06 - Sakit

381 71 8
                                    

Lucas

"Sori gue gak sengaja."

Udah ratusan kali kayaknya Yoojung bilang gitu. Bahkan dia sampai nangis. Dia bener-bener merasa bersalah.

Jadi tadi ceritanya waktu Yoojung nyuci gelas, Yoojung tiba-tiba balik badan terus gak sengaja ngijek kaki gue.

Akhirnya gelas yang abis dia cuci jatuh deh, pecah, dan parahnya serpihan belingnya ada yang nancep di kaki gue. Ini aja gue lagi di rumah sakit.

"Gue bener-bener gak tau kalo lo di belakang gue, Cas. Sori banget."

"Santai aja, kali. Kan udah dijahit sama dokter."

Karena belingnya nancep dalem banget di punggung kaki gue, jadi harus dijahit.

"Maaaff.."

Tiba-tiba si kutu anjing meluk gue sambil minta maaf terus nangis lagi.

Gue jadi seneng.

Gue peluk balik dia sama elusin rambutnya, "gue malah lebih bersyukur yang kena beling bukan elo. Udah, jangan nangis."

"Tapi kan lo jadi susah jalan."

Yoojung masih nangis-nangis dipelukan gue.

"Bisa kok. Gak sakit."

Gue ngelepas pelukan Yoojung terus beranjak dari ranjang.

Gue coba jalan pelan-pelan tepi masih dipegangin Yoojung, "nih kan bis-ADUH!"

"Tuh kan! Gak usah sok bisa deh! Nanti jahitannya lepas." ucapnya sambil pegangin gue yang hampir jatuh.

Judesnya balik lagi.

Yoojung bantuin gue duduk di ranjang rumah sakit.

"Besok gak usah sekolah dulu." ucap Yoojung.

"Ntar gak ketemu elo, dong. Nanti gue kangen."

"Jangan bercanda deh, Cas!"

"Serius. Kalo gue kangen lo makin sakit jadinya."

"Pokoknya besok jangan sekolah dulu!"

"Iya, sayang, iya."

Yoojung diem.

"Ayo balik, kata dokter udah boleh pulang kok." ucap bang Taeyong yang tadinya dia ngurusin administrasi.

••

Yoojung

Pagi ini kelas gue ada pelajaran olahraga. Barengan sama kelasnya Lucas.

Gue lihat-lihat di barisan kelas Lucas, dia nggak kelihatan sama sekali. Bagus deh, dia nurut sama gue.

Gue lari keliling lapangan karena itu bagian dari pemanasan. Dipikiran gue cuma Lucas, Lucas, Lucas.

Gue khawatir sama keadaannya Lucas. Rasanya gue pingin bolos sekolah terus ke rumahnya Lucas, ngerawat dia.

"Yoojung," gue noleh karena ada tiga cowok yang lari sejajarin gue.

Gue tau mereka temen basketnya bang Taeyong.

"Gue mau kasih tau tapi lo jangan shok ya?" ucap pria yang mukanya agak mirip Iqbaal Cjr.

"Kayanya Yoojung gak bakalan shok deh, Jaem." ucap cowok yang satunya, dia agak tembem.

"Apaan? Kalo nggak penting mending pergi aja."

"Palingan Lucas juga gak penting buat Yoojung." ucap Mark, gue kenal kalo sama Mark.

Gue berhenti lari seketika. "Lucas kenapa?"

"Kecelakaan."

HAH?!

"Kok bisa?"

Jantung gue langsung deg-degan cepet banget. Bukan karena abis lari, tapi karena Lucas.

"Sekarang dia dimana? Terus keadaannya gimana?"

"Gak parah-parah banget kok, Jung. Cuma keserempet aja. Palingan sekarang lagi otw ke sekolah."

Gue sedikit lega karena kata Mark dia baik-baik aja. Tapi tetep aja gue masih khawatir kalo nggak lihat langsung.

"Udah ada di uks kok, Mark. Sama Jungwoo. Barusan ngechat gue." jawab cowok yang mirip Iqbaal.

Tanpa pikir panjang gue langsung lari ke uks. Bodo amat gue bolos pelajaran olahraga.

--

"Lucas!"

Gue masuk ke dalam uks sambil ngos-ngosan. Jarak uks sama lapangan jauh banget.

Gue ngelihat Lucas baring di ranjang uks sambil main game--setahu gue-- mobile legend sama temen sebelahnya yang lagi baring juga.

Gila, yang dikhawatirin malah asik-asikan ngegame.

Tapi gue lega, Lucas gak parah-parah banget.

Gue ngehampiri Lucas. Duduk di kursi kosong yang ada di pinggir ranjang Lucas.

"Yoojung.." katanya lirih sambil naruh ponselnya, seakan-akan dia udah nggak peduli lagi sama gamenya.

Temen sebelahnya, yang gue tau kalo namanya Jungwoo, teriak kesenengan karena dia menang atau apalah, gue gak ngerti.

"Kok bisa kecelakaan?" tanya gue.

"Tadi tuh gue berangkat sekolah bareng Jungwoo naik motor. Eh di tengah jalan motor kami diserempet sama mobil. Jatuh deh." jelas Lucas dengan santainya.

"Dibilangin jangan sekolah dulu, masih aja bandel!"

"Kan gue udah bilang, gue kangen nanti kalo gak ketemu lo."

"Ekhem." tiba-tiba Jungwoo kaya pura-pura batuk gitu. Gue gak ngerti kenapa dia ngelakuin itu.

Gue balik natap Lucas, "mana yang sakit?"

"Ini," Lucas nunjuk sikunya yang udah diperban.

"Ini, ini," Lucas nunjuk jari-jarinya yang beset.

"Sama ini." terakhir dia nunjuk jidatnya yang udah dikasih plester.

"Kalo lo gak nekat berangkat sekolah pasti nggak bakal kaya gini!"

"Yang penting ketemu elo, udah sembuh."

"Gausah bercanda!"

Ngalus mulu si Lucas. Udah berusaha mati-matian buat gak baper ini.

"Pusing, Jung."

"Tidur aja. Nanti pusingnya hilang."

"Ngga bisa, Jung."

"Terus?"

"Kalo dicium baru bisa."


Heol.


-to be continued-

Semakin pendek iaaa:)) tapi gapapa dong ya wkwk:)) Next chap panjang kok:'))

Sorry for typo:)

bcz a dare-- ♧lucas+yoojung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang