19. Awal Perubahan

160 5 0
                                    

Hari yang indah untuk awal yang lebih baik. Hari pertama setelah akhir pekan. Seperti biasa,aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Sekarang baru pukul 06.15 Wib tapi aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Entah mengapa hari ini aku begitu bersemangat untuk memulai pelajaran.

Tap...tap...tap.... Langakah kakiku begitu cepat menuruni anak tangga satu per satu. Hanya dalam hitungan detik aku sudah tiba di bawah dan segera menuju ruang makan.

"Hai bi,hai nek",sapaku ramah tak lupa ku lengkungkan senyuman indah di wajah. Bibi dan nenekku hanya membalas dengan senyuman. "Kamu kenapa Fa? Kayaknya semangat banget",tanya bibiku. "Habis menang lotre kali ma",timpal sepupuku asal. "Menang lotre? Menang lotre gigi lu rontok",jawabku. "Terus kenapa?". "Iya Fa,kamu gak kayak biasanya. Lebih sumringah. Nenek senang liat kamu yang seperti ini". "Hemmm nenek",aku mendekap nenekku erat.

"Bibi gak dipeluk?". "Haah, bibii",aku pun mendekap bibi. "Eeehh ehhh,hati-hati nanti sayurnya tumpah". "Hee iya bi". "Dasar kaum hawa alay",ucap sepupuku pelan namun masih bisa kudengar. "Kamu cemburu?",godaku. "Iihh apaan sih mbak,yah gaklah. Mana mungkin". "Udah udah ,kalian sarapan dulu. Nanti telat ke sekolahnya". "Iya bi". "Iya ma".

Sementara nenek dan bibiku fokus kembali dengan masakannya. Ya,dapur dan ruang makan di rumah nenekku ini menyatu hanya terhalang lemari kayu saja. Akhirnya aku dan sepupuku makan nasi goreng yang telah dibuatkan bibiku.

"Alhamdulillah kenyang",ucap kami bersamaan. Setelahnya kami berpamitan kepada bibi dan nenekku. Kalau paman,dia kerja di luar kota,biasanya pulang satu bulan atau dua bulan sekali. "Berangkat dulu ya nek,bi". "Berangkat ma ,nek". "Assalammualaikum". "Iya ya hati-hati".

Setelah berpamitan kami pun keluar gerbang menuju sekolah masing-masing. Sekolah kami searah untuk beberapa meter,setelahnya aku belok ke kiri sedangkan sepupuku lurus. Karena sepupuku ini masih kelas 5 SD. "By dek". "By mbak".

Kukayuh sepedaku dengan kencang. Kini gerbang sekolah sudah di depan mata. Setelah memasuki gerbang,aku menaruh sepedaku di parkiran. Hening itulah suasana di sekolahku saat ini. Hanya ada pak satpam,beberapa guru dan anak murid saja yang sudah berada di sekolah. Wajar saja sekarang baru pukul 06.30 Wib.

Akhirnya,aku memutuskan untuk menunggu teman-temanku dan duduk di depan kelas. "Masih sepi banget ya",ucapku sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku. Pukul 06.32 Wib.

Beberapa menit berlalu. Sekarang suasana sekolah cukup ramai. Karena sebentar lagi hari pukul 07.15 yang berarti upacara akan segera dilaksanakan.

Kriiing......Kriiing...... Benar saja ,tak lama kemudian lonceng pun berbunyi kami berlarian menuju lapangan untuk melaksanakan upacara.

"Ayo Afifah! Cepetan! Nanti kita dimarahin tahu". "Iya Fifah ,kamu lambat banget sih". Kami mulai geram karena harus menunggu Afifah memasang dasi serta ikat pinggang. Memang seperti ini kebiasaan sahabatku yang satu ini. "Iya bentar lagi. Nah sekarang selesai". "Ah lama ayo!". "Eeehh  tungguin!". Kami pun berlari kecil menuju lapangan diikuti Afifah yang tampak berjalan dengan santai.

Upacara berlangsung selama kurang lebih 60 menit. Setelah upacara selesai,kami diberi waktu untuk beristirahat sejenak sekitar 15 menit. Setelah itu barulah jam pertama pembelajaran dimulai. Dan seterusnya,hingga tiga kali pergantian mapel,barulah bel istirahat berbunyi. Pukul 10.00 Wib. Kriing...Kriing.......

Seketika bel berbunyi seketika itu pula suasana kelas berubah,yang tadinya sunyi sekarang ricuh. Karena ocehan para murid. "Ok anak-anak,sampai di sini dulu materi kita hari ini. Kita lanjutkan minggu depan. Assalammualaikum",ucap guru muda yang merupakan guru akidah akhlak di sekolahku,beliau baru saja tamat S1. "Waalaikumsalam bu",sahut kami bersamaan.

Aku pun membereskan peralatan yang tadi digunakan dan memasukannya ke dalam tas. "Kantun yuk kuy",ajakku sumringah. "Fa,lo gak lagi sakitkan?",Afifa mengernyitkan keningnya. "Enggak,emangnya kenapa?". "Gak biasanya lo mau ke kantin. Lo biasanya paling malas kalau diajak ke kantin.Lo kan satpam di kelas ini",tambah Afifah. "Iya nih tumben-tumbenan lo Fa". "Ada yang pengen diincar kali". "Mungkin sih". Cerocos teman-temanku. "Iihh apaan sih kalian,jangan nethink napa? Ayolah kuy?". "Iya ya hayuk deh. Kali aja ada yang lagi malarindu",Desi terkekeh.

Akhirnya kami pun berjalan menuju kantin. Aku melihat Elena yang masih merapikan buku-bukunya,akhirnya aku tunggu dia di depan kelas. Sedangkan teman-temanku yang lain sudah berjalan duluan. Ini siapa yanga ngajak,siapa yang ditinggal yak-batinku.

"Eh Syifa,kamu nungguin aku ya? Maaf agak lama soalnya tadi aku ketinggalan catatan terus numpang nyalin sama Desi",ucap Elena lembut. "Eh iya,gak apa-apa kok Len. Sekalian ada yang mau aku tanyain sama kamu". "Mau nanya apa Fa?". "Heem tapi kamu jangan goda aku ya?". "Ih ngapain juga aku godain kamu Fa,aku masih normal kali". "Heehe iya. Aku mau nanya. Aldi kakak kamu itu gimana sih orangnya?". "Heemm
,setahu aku ,dia orangnya baik,perhatian,lucu. Tapi sayangnya dia itu sering ngeselin,kita aja hampir tiap hari ributnya. Eehh btw ngapain kamu nanyain dia? Jangan...jangan...?". "Haah,enggak Len,bukan aku tapi si Tiara. Tadi dia ngomong sama aku,dia minta tolong buat nyelidiki kakak kamu". "Oh,Tiara? Tiara anak kelas kita itu?". "Iya Len". "Gitu ya, setahu aku kakakku itu udah punya pacar deh,yah walau pacarannya terpaksa". "Terpaksa gimana Len". "Itu,dua minggu lalu kan ada cewek satu kelas sama kakakku nembak kakakku,yah karena kasian dan gak mau buat dia malu,yah kak Aldi terima deh". "Heemm,kasian si Tiara udah gak ada lowongan tuh". "Coba aja dulu. Lagian kak Aldi udah gak tahan sama tuh cewek,katanya hari ini dia mau minta putus. Tapi saran aku gak usah suka sama kakakku deh Fa". "Kenapa?". "Tuh anak songong ,sok keren. Gitu-gitu dia itu playboy cap ikan teri",Elena terkekeh. "Masa sih Len?". "Iya bener". "Haaha,kamu itu ya mau jadi adik durhaka? Pake bongkar aib kakaknya segala".

Sepanjang jalan menuju kantin kami terus menceritakan hal yang sama,ya Aldi,lebih tepatnya bongkar aib si Aldi. Hingga beberapa saat kemudian kami pun tiba di kantin.

"Fa,Len sini",aku melihat Tiana melambaikan tangannya ke arah kami. Kami mendekat ke arah mereka. "Kalian lama banget sih". "Iya nih,kita udah kelaperan nungguin kalian berdua". "Iiyaa iya maaf",ucapku dan Elena bersamaan. "Ya udah kalian pesan apa?". "Aku bakso sama es jeruk". "Sama". "Kalau aku mie ayam sama teh manis". "Iya aku juga".Begitulah suasana ricuh saat kami memesan makanan di kantin.

Bismillah ini hari baru,lembaran baru,hidup baru. Aku harus mengikhlaskan semua yang sudah berlalu. Dan menjalani hari demi hari untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Percayalah bahwa takdir-Nya lebih baik dari semua yang pernah kuimpikan. Dan semua akan indah pada waktunya. Seperti halnya pelangi di senja hari.

Semangatlah wahai diri
Bangkit dan berjuang lagi
Dengan gigih tanpa henti

                    **.....................**

See you next part💕👋🖐
Don't forget Votes & Coment ya Guys!!😊

Hidupku Perjuanganku   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang