10.Kebetulan yang Menyenangkan

261 13 0
                                    

      Waktu terus berlalu,hari terus berganti. Sekarang aku sudah mulai bersekolah di sini. Bibiku mendaftarkan aku di sebuah sekolah agama Madrasah Tsanawiyah Hidayatullah,yang jaraknya tak jauh dari rumah nenekku.
        Sudah lebih kurang satu minggu aku bersekolah di sini. Hari-hari di sekolah baruku terasa hambar karena aku tak memiliki seorang teman pun. Hingga suatu hari semuanya berubah.
           "Bu,pesan baksonya satu",tuturku saat di kantin. "Oh iya minumnya apa?",gumamku. Akhirnya aku kembali menghadap bu kantin."Bu,jus jeruk satu",sambungku bersamaan dengan suara seseorang yang pesanannya juga sama denganku. Aku terdiam sejenak dan menoleh ke samping kiri. "Kamu? Kamu Syifa yang nyelamatin ibu aku waktu di pasarkan?",tuturnya. "Kamu? Aditkan? Kamu kok bisa di sini?",jawabku kebingungan. "Ya,aku emang sekolah di sini ,aku sekolah di Madrasah Aliyah Hidayatullah,dan sekarang aku baru duduk di kelas X. Kamu ngapain di sini,apaaaa??,sambungnya seolah sedang berpikir.
         "Kamu juga sekolah di sini?",ucap kami bersamaan. Sontak kami pun tertawa. "Jadi kamu kakak kelasku ya,aku kira seumuran". "Emang kamu kelas kelas berapa Fa?",tanya Adit. "Kelas 7",jawabku singkat. "Oh pantes masih imut-imut gitu",timpal Adit yang berhasil membuatku tersipu. "Dek ini jus jeruknya tinggal 1 gimana ? Siapa yang jadi beli?",tiba-tiba bu kantin menyelah pembicaraan.
        "Kasih dia aja bu ,sekalian biar saya yang bayar",tutur Adit. "Haa kok kakak yang bayar,gak usah kak,aku gak mau berhutang sama orang",timpalku. "Siapa yang ngutangi kamu ,aku nraktir kamu Syifa. Lagian masalah utang,itu aku yang berhutang budi sama kamu. Kalau kamu gak nyelamatin tas ibuku waktu itu mungkin aku udah jadi gembel di jalanan",sambung Adit. "Ya udah kita makan bareng guk,nanti aku kenalkan kamu sama sepupuku,dia juga baru masuk SMP tahun ini sama kayak kamu",sambung Adit seraya berjalan menuju meja kantin paling tengah.
        Aku pun berjalan mengikuti langkahnya. "Entah ini takdir atau hanya kebetulan? Yang pasti aku senang",gumamku dalam hati.



Nanti lanjut lagi,ikutin terus kisahnya ya?☺
       

Hidupku Perjuanganku   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang