🍂09

2.6K 256 4
                                    

Setelah kepergian Renjun menuju mobil yang akan membawanya dan kawan-kawan. Lia keluar dari ruang ganti dan bertemu dengan Karina, ternyata Karina tidak datang sendirian, dia bersama Winter.

"Duh gak nyangka gak sih, lo yang udah gue anggap adek gue sendiri ini ternyata nikah. Sama Renjun lagi." Kata Karina sambil memeluk Lia.

Mendekatkan bibirnya ke telinga Lia dan berkata, "Renjun uwuh banget sampe cium dua kali saking gak maunya ninggalin bini abis ijab kabul." Bisik Karina yang sontak membuat wajah Lia kembali memerah.

Karina ngakak dan mendapat tanggapan gelengan kepala oleh Winter. Leadernya itu terkadang bertingkah random seperti anak kecil.

"Lia selamat yah, meskipun dijodohkan kalian keliatan cocok banget. Btw, ini dari kita." Kata Winter setelah memeluk Lia dan memberikan bingkisan yang sedari tadi dia bawa.

"Duh harusnya gak usah bawa-bawa ginian, kalian datang aja gue udah seneng." Kata Lia hendak menolak namun Karina meraih bingkisan itu dan menaruhnya di tas jinjing yang Lia bawa dari ruang ganti tadi.

"Itu buat malam pertama." Ucap Karina pelan sambil memeluk pundak Winter.

"Jangan lupa ceritain ke gue yah besok! Bye!" Lanjut Karina sembari meninggalkan Lia yang wajahnya sudah seperti kepiting rebus.
Punya temen cewek satu doang gini banget—Batin Lia.

"Jang Yuseo! Oh, disini rupanya, ayo pulang." Ujar Papa Lia yang menghampirinya.

•••

"Jun, Renjun? Lo nanti jangan terlalu energik, jangan capek-capek!" Kata Jaemin pelan, dia duduk di belakang Renjun.

"Lah kenapa Min?" Tanya Jeno penasaran, dia duduk tepat di samping Renjun, tentunya dia dengar pertanyaan Jaemin.

"Kan entar malem pecah telor." Sahut Haechan yang sialnya malah berangkat ke arena konser ini semobil dengan Renjun.

"Bangsat lo!"

"Hust! Ren, gak boleh berkata-kata kasar dong, kan udah jadi imam hidup orang sekarang." Timpal Mark yang juga ikut satu mobil dengan mereka.

Sial banget kenapa Renjun harus sekali satu mobil dengan empat berudak laknat ini. Mana mereka semua seumuran, pasti yang bakal diomongin gak jauh-jauh dari hal-hal yang mesum.

"Wkwkwk, jangan diem aja dong Renjun. Gak asik." Kata Haechan lagi.

"Nanti Lo pulang ke tempat Lia kan?" Tanya Jeno.

"Jelas dong, istri baru sah masa ditinggalin." Sahut Haechan.

"Waktunya malam pertama ini mah." Kata Mark ikut menimpali.

"Lo kudu janji buat ceritain ke kita sih Ren." Jaemin yang sudah tertawa cekikikan dibelakang sana.

"Atau nanti sebelum Renjun pulang kita nonton biru-biru dulu? Biar Renjun ada contoh soalnya." Ujar Haechan memberikan ide.

"What the f*ck! temen laknat kalian semua." Gerutu Renjun ingin menyerah saja memiliki teman seperti ini.

"Eits yang nanti malem mau enak-enakan gak boleh marah-marah sekarang." Goda manager mereka yang tengah fokus menyetir, dan karena itu juga semua orang yang ada didalam mobil tertawa.

"Ahahha Manager Hyung ikut juga..." Tawa Haechan ikut meledek.

•••

Mari tinggalkan Renjun yang diledekin habis-habisan oleh teman-temannya, Lia disisi yang lain pun tidak jauh beda. Mertua dan Papanya bahkan berencana untuk menginap di hotel agar Renjun bisa lebih leluasa.

"Cepat-cepat dapat cucu juga aku gak masalah kok Lia." Ujar Papa Renjun sambil tertawa.

"Eh jangan dulu, dia masih kuliah." Timpal Papa Lia membelah.

"Senang-senang dulu aja berdua, panas-panasan—"

"PAH!!" Sentak Lia saat Papanya malah ikut menggodanya.

"Aduh galaknya, udah kita mengungsi aja malam ini, bakal ganas ini pasti." Cibir Papa mertuanya.

"Iya deh, nanti abis dari konser, kita reservasi hotel aja. Kalo masih ada kita di rumah kan bisa jadi Renjun tidak leluasa." Timpal Mama Renjun.

Demi Eri dan Ezi kedua kucing kesayangannya, ada apa dengan ketiga orang tua yang satu mobil dengan dia ini. Tidaklah mereka ingat kalo Lia dan Renjun itu dijodohkan, mana kepikiran mau langsung malam pertama. Lia saja berpikir secanggung apa mereka nanti saat dikamar yang sama bahkan untuk bertemu dan berbicara berdua saja Lia sedikit merasa malu.

"Adek bakal panggil Renjun apa yah kira-kira?" Tanya Papa Lia random. Lia menoleh dengan tatapan horornya.

"Sayang dong, apa baby? Hubby? Pasti lucu kalau panggil begitu." Itu bukan Lia, ibu mertuanya yang benar-benar excited mengenai panggilan sayang untuk anaknya.

"Pa, Ma, udah dong berhenti godain Lia. Kan kalian bertiga juga yang jodohin Lia sama Renjun. Ketemu berdua gak canggung aja Lia untung-untungan." Ujar Lia mengeluh. Sedangkan tiga orang tua di sana malah tertawa.

•••

"Kok rumahnya sepi Li?" Tanya Renjun ketika baru memasuki rumah sepulangnya dari konser.

Harusnya sudah ada Mama, Papa, dan Papa mertuanya mengingat mereka pulang lebih awal dari Lia dan Renjun saat konser tadi.

Lia melihat sekeliling, sepersekian detik setelahnya Lia menepuk pelan jidatnya.

"Kenapa?" Tanya Renjun bingung dengan tingkah istrinya.

"Mereka jadi reservasi hotel tenyata." Gumam Lia yang masih membuat tanda tanya bagi Renjun.

Hotel? Buat apa?—Renjun

Palung Kecil Yang Dalam [Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang