17. Bersamamu Mengarungi Waktu

186 7 0
                                    

Hari terus berganti dan waktu pun terus berlalu. Seiring dengan hal itu,persahabatan yang terjalin diantara kami semakin lekat.

Tiga bulan sudah Elena menjadi bagian dari kami,tiga bulan pula aku mengenal orang aneh itu. Yang sekarang aku tahu namanya,Erwin Aldiansyah,kakak kandungnya Elena.

Banyak hal yang sudah kami lalui bersama,dan banyak hal pula yang aku ketahui dari mereka. Satu kenyataan pahit yang membuatku susah untuk bernafas lega.

Beberapa hari yang lalu,karena rasa penasaranku yang menggebu-gebu.Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Erwin perihal sakitnya Elena. Dan setelah mendengar cerita dari Erwin ,aku seakan-akan ditampar oleh kenyataan yang memilukan. Hatiku seakan-akan disayati oleh sembilu setelah tahu bahwa sahabat baruku itu mengidap sakit yang begitu parah,yang mengancam nyawanya "Leukimia stadium akhir". Satu kata yang berhasil menggegerkan seluruh tubuhku.

Dan yang lebih parahnya lagi Elena harus rutin check up kedokter setiap bulannya. Mengerikan,itulah kata yang sesuai dengan kondisinya saat ini. Penyakit itu sering kali datang tanpa diundang. Dia bisa menyerang kapan saja tanpa bisa diduga. Alhasil,jika sakit itu tengah melandanya,Elena sering kali bersandar dibahuku sambil memeras tanganku untuk menetralisir sakit yang tengah ia rasa.

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana manusia menjalani kembali aktivitas rutinnya setelah libur akhir pekan. Namun tidak dengan Elena,upacara telah usai,bel pertanda memulai pelajaran jam pertama sebentar lagi akan berbunyi,hingga saat ini gadis itu belum kelihatan batang hidungnya.

Kami teman dekatnya pun merasa khawatir serta was-was menanti kejadirannya. Kami berharap dia baik-baik saja. Kami bertujuh pun setia menantinya di depan pintu kelas sambil sekekali melihat ke arah gerbang sekolah.

"Duuh kamu kemana sih Len? Udah jam segini kok belum datang juga?",gumamku khawatir.  Namun sesaat resah itu sirna,dan berganti kecemasan serta kekhawatiran yang lebih mendalam.

"Ini kelas IX A kan?" Tanya Shella tetangga kelas kami sekaligus tetangganya Elena. "Iya betul. Emangnya ada apa?",jawab Desi salah satu sahabat dekatku.  "Ini surat izin dari Elena dia masuk rumah sakit sejak hari minggu kemarin,sakitnya kambuh lagi",jelasnya. Sontak kami pun terkejut dan membuka surat pemberian Shella itu. "Kriing kriiing kriiiingg". Tak lama berselang bel masuk pun berbunyi. "Ya udah aku balik ke kelas dulu ya",ucap Shella diikuti dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. "Ok,terima kasih Shell",ucap kami hampir bersamaan.

Enam jam berlalu ,sekarang giliran bel pertanda pulang yang dibunyikan. "Kriiing,kriing,kriing,kriiing". Suara bel itu merubah suasana sekolah yang tadinya hening menjadi gaduh. Kami pun berkemas-kemas,tak sedikit pula yang berteriak kegirangan. Setelah selesai berkemas,membaca doa setelah belajar,kami pun berpamitan kepada guru yang mengajar kami di kelas saat ini. Setelahnya kami pun berlarian melangkahkan kaki menuju istana surga dunia masing-masing.

Hari ini rencananya kami akan membesuk Elena,tapi kami tidak tahu apakah Elena sudah ada di rumahnya atau masih di rumah sakit.

"Jadikan kita besuk Elena hari ini?" Tanya Putri salah satu sahabat dekatku. "Jadilah pastinya demi persahabatan kita",timpal Afifah. "Tapi kitakan gak tahu Elenanya sekarang ada dimana?",ujar Vika. "Iya nanti kita udah ke rumahnya tahu-tahu Elenanya masih di rumah sakit",kali ini sahabatku Tesa yang angkat bicara. "Iya juga ya,terus gimana?",tanya Tiana. "Udah gampang nanti biar aku hubungi kakaknya langsung,aku punya nomor handphonenya kok",ucapanku sepertinya cukup membantu. Namun keenam sahabatku itu melirik ke arahku dengan tatapan tajam.

"Eeehh kenapa? Aku cantik ya?",godaku menjahili mereka. "Kamu udah kenal sama Erwin kakaknya Elena itu?". "Kamu dapat nomernya dari mana?". "Diakan anak baru,kok kamu bisa kenal dekat sih sama dia?". Beribu pertanyaan mulai menyerangku. Aku hanya tersenyum sambil berlalu.

Mereka tak tahu bahwa aku sedang dekat dengan Erwin,karena aku memang merahasiakannya. Kalau gak ,aku bisa diintrogasi habis-habisan sama mereka.

Telah banyak waktu yang kita lalui
Banyak hal yang sudah kita alami
Tetaplah di sini berdiri di sisi
Temani diriku yang lemah ini
Karena cuma kamu yang bisa memahami diri ini
Denganmu ku temukan kenyamanan yang sejati

Kata-kata itu seringkali membuatku senyum-senyum sendiri. Entah apa maksud seseorang itu mengucapkan hal tersebut kepadaku. Namun anehnya aku bahagia,lebih bahagia dari biasanya.

Mungkinkah ini cintaaaaaa
Hingga kau selalu adaaa
Kamu kamu kamu selalu kamu
Dipikirankuuuu disetiap hela nafaskuuu

Lagu itulah yang sesuai untuk menggambarkan keadaan hatiku saat ini. Be smile😊

Don't forget vote & coment
The next part,coming soon*

Hidupku Perjuanganku   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang