Chapter 9

125 1 0
                                    

Note:

jangan lupa kritik dan sarannya ^^

soundtracknya udh aku sediain di media. enjoy ^^

Boy POV

Mungkin berjalan-jalan di malam hari membuat pikiranku semakin tenang dan mulai melupakan kejadian kemarin. Aku berjalan santai menuju kamarku. Sepi juga ya diluar mungkin udah pada tidur. Aku membuka pintu kamar. Aku sangat terkejut melihat Valentine dengan perempuan separuh baya mungkin ini ibunya Valentine! Oh No!

“Oh! Saya sangat minta maaf. Saya Office Boy baru disini tadi Nona Valentine meminjam sapu dan belum dikembalikan. Saya ingin mengambilnya karna saya pikir Nona Valentine sedang pergi keluar. Maafkan saya karna saya tidak sopan” Apa aku ngomongnya kagok? Apa ibunya Valentine curiga? Aku mulai gemetaran. Valentine hanya diam dan terus melihatku

“Valentine.. kasian tuh Office Boy nya nungguin kamu”

“Oh! Iya mah” Valentine mengambil sapunya dan memberinya padaku

“Terimakasih banyak” Aku mulai menutup pintu kamarku tapi tidak terlalu rapat karna ibunya Valentine mulai membicarakanku

“Mama pikir tadi temen sekamar kamu” Kata Ibu Valentine

“Ya enggak lah mah. Mana mungkin temen sekamar aku cowok. Temen sekamar aku lagi nginep dirumah orang tuanya jadi dia bakalan pulang malem”

“Kamu gak apa-apa kan tidur sendirian?”

“Enggak kok. Kan ada Biru yang selalu nemenin aku”

“Valentine.. cepet selesai in kuliah kamu ya biar kamu cepet menikah”

“Aku belum punya pacar mah”

“Loh.. mama pikir kamu sama Revan pacaran soalnya kalian deket banget. Mama suka sama sifat sopannya Revan dia juga temen dari kecil kamu kan?”

“Iya mah. Kadang-kadang Revan juga sering ngajak jalan aku kok”

“Wah Revan perhatian banget ya sama kamu”

Oke.. semuanya udah jelas. Bener-bener jelas. Aku pergi meninggalkan kamarku. Kenapa aku menangis sih? Apanya yang sedih? Aku duduk di kursi taman dan memegang kepalaku. Rasanya begitu sakit seperti ada banyak panah yang menusukku dari belakang. Kenapa aku terus-terusan nangis?

 Keesokan harinya, aku sudah berada didalam kamar. Oh ya, tadi malem Migrain ku kambuh lagi. Aku bangun dan memegang kepalaku

“Raf.. mendingan hari ini kamu gak usah masuk kuliah dulu. Muka kamu mulai pucet kalau kamu tetep kuliah, kamu bisa pingsan. Ini minum obatnya” Valentine sudah menyiapkan obat Migrain ku

“Nih minum obatnya” Valentine mengambil obat Migrain ku dan memberikannya padaku. Aku menelannya, Valentine mengambil segelas air untukku. Aku meminumnya dan dia menaruh kembali di meja kecil

“Nanti aku kesini buat makan siang bareng kamu pas selesai ujian” Aku tidak bisa menjawab apa-apa karna Migrainku kambuh lagi aku terus memegang kepalaku

“Apa Migrainnya kambuh lagi? Mendingan kamu tidur aja” Valentine membantuku berbaring ditempat tidurku. Sebelum dia pergi, dia mencium pipiku

“Cepet sembuh ya! Aku gak mau ngeliat kamu sakit terus. Aku pergi dulu ya” Valentine mengelus-elus rambutku. Dia juga memasang Penutup Mata untukku supaya aku tidur dengan tenang setelah itu dia pergi. Akupun mulai bermimpi

  Aku merasakan, ada orang yang sedang mengelus-elus rambutku dan memijat kepalaku. Mungkin Valentine udah pulang. Aku bisa merasakan nafasnya semakin dekat padaku dan Valentine mulai menciumku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara pintu kamar yang dibuka. Tunggu dulu? Siapa yang lagi menciumku? Ini bukan Valentine? Terus ini siapa?

YES OR NO?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang