I'm jealous.
*
**
Seperti rencana mereka sebelumnya, kali ini bukan pergi berkumpul ke rumah Tasya tetapi pergi untuk menonton film di bioskop. Rio yang memesan tiket, Tasya yang menempati tempat duduk untuk menungu, dan Angga yang memesan 2 sweet popcorn ukuran medium dan 3 minuman soda. Angga sendiri tidak berniat untuk memesan popcorn karena ia hanya haus, ia dehidrasi sekali siang ini.Mengingat drama yang tak sengaja antara dirinya dengan gadis polos itu membuat Angga menjadi penasaran sendiri sampai ia lupa jika dirinya harus minum karena tenggorokannya sudah kerasa kering. "apa hubungannya njir" gumamnya sembari mendengus.
Entahlah, tapi rasanya ia merasa jika dirinya kurang semangat. Mungkin kah ini tanda-tanda jika tidak enak badan? Tapi enggan memikirkan, Angga tak peduli.
Angga mengambil pesanannya tadi kemudian ia berjalan ke arah Tasya yang sedang duduk sembari memainkan ponel nya. Tasya melihat kantong plastik berisi makanan untuk di dalam studio lalu alisnya justru berkerut. "popcorn nya kok cuma 2?"
Angga yang merasa dirinya diajak bicara pun menoleh, lalu ia pun mengangguk. "gue gak mesen"
"lah kenapa? Ntar lo laper di dalem"
"gue gak mau. Mendingan laper dari pada kehausan di dalem." kata Angga singkat.
"hmm.. gitu. Ntar ambil punya gue aja ya" kata Tasya lalu menatap Angga yang sedang menolehkan matanya kesana kemari. Seperti anak kecil yang baru diajak ke wisata seru. "biasa aja kali, Ga" kata nya menahan tawa.
Angga sontak menoleh dengan cepat dan seketika dirinya gelagap karena ketahuan jika dirinya memang baru pertama kali ke tempat ini. Wajar saja jika tadi ia mau mau saja diajak. Wajahnya menjadi polos namun ada raut terkejut disana, membuat lawan bicara nya justru merona merah.
Sedangkan Rio,
"Film infinity war, tiga tiket jadwal nya pukul 14.30 di studio 1 barisan G nomor 11,12,13. Terima kasih" Dengan itu Rio menerima tiket itu setelah membayar. Lalu kembali berjalan ke arah Tasya. Namun, ketika dirinya berbalik ia melihat mereka berdua, Tasya dan Angga yang tak sengaja terlihat sangat senang, mereka tertawa berdua entah membicarakan hal apa akan tetapi seperti sepasang kekasih yang bahagia. Ya tentu saja, semua orang yang melihat mereka pasti mengira bahwa mereka pacaran, dan jika Rio muncul di antara mereka, rasanya dirinya bagaikan seorang perusak yang ingin merusak hubungan mereka berdua yang sedang adem-ademnya.Rio melihat itu seketika tangannya mengepal, menahan perasaan aneh yang membuat dirinya sendiri justru di kelubungi oleh rasa denyut di hatinya. Seperti habis di pukul-pukul dan di tusuk. Sakit sekali. Berusaha untuk tetap biasa saja seolah tak melihat hal barusan, kakinya berjalan secara terpaksa ke arah mereka yang langsung menoleh barengan. Rio membuang wajah ke arah lain, tidak ingin dilihat oleh mereka ketika wajahnya menjadi di tekuk. Rio lantas memainkan ponselnya sebagai pelampiasan tanpa menghiraukan mereka yang terus mengajaknya bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang & Angan🍃
Teen FictionAku, Bukanlah seorang perempuan yang memiliki segudang kekayaan, Bukanlah seorang perempuan yang memiliki segala nya, Bukanlah seorang perempuan yang di senangi banyak orang. Aku, Hanyalah seorang perempuan yang hidup sebatang kara, Tak memiliki...