udara pegunungan memang selalu lebih baik daripada udara perkotaan.
seorang gadis memasang hoodienya dan mulai memasukkan beberapa bungkus mi instan ke dalam panci untuk makan malam. gadis gadis lainnya turut membantu memotong sayuran dan meyiapkan beberapa mangkuk.
kelas adila sedang mengisi liburan bersama dengan wali kelas tercinta dengan cara berkemah. mumpung lagi libur, soalnya kelas 12 lagi UASBN. gak semuanya ikut berpartisipasi. emang cuman yang hobi jalan aja yang join.
"aseeek.. tau aja nih gua lagi pengen indomi," ucap rahmat yang duduk di samping adila yang sibuk menjaga agar apinya tidak padam sesekali melirik adit yang tidak rusuh seperti biasanya
"taulah. lu kan sukanya micinan" timpal ryujin.
rahmat hanya memeletkan lidahnya guna membalas ryujin.
"bangsat"
umpatan itu keluar dari mulut seorang reza yang kesal dengan tendanya. pasalnya, dari tadi kebongkar mulu.
"REZA OMONGANNYA. IBU DENGER YA" teriak bu susi dari dalam tenda.
"ENGGAK BU. TADI SAYA CUMA BILANG ABANG SATE KOK" reza neriakin balik.
guanlin, adit, dan fauzan yang lagi nganggur, berinisiatif untuk membantu reza mendirikan tendanya yang rubuh.
"heh mamat. sini lu bantuin !" panggil guanlin pada rahmat.
sebenernya ini tendanya reza sama rahmat. tapi rahmat gak peduli peduli amat sama tendanya yang daritadi jatuh bangun.
setelah beberapa menit bergelut, akhirnya tenda kembali berdiri kokoh. bersamaan dengan itu, makan malam pun siap.
mereka pun melingkari api unggun sambil makan.
adit yang biasa bacot bareng sama fauzan, kali ini gak banyak bicara. bahkan dia gak makan. cuman nyendok, tapi ditaruh lagi. adila yang di sampingnya aja sampai heran.
"kok gak makan ?" tanya dila.
"gak bisa," jawab adit.
adila menatap mangkuk mi adit. kemudian memindahkan sayur yang ada di mangkuk adit ke mangkuknya.
dila ingat kalau adit tuh anti banget sama sayur. soalnya pas masih bocah, adit pernah ngumpet di kamar dila gara gara bundanya yang pengen nyuapin nasi sama sayur.
"tuh, makan. udah gua ambil sayurnya," suruh dila.
namun, adit menggeleng.
"tenggorokan gua lagi gak enak, dil. pait. mau nelen aja susah" ujar adit.
bu susi yang duduk gak jauh dari adit langsung nanya, "adit sama adila kok gak makan ?"
semuanya langsung noleh ke adit dan adila.
"katanya adit gak bisa makan bu. tenggorokannya lagi gak enak." ujar dila.
bu susi pun beranjak mengambilkan segelas air hangat untuk adit. dan memberikan minyak kayu putih pada adit buat diminum. eh, hirup.
"mungkin gejala flu. soalnya di sini dingin," kata bu susi.
"makasih ya, bu" ujar adit.
semuanya kembali makan. tak jarang bu susi menegur rahmat sama fauzan yang bacotnya kebangetan. belum lagi reza yang terus berucap kasar tiap kali somi memindahkan tomat ke mangkuknya.
"abisin tuh minya. ntar ngembang."
adit menegur adila yang daritadi cuman ngeliatin adit. salting sih si adit diliatin dila.
KAMU SEDANG MEMBACA
vicino ⸙ I.N
Short Storytentang dia yang ada dimana mana. warn; harsh word. ampas. retjeh. tq.