sekarang malam minggu. artinya adila bebas tugas.
"BANG ADLAN !! BANG ADLAN !!"
teriakan itu terdengar sampai ke kamar adila. adila yang tengah sibuk marathon drama pakai headset sampai terlonjak saking kagetnya.
'ceklek'
pintu kamarnya terbuka. rupanya adlan. adlan berjalan melewati adila yang meringkuk di kasurnya menuju balkon.
"berisik jing," umpat adlan.
"astaghfirullah bang. gak boleh cursing,"
bukan. itu bukan adila yang negur. adila aja gak denger soalnya sibuk sama laptop.
"lu lewat sini aja dah. kalau lewat pintu depan kelamaan, dit" suruh adlan pada adit.
balkon kamar adila dan adit memang berhadapan. jaraknya juga gak terlalu berjauhan. untuk ukuran cowok macam aditya jeongin, menyebrang dari balkon ke balkon udah pro.
biasanya kalau lagi pengen ngegame bareng sama adlan, adit emang teriaknya di sini. soalnya kamar adlan gak ada balkonnya.
pernah satu waktu adila pengen tukeran kamar sama adlan, karena adit yang kalau teriak gak nanggung nanggung. suaranya udah kayak lumba lumba yang lagi ngehigh note.
setelah berhasil menyebrang dengan selamat, adlan dan adit pun masuk ke kamar adila dan lanjut kamar adlan.
adlan udah keluar duluan. adit yang kedatangannya tidak direspon oleh dila karena keasyikan nonton malah nyamperin dila.
"ngapain sih, dil ? sampai gua dateng aja gak disambut."
adit ikutan nonton di samping dila.
"OPOR AYAM. KAGET GUA, DIT"
"ah gitu aja kaget. gimana ntar kalau kita udah nikah trus bangun pagi, buka mata langsung liat gua yang ganteng ini ?" cibir adit
adila mendelik, "YANG PENGEN NIKAH SAMA LU SAHA EMANG ?"
"halah. pake acara malu malu segala."
tiba tiba adlan datang lagi.
"bangsat. gua tungguin taunya malah pacaran," kata adlan dengan wajah kesal.
"APASIH KAK. GUE GAK PACARAN YA SAMA ADIT," pekik adila sebal.
adlan membulatkan mulutnya, "oh"
lalu adlan menarik adit keluar dari kamar dila.
adila mendengus kasar. mengepalkan tinjunya pada adlan. kalau saja dia tidak ingat bahwa adlan adalah kakaknya, mungkin adlan sudah dia lemparin buku paket fisika yang tebalnya kurang ajar.
belum lagi aditya yang selalu ada dimana mana. kalau orangnya kalem kayak guanlin dafa mah oke aja. nah ini ? sekali ngomong jarang banget berfaedah.
adila melirik ke jendela. hujan.
hujan hujan gini tuh bawaannya pengen makan mie kaldu ayam pake telor.
adila mempause drama yang ia nonton dan mengecek jam di ponselnya yang menunjukkan angka 20.34
adila keluar dari kamarnya menuju dapur. berharap akan menemukan mie instan di sana.
namun, benda yang ia cari tidak ada. dila pun kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket. ia berniat pergi ke minimarket.
dila udah kayak ibu ibu yang lagi ngidam aja. seniat itu dia pengen makan mie instan. gak peduli di luar hujan.
"kak adlan, gue ke minimarket ya," pamit dila pada adlan
sedikit catatan, 'gue-lo' sama 'gua-lu' di sini beda ya. kalau 'gue-lo' masih sopanan dikit daripada 'gua-lu'.
oke, back to topic.
pintu kamar adlan yang berhadapan sama kamar dila pun terbuka. menampakkan sosok adlan si pemilik kamar.
"mau ngapain ? di luar lagi hujan."
"pengen belanja lah kak. masa iya gue bela belain ke minimarket buat boker," kata adila.
"duh jadi pengen boker gue," ujar adlan sambil mengusap perutnya.
"dit, temenin adek gua ke minimarket dulu. hujan tuh di luar," suruh adlan.
iya yang tua emang sukanya nyuruh nyuruh.
"dengan senang hati, bang"
"aa nggak nggak. nggak usah. gue pergi sendiri aja kak," tolak dila.
yang ada kalau adit ikut ntar ribet. taulah adit se-excited apa kalau hujan.
"bareng adit atau gak usah pergi ?"
adila mendecih. mau bagaimana lagi ? demi mie instan.
"bang, pinjem jaket"
adit mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu dan segera menyusul adila yang turun duluan.
"ya Allah. lu bela belain ke sini cuma buat beli mie instan, dil ?" tanya adit tak percaya.
"hooh. lagi pengen soalnya," jawab dila santai.
"padahal di rumah gua ada"
setelah membayar, adit dan dila mengambil payung yang mereka titip di kasir.
angin malam yang dingin ditambah dengan hujan membuat langkah dila dan adit yang berada di bawah satu payung yang sama melambat.
sesekali pemuda berbehel ini iseng keluar dari naungan payung agar air hujan menerpa wajahnya.
dengan susah payah dila melangkah lebih dekat ke adit biar adit kebagian payung. soalnya yang megang payungnya itu dila. tapi ya aditnya bandel. dipayungin, keluar lagi.
"ntar lu demam, bego."
"peduli banget sih ututu."
tangan dingin adit menguyel uyel pipi dila saking gemasnya.
"nyesel gua ngomong," dengus dila.
tiba tiba adit kesandung batu. untung aja gak jatuh.
"wkwk rasain," ledek dila.
"asu. untung aja gak nyungsep," keluh adit.
"dih, hujan aja yang jatuh dari langit gak ngeluh. lah, elu belum aja jatoh udah ngomel ngomel aja"
adit tersenyum kecil.
"dila, air hujan itu gak jatuh. tapi turun. yang jatuh itu gua."
adit menggantungkan perkataannya. dia mengalihkan pandangannya pada jalan di sampingnya.
"jatuh sama adilah," lanjutnya.
adit tuh suka kenapa sih ? rasanya dila pengen cepet cepet sampai rumah aja.
![](https://img.wattpad.com/cover/132900989-288-k634918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
vicino ⸙ I.N
Короткий рассказtentang dia yang ada dimana mana. warn; harsh word. ampas. retjeh. tq.