaimu dalam diamku, mendoaknmu dalam hening, dalam ketidaktahuanmu.

~ 🌹 ~

Hidupku Perjuanganku   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang