Markas

119 10 0
                                    

Seperti perjanjian di hari sebelumnya, mereka bersembilan kembali berkumpul di taman.

"Gak ketemu, siapa yang ngasih boneka jeraminya?" Euijin memainkan boneka jerami, digerakkannya boneka jerami seolah penari handal.

"Hm, anak yang gunainnya pun tetap jawab gak tau," ujar Jun.

"Aku masih gak percaya kalian bisa ngelakuin hal itu, wajah kalian seperti anak baik-baik," ujar Marco mengamati wajah Jun dan Chan.

"Ingat kata pepatah, dibalik wajah polos ada kebengisan yang tersembunyi," kata Kijung.

"Pepatah yang kamu bilang, kok semuanya aku gak pernah dengar, ya?" Hansol melirik ke arah Kijung, yang dilirik nyengir polos.

"Sejak kecelakaan itu kita nerima keanehan ini, dan kejadian aneh lainnya bermunculan," ujar Feeldog dengan raut wajah serius.

"Bermunculan? Maksudmu, ada kejadian lain selain di sekolah kami?" Chan mengernyitkan alis.

Feeldog, Daewon, Hansol, dan Hojung saling pandang. Seakan mereka lagi berdiskusi tapi dengan bahasa kalbu.

"Ada, tapi baiknya jangan disini, terlalu terbuka," ujar Daewon. Muka angelnya terlihat khawatir menatapi taman.

"Aku tau dimana tempat yang pas." Hojung tersenyum manis dan mulai berjalan ke bagian belakang taman, diikuti yang lain.

"Tertutup, lumayan, nih," kata Jun setelah mereka bersembilan sampai ke rumah yang diusulkan Hojung. Rumah itu terbuat dari bambu yang sudah mulai menguning dan agak sedikit retak pada bambunya.

"Bisa dibersihkan. Pas buat markas." Semuanya menatap Feeldog.

"Apa? Kita perlu tempat buat ngomongin semuanya dan kurasa tempat ini cocok," lanjutnya.

"Iya sih, tapi gak ada yang bakal ke sini selain kita?" Hansol terlihat ragu.

"Gak ada. Lihat, rumah ini kotor dan berdebu. Lagi, letaknya dibelakang taman, jauh dari keramaian," ujar Hojung menekan dinding rumah.

"Yaudah kalau semua okay kita jadiin rumah bambu ini markas, gimana?" Euijin  menunggu respon.

"Aku okay," ujar Marco dan yang lain sepertinya juga setuju. Mereka terlihat mengangguk dan mengacungkan jempol.

Mereka bersembilan mulai membersihkan rumah bambu yang mulai hari itu akan menjadi markas mereka.

9 HEROESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang