Jun dan Chan sudah berada di taman kawasan Gangnam setelah keluar dari rumah sakit beberapa jam lalu. Mereka berada di taman yang menjadi latar awal cerita Jun selama dia koma. Di taman ini juga Jun mengalami kecelakaan dan koma hampir sebulan.
"Di sini. Kita bersembilan duduk di sini. Membicarakan alasan kenapa jadi kita yang menerima ke anehan ini." Jun menunjuk tanah lapang yang dia pijak sekarang.
"Nah, lalu kalau benar. Di belakang sana ada rumah bambu yang kita jadikan markas." Jun menarik tangan Chan ke arah belakang taman. Dan benar, di sana ada sebuah rumah bambu.
"Tapi kamu bilang rumah bambunya hancur, ini gak." Chan menaikkan alisnya bingung.
"Iya, emang hancur dan kita pindah markas ke villa keluargaku untuk latihan." Jun menghela napasnya. Dia mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Siapa aja tadi nama mereka selain aku dan kamu?" Chan mulai ikut penasaran.
"Euijin, Feeldog, Daewon, Marco, Hojung, Hansol, dan Kijung," ujar Jun terduduk di taman.
"Bentar, Chan. Apa yang kamu lakuin di hari aku kecelakaan di taman ini?" Jun seakan teringat sesuatu. Matanya lurus menatap Chan.
"Aku beli sushi di taman ini. Pemilik restoran sushinya sendiri yang buka gerai." Chan mulai mengingat.
"Itu Marco hyung," ujar Jun
"Aku duduk di bangku taman itu, nunggu kamu dan di depanku saat itu..."
"Ada empat mahasiswa yang negur kamu, nanya kita dari SMA mana?" Chan melanjutkan.
"Emoat mahasiswa itu pasti Feeldog hyung, Daewon hyung, Hojung hyung, dan Hansol hyung." Jun menepuki pipinya.
"Benar, gak berapa lama ada anak SMP yang nendang bola dan kena kepala pemilik travel di seberang itu. Dan mereka adalah Kijung dan Euijin hyung." Jun menepuk kedua tangannya.
"Dan semuanya terjadi di taman ini. Kita bersembilan ngumpul di taman ini pas kamu kecelakaan." Chan mengambil kesimpulan.
"Iya, aku kecelakaan karena ini ingin beli minuman dingin yang dijual seorang kakek di seberang taman ini. Aku nyebrang jalan dan tronton itu menghantamku." Jun menatap Chan horor.
"Dan kami semua melihat kecelakaan itu tanpa bisa nyegah. Jadi, kurasa itu alasannyabkenaoa mereka semua dan aku yang ada di mimpimu selama kamu koma. Karena kami orang terakhir yang kamu lihat." Chan menutup opini mereka.
Jun merebahkan dirinya di taman. Memandangi awan-awan yang berarak beriringan.
"Jadi benar semuanya hanya mimpi?"
"Ya. Hidup kita masih panjang, banyak mimpi yang harus kita raih, tinggalkan mimpi buruk dan raih mimpi yang indah. Ini adalah awal baru untukmu, untuk kita semua." Chan ikut merebahkan diri di samping Jun.
Kedua sahabat itupun memandangi langit siang itu. Mereka memejamkan mata dan menikmati hembusan angin yang menerpa wajah mereka.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
9 HEROES
FantasíaMenceritakan mereka yang menemukan kekuatan secara tidak sengaja dan mengharuskan mereka berbuat hal yang tidak mereka sangka. Sebuah keputusan yang akan menentukan takdir mereka selanjutnya. Bersatu atau pecah. Semuanya ada di tangan mereka. Jalan...