BintangKu Part 20

591 38 2
                                    


Jadilah pembaca bijak😊jangan jadi pembaca gelap😊😊Tinggalkan jejak setelah membaca😊😊😊

***

Acara pemakanan Ayah Ify berjalan dengan lancar, semua kerabat, rekan bisnis, bahkan sahabat Ify pun turut hadir di acara tersebut.

Ify terus saja menangis di depan makan Ayahnya, rasa kehilangan yang sangat besar kembali menghampiri kehidupannya. Setelah pertama ditinggalkan oleh Ibunya entah kemana. Sekarang Tuhan malah mengambil Ayahnya.

"Ayah hiks kenapa Ayah ninggalin Ify sendirian? Ify mau sama Ayah"

"Fy, udah ya. Ikhlasin Ayah, lo. Emang lo mau Ayah lo nanti sedih disana kalau lo aja kayak gini hm?" ucap Gabriel sembari mengelus pundak gadis tersebut.

"T-tapi, gue gak mau sendirian, Yel. Gue mau sama Ayah"

"Lo gak sendirian. Ada gue sama teman-teman yang bakal slalu nemenin lo"

"Iya, Fy. Kita bakal slalu ada disamping lo, kok" ucap Sivia, membuat Ify tersenyum. Senyum terpaksa yang Ify lontrkan pada sahabat-sahabatnya.

"Ayo pulang. Udah sore" ajak Gabriel, yang di angguki oleh yang lain.

Dari jauh ada seseorang yang melihat itu dengan senyum puas. Senyum yang indah menurutnya namun, menyeramkan bagi orang lain.

"Rencana kedua berhasil! Selanjutnya lo sama Gabriel, Fy"

****

Rio duduk di sofa rumahnya. Ia baru saja pulang dari pemakaman Ayah Ify. Sebenarnya dia pulang duluan karena entah mengapa ia merasa hatinya seperti tertusuk ribuan duri saat melihat Gabriel yang terus saja memeluk Ify dari belakang.

Rio menghembuskan nafasnya. Entah apa yang akan ia lakukan untuk bisa mengambil kepercayaan Ify lagi. Semuanya terasa sulit bagi Rio, apa lagi dengan keadaan Ify yang sperti ini membuat keadaannya bertambah sulit.

"Bagaimana acaranya, Yo? Lancar?" Rio mendongak menatap sang Mama yang kini tengah berdiri di hadapannya.

"Iya, Ma. Acaranya lancar kok. Tapi, ya gitu deh Ify belum terima kalau Ayahnya udah gak ada" jelas Rio

"Jelas Ify belum terima. Karena Ayahnya adalah orang yang sangat Ify sayang. Lagi pun orang tuanya sudah bercerai dan Ify tinggal bersama Ayahnya. Pasti Ify akan sangat sedih kalau sekarang tinggal sendiri"

"Iya, Ma. Apa lagi sekarang kan Rio udah jarang banget main sama, Ify. Dia kayak menjauh gitu. Pas Rio tanya dia malah nyuruh Rio buat nginget apa penyebabnya sampai-sampai dia ngejauh dari Rio"

Mama Rio tersenyum.

"Yaudah ingat gara-gara apa Ify sampai jauhin kamu. Oh iya, Yo. Kalau Ify tinggal disini kamu setuju gak?

Rio yang tadinya duduk santai, kini menengakkan badannya. Ia menatap sang Mama tak percaya.

"Ma. Gak usah becanda deh. Ify mana mau tinggal sama kita, dia kan punya rumah yang besar"

"Kamu ini, Yo. Kita kan belum nyoba tawarin Ify buat tinggal di rumah kita. Dia emang punya rumah yang besar, tapi kan pasti dia merasa kesepian kalau tinggal sendiri. Lagi dia juga udah Mama anggap kayak anak mama sendiri" ujar Mama Rio

"Ma, tapi gak gitu juga kali. Masa iya Ify harus tinggal di rumah kita sih" protes Rio

"Kalau kamu gak suka ya gak apa-apa. Mama juga gak minta persetujuan kamu"

Apa kata Mama nya tadi? Tidak minta persetujuannya? Lalu apa maksudnya Mama bertanya padanya tadi? Rio mengacak rambutnya frustasi, kemudian bangkit dari duduknya.

"Tau ah, mending ketemu Shilla, dari pada bosen dirumah"

****

Ify memandang nyalang ke arah photo keluarga yang berada di ruang keluarga. Hati Ify teriris saat mengingat bahwa ia hanya hidup sendiri di rumah yang besar.

Air matanya kembali menetes mengingat semua kenangan indah bersama Ayah dan Ibunya. Jika saja Ify bisa meminta pada Tuhan, ia akan meminta untuk kembali berkumpul bersama kedua orang tuanya. Tapi, itu mustahil!

"Argh!!" erang Ify sambil melemparkan barang yang ada di sekitarnya.

"Ify!" seru Gabriel yang baru saja datang. Ia langsung menghampiri Ify yang berusaha melukai dirinya sendiri.

"Fy, istigfar Fy" suruh Gabriel, namun Ify malah melukai tangannya sendiri.

Gabriel yang geram langsung mengambil pisau dari tangan Ify dan melemparnya entah kemana.

"Apa yang lo lakuin hah?! Lo kalau mau bunuh diri gak gini caranya! Sekalian aja lo lompat dari atas gedung!!" seru Gabriel, Ify terdiam hanya isak tangisnya yang masih terdengar.

"Fy, gue tau lo merasa kehilangan. Tapi, gak gini cara lo. Ingat, lo gak sendirian masih ada gue Fy. Masih ada gue yang bakal slalu ada di samping lo!" habis sudah kesabaran Gabriel menghadapi Ify.

Gabriel memeluk Ify. Memberi gadis itu ketenangan.

"Maaf, gue lepas kontrol. Jangan takut sama gue" bisik Gabriel di telinga Ify. Ify mengangguk.

Gabriel melepas pelukannya. Kemudian menatap Ify dalam.

"Ayo sini, gue obatin luka lo" ucap Gabriel sambil menuntun Ify duduk di sofa. Gabriel berdiri dari duduknya kemudian mengambil kotak P3K lalu kembali lagi duduk bersama Ify.

"Siniin tangan lo" pinta Gabriel. Ify menyodorkan tangan kirinya yang terluka pada Gabriel.

Dengan telaten Gabriel membersihkan tangan Ify yang di aliri banyak darah. Kasian juga melihat Ify harus luka begini.

"Yel, makasih" ucap Ify pelan

"Sama-sama, lain kali jangan lakuin hal yang bodoh kayak tadi. Gue gak suka" peringat Gabriel, Ify mengangguk sambil tersenyum.

Terimakasih sudah menjadi sahabat yang terbaik buat gue.

Bersambung..

BintangKu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang