BintangKu Part 13

577 43 7
                                    


Jadilah pembaca bijak😊jangan jadi pembaca gelap😊😊tinggalkan jejak setelah membaca😊😊😊

***

Ify menyapukan pandangannya ke penjuru ruangan. Sedari tadi dia sudah di kerubuni oleh teman-temannya namun, Ify malah mencari seseorang yang mungkin tak akan menghampirinya.

Ify menghela nafasnya pelan rasa kantuk dan lelah mulai menghampiri dirinya. Padahal acara belum sepenuhnya selesai.

"Lo ngantuk?" tanya Gabriel, Ify menoleh padanya kemudian tersenyum.

"Iya, sedikit. Tapi, gue bisa tahan kok"jawab Ify

" kalau udah ngantuk jangan di paksain. Gue anterin lo pulang ya"tawar Gabriel

"Gak usah, Yel. Gue bisa tahan kok. Beneran deh" ujar Ify meyakinkan Gabriel

"Iya deh. Tapi, nanti kalau lo udah gak bisa nahan ngantuknya lo panggil gue aja, gue bisa anterin lo pulang"

"Iya, Yel"

***

"Kamu kenapa sih, Yo? Kenapa diam mulu dari tadi? Kamu sakit?" tanya Shilla beruntun

"Gak kok, Shil. Aku gak apa-apa"jawab Rio

" kalau kamu gak apa-apa, kamu gak mungkin diemin aku dari tadi. Aku curiga sama kamu. Jangan-jangan kamu suka ya sama Ify? Soalnya semenjak dia tampil aku jadi diemin aku"cerocos Shilla, Rio memutar bola matanya jengah akibat tingkah dari pacarnya ini.

"Engga, Shil. Aku cuman cape aja. Ya kali aku suka sama Ify. Sedangkan kamu aja lebih cantik dari pada dia"

"Beneran kamu gak suka sama, Ify?"

"Beneran, Shilla"

Shilla tersenyum mendengarnya, setidaknya dia sudah mengambil Rio dari Ify. Sekarang tekatnya adalah mengambil semua yang ada di hidup, Ify.

****

"Ag, kok lo cantik banget sih?" tanya seorang cowo yang tak lain adalah Cakka.

"Dari dulu, lo nya aja yang baru tau" jawab Agni

Cakka makin mengembangkan senyumannya saat mendengar jawaban Agni. Padahal kalau orang lain, akan langsung ciut atau bahkan mencela jawaban Agni namun, lain dengan Cakka.

"Kalau, gitu lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Cakka yang membuat Agni tersentak kaget, Agni menolehkan pandangannya pada Cakka yang tengah menatapnya serius, seolah apa yang di katakan oleh Cakk adalah yang serius pula.

"Becanda lo gak lucu"ketus Agni

"Gue gak becanda, Ag. Gue serius. Apa lo liat ekspresi  gue kayak orang yang becanda?" tanya Cakka, Agni terdiam.

"Ag, gue tau selama ini gue bukan cowo yang baik. Gue playboy dan suka mainin cewe. Tapi, gak sama lo, Ag. Gue tulus cinta sama lo. Gue gak main-main sama cinta gue ke lo" jelas Cakka.

Agni terdiam mendengar penjelasan Cakka. Jujur, Agni juga tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Cakka. Bagaimanapun Agni mengakui kalau persahabatan antara keduanya menghasilkan cinta yang tumbuh di hati mereka masing-masing.

"Cak" panggil Agni

"Iya, Ag?"

"Boleh gak gue jujur sama lo?" tanya Agni, Cakka mengangguk.

"Jujur gue udah lama cinta sama lo. Kita sahabatan dari kecil, gue suka sama lo semenjak SMP kelas 1. Dulu, gue pikir ini cuma rasa yang biasa ke sahabat. Tapi, kenapa hati gue sakit saat lo jalan sama cewe lain. Ada rasa gak rela di hati gue. Dan gue baru menyadari ini sejak kelas tiga SMP, gue berencana buat ngungkapin perasaan gue sama lo. Tapi, gue gak mungkin ngancurin hubungan persahabatan kita"

"Benar kata orang. Gak akan ada yang baik-baik saja dalam persahabatan antara cowo dan cewe. Salah satu dari mereka pasti akan ada yang suka. Ya, dan gue akuin itu benar. Gue suka sama lo, Cak. Tapi, gue takut persahabatan kita hancur, Cak"jelas Agni di sela isaknya. Ya, Agni menangis sedari tadi waktu dia menceritakan bagaimana perasannya terhadap Cakka.

Cakka menatap Agni dalam. Ada rasa senang dan juga sedih dalam hatinya. Senang karena Agni mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dan sedih karena dia baru menyadari perasaan Agni terhadapnya.

Cakka menyentuh tangan Agni dan mengusapnya lembut, untuk menenangkan gadis itu. Berharap tangisan Agni akan segera berhenti.

"Apa jawaban, lo?" tanya Cakka, Agni mengangguk. Cakka tersenyum lebar dan dalam hitungan detik Agni sudah berada di dalam dekapan Cakka.

****

"Pipi, lo masih sakit?" tanya Alvin

"Udah mendingan kok. Gak sesakit tadi"jawab Sivia

"Gue heran sama saudara lo, tega banget dia nampar lo. Apa dia juga sering ngelakuin itu kalau di rumah?"

"Dia emang keras kepala, Vin. Tapi, dia baru pertama kali nampar gue karena gue gak pernah dukung hubungannya sama Rio. Gue gak suka sama sikap dia yang seolah mau pisahin Ify sama Rio, padahal kan mereka berdua udah sahabatan dari kecil tapi, harus kepisah gara-gara Shilla" ujar Sivia

"Gue tau perasaan lo, Vi. Karena gimanapun gue punya sahabat walaupun ceritanya beda sama Rio dan Ify. Tapi, gue tau rasanya jadi lo yang harus ngeliat kakak sendiri ngerebut kebahagiaan orang lain. Tapi, jangan nyerah. Gue yakin Shilla ngelakuin itu karena suatu hal"

Sivia tersenyum mendengar penuturan Alvin, yang menurutnya dewasa.


Bersambung...

BintangKu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang