Dewi Suli

89 4 0
                                    

Sang prajurit yang telah dikalahkan dan dikembalikan ke Papan Langit oleh Pangeran Muda itu segera menemui junjungannya di istana kerajaannya.

"Maafkan hamba paduka. Hamba tidak berhasil membawa pulang gadis itu," kata sang prajurit dengan perasaan takut.

"Apakah engkau tidak menemukannya, wahai prajurit?" tanya Pangeran Biru.

"Sebenarnya hamba telah menemukan gadis itu sebelum Pangeran Muda. Tapi ada seorang pemuda desa yang menolong gadis itu saat akan hamba bawa."

"Pemuda desa ...? Siapakah dia? Dia bisa mengalahkanmu?"

"Benar, Paduka. Pemuda desa itu berilmu tinggi. Hamba curiga dia adalah Pangeran Muda yang sedang dalam penyamaran." Sang Prajurit kemudian menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya.

"Hmm ... Pangeran Muda telah mendapatkan gadis bumi itu. Aku kalah cepat dari dia. Mungkin aku belum berjodoh dengan gadis bumi itu," kata Pangeran Biru.

Tak lama berselang, Sang Pangeran Muda pun tiba di pintu gerbang Lawang Alus dari perjalanannya di bumi Nusantara. Terlihat wajah cerianya karena telah berhasil menemukan gadis tercantik di bumi seperti yang dilihatnya di Telaga Cermin. Bergegaslah Sang Pangeran pulang ke istana menemui ayahandanya.

"Ayahanda Raja ..." sapa Pangeran Muda.

"Anakku, engkau telah kembali rupanya. Bagaimana perjalananmu ke bumi Nusantara? Sudahkah engkau temukan gadis itu?"

"Sudah, Ayahanda. Ijinkan aku untuk menyuntingnya. Dan ijinkan pula untuk aku tinggal sementara di bumi bersama gadis itu. Aku akan membuat tempat tinggal sederhana di lereng Pegunungan Dieng. Aku akan tinggal di sana sampai suatu saat Ayahanda dapat memanggilku pulang kembali ke Kerajaan Angin-Angin."

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu."

"Terimakasih, Ayahanda. Aku akan membawa serta beberapa orang prajurit dan dayang-dayang istana untuk menemaniku."

*****

Desa Kenongo merupakan sebuah desa kecil yang terletak di lembah Perbukitan Menoreh. Lembah itu terkenal subur makmur. Penduduknya sejahtera, dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Sebagian lagi penduduknya sebagai petani keramba di tepian Sungai Kalibawang. Mereka tercukupi sandang, pangan, dan papan.

Dewi Suli adalah anak pasangan petani di desa tersebut. Terkenal akan kecantikan dan budi baiknya. Dia pandai bergaul dan tidak sombong dengan kecantikannya. Berbakti pada orang tuanya dan suka menolong sesama. Banyak pemuda desanya yang tertarik padanya dan datang melamar. Bahkan ada yang datang dari jauh di luar desanya. Tetapi lamaran itu selalu ditolaknya dengan halus dengan alasan Dewi Suli belum mau menikah. Dia masih ingin menikmati masa muda bersama gadis-gadis desa sebayanya.

Sementara itu berita tentang kedatangan prajurit dari Negeri Papan Langit yang akan menculik Dewi Suli dan seorang pemuda desa dari Pegunungan Dieng yang telah menolongnya cepat menyebar ke seluruh pelosok Desa Kenongo. Bahkan kabar itu telah sampai ke telinga kedua orang tua Dewi Suli.

"Suli, anakku, apakah benar berita itu, Nak? Prajurit Papan Langit telah datang untuk memaksa dan menjadikanmu sebagai permaisuri raja di sana?"

"Benar, Ayah. Tiga hari yang lalu mereka datang akan menculikku ketika aku dan teman-teman hendak ke sumber mata air."

Dewi Suli kemudian menceritakan semua kejadian yang telah menimpa dirinya dan teman-temannya.

"Untunglah, Ayah. Datang seorang pemuda desa menolongku. Dia berhasil mengalahkan prajurit Papan Langit."

"Hmm ... benarkah pemuda itu dapat mengalahkan prajurit Papan Langit? Dari mana asal pemuda itu?"

"Dia dari Pegunungan Dieng, Ayah."

Dewi Suli Dewi Kupu-Kupu (The Butterfly Goddess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang