Setelah berjalan beberapa langkah,kami pun tiba di meja tempat sepupu Kak Adit. "Fah ini orang yang kakak ceritain waktu itu,Kenalin nih namanya Syifa kamu temanin di ya ,soalnya dia belum punya teman",tutur Kak Adit. "Oh jadi ini orangnya ya kak. Hai kenalin namaku Afifah Dwi Cahya",tutur Afifah sambil mengulurkan tangannya. "Syifa",jawabku membalas uluran tangan Fifah.
Setelah hari itu kami berteman dan semakin lama makin akrab. Aku diajak Syifa masuk gengnya,akhirnya kami membuat geng dengan yang beranggotakan 8 orang.
Namun setelah beberapa bulan kemudian,aku harus kehilangan salah satu sumber kebahagiaanku,penyemangatku untuk datang ke sekolah. Tepatnya setelah ulangan semester 1.
Suatu ketika kami sedang bersantai di taman sekolah. Lalu kemudian kak Adit memanggilku. "Syifa",panggilnya. Aku yang sedang berbicara dengan Afifah pun langsung berhenti bicara. "Iya ada apa kak?",sahutku. "Ikut aku aku ke situ bentar yuk?",sambungnya sambil menunjuk ke arah sungai kecil tak jauh dari taman sekolah. Aku pun menganggukan kepala,dan kami pun melangkah menuju sungai tersebut.
"Fa ini buat kamu",ucap kak Adit seraya memberikan sebuah kotak berukuran sedang berwarna biru muda,dan ada pita merah muda yang melingkar di atasnya. "Apa ini kak?",tanyaku penasaran. "Buka aja",jawab kak Adit singkat. Karena rasa penasaran aku pun langsung membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya aku melihat isi kotak tersebut,boneka teddy bear berwarna biru memegang hati,di samping tangannya ada sepucuk surat yang digulung dengan pita merah muda.
"Kak ini buat aku? Terima kasih kak,eehhmm lucunya",ucapku kegirangan. "Iya itu buat kamu Fa,kamu suka?". "Iya suka banget kak". "Itu kenang-kenangan dariku buat kamu Fa". Kata-kata itu sontak membuatku terkejut. "Kenang-kenangan? Emang kakak mau pergi kemana?",tanyaku cemas. "Aku harus pergi jauh Fa dan mungkin kita gak bisa ketemu lagi",jawab kak Adit. Aku semakin penasaran dan khawatir.Kemanakah kak Adit pergi?
Apakah yang terjadi padanya sehingga memaksanya untuk pergi?
Apakah kepergiannya hanya sementara atau untuk selamanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidupku Perjuanganku
Spiritual"Kebahagiaan itu bukan untuk mereka yang memiliki segalanya. Kebahagiaan adalah untuk mereka yang senantiasa bersyukur atas nikmat Tuhannya."