"Cara lo berteman dengannya, salah!"
.
.
.
.
..
***Alice bangun dari tidurnya ketika sinar matahari masuk mengenai celah ventilasi kamarnya. Ia mengerang dan merenggangkan seluruh tubuhnya yang kaku.
Mata minusnya menyipit melihat jam diatas meja nya dan seketika melebar sempurna.
"ya ampun ini teh bener jam setengah tujuh?!." tangannya mengusap kembali dengan cepat di matanya lalu mengambil kacamata minus miliknya diatas meja dan melihat untuk memastikan bahwa jam yang ia lihat barusan salah.
Namun, apa boleh buat jika nyatanya jarum panjang dan jarum pendek mengarah pada angka enam dan tujuh.
"Kalo kaya gini ceritanya aku bisa telat masuk sekolah." Alice gelisah. Akhirnya dengan gerakan dua kali lebih cepat ia loncat dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi.
***
"Mah, mamah kenapa ngga bangunin Alice sih?." ucapnya--pada wanita paruh baya yang mirip sekali dengannya--saat mengunyah roti dengan terburu-buru.
"Mamah kira kamu libur makanya ngga mamah bangunin, lagian biasanya juga kamu nyalain alarm." katanya, seraya memberikan satu gelas susu untuk Alice.
"Justru itu Alice ketiduran, mah. Yaudah Alice berangkat sekarang yah, udah siang banget ini, Alice takut telat." dengan sangat tergesa-gesa ia meminum susu yang tadi ibu nya berikan dan diminiumnya hingga habis, beruntung tidak tersedak.
Selepas itu ia menyalimi ibunda nya yang melihat anak semata wayangnya tersebut terlambat masuk sekolah di waktu yang belum lama masuk.
"Berangkat mah, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati-hati."
***
Sampailah dirinya di depan gerbang sekolah dan turun dari angkutan umum setelah bayar, namun sayangnya gerbang sekolah baru saja ditutup. Spontan Alice berlari ke arah satpam.
"Pak--Pak, maaf saya telat, tolong izinin saya masuk, yah, Pak.."
"Pak Dedi." lanjut satpam tersebut.
"Iya, Pak Dedi, izinin saya yah? Saya mohon..." Satpam bernama Dedi tersebut tetap kekeh dan membiarkan Alice berdiri di depan gerbang dengan melas dan gelisah.
"Maaf, Pak Dedi ngga bisa buka gerbang ini kalau sudah lewat dari jam masuk sekolah."
"Ya ampun, Pak, saya baru telat hari ini ko, janji saya ngga bakal telat lagi." Alice sungguh sungguh memohon hingga dirinya bersembah bahkan hampir menangis.
Namun bukan Pak Dedi namanya jika ia tidak memberi hukuman terlebih dahulu seperti aturan sekolah yang sudah seharusnya.
"Tetep ngga bisa..."
"Yah udah telat yah."
Pak Dedi yang merasa ucapannya terpotong langsung menoleh ke arah siswa yang baru saja datang dengan wajah santai disamping Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang & Angan🍃
Teen FictionAku, Bukanlah seorang perempuan yang memiliki segudang kekayaan, Bukanlah seorang perempuan yang memiliki segala nya, Bukanlah seorang perempuan yang di senangi banyak orang. Aku, Hanyalah seorang perempuan yang hidup sebatang kara, Tak memiliki...