Ragil dan keluarganya sudah di rumah Alisa, alisa merasa sangat rendah melihat keluarga Ragil yang datang dengan beberapa mobil mewah.
"Iya bu, ragil bilang ia mau melamar Alisa untuk menjadi istrinya."
"Alisa bagaimana tuh, di terima nggak. Kan kamu yang mau menikah bukan ibu." goda Andini.
"Ibu jangan begitu Alisa malu."
"Hahahaha, Kamu itu ada ada saja."
"Iya buk lisa terima lamaran mas Ragil."
"Alhamdulillah."
Ucap semua orang yang ada disana.
"Jadi kapan tanggal pernikahannya?" Tanya ibu Ragil.
"Lah ayah terserah Ragil dan Alisa buk."
"Ih ayah, bunda nanya Ragil bukan ayah."
"Kalau Ragil sih maunya cepet, nggak tahu kalau Alisa?"
"Alisa sih terserah mas ragil saja."
"Kalau begitu ragil maunya 1 bulan lagi, boleh tidak?"
"Ya sudah di sepakati, satu bulan lagi ya. Berarti tanggal 2 Mei saja hari sabtu, acaranya mau bagaimana?"
"Alisa sih sederhana saja kepinginnya, biar nggak terlalu membebani keluarga."
"Kalau alisa maunya begitu mas ikut saja."
***
Satu minggu sebelum acaranya Ragil begitu tersiksa karena harus di pingit,
Tiga hari mendekati hari H Ragil semakin frustasi. Alisa tak membalas pesan dan mengangkat telphonnya, Ragil rasanya ingin sekali mendatangi Alisa.
"Kenapa sih alisa tidak angkat telphon dari saya?"
"Ya elah pengaten nggak sabaran banget sih, 2 hari lagi kamu bisa miliki Alisa."
"Kamu tidak mengerti bar, ini telphon ke 150 yang aku lakukan tapi dia tidak mengangkat juga."
"Aku ada ide."
"Apa? Awas php!"
"Nih telphon pakai HP aku."
"Aku coba ya."
Iya halo ini dengan siapa ya?
Halo??
Aku matiin ya?Aisshh, ini aku Ragil Alisa.
Ehh, mas Ragil. Udah dulu ya telphonnya_
Ehh jangan di matiin, aku kangen tau nggak sih. Kenapa telphon dan sms aku nggak pernah di jawab.
Em i itu, kata bunda kalau Mas Ragil telphon atau sms nggak usah di hiraukan.
Kamu mau nyiksa aku ha?
Mas jangan marah dong?
Kamu sih, tega banget jadi orang. Kamu mau durhaka sama calon suami, baru jadi calon istri mau menyiksa aku.
Astaga mas, Lisa nggak maksud kok. Udah dulu ya bunda dekat lagi sampe di tempat lisa. Assalammualaikum?
Waalaikumsalam.
Tut tut tut
***
Hari ini hari dimana sangat di tunggu-tunggu semua keluarga, ragil sedang mengucapkan ijab qabul.
Dan kata SAH akhirnya terucap, Alisa di bimbing untuk keluar dari kamarnya. Ada yang berbeda saat Ragil menatap Alisa karena alisa memutuskan untuk memakai hijab. Ijab qabul di lakukan di rumah Alisa hanya keluarga yang hadir, mengingat rumah alisa tidak terlalu besar.
Setelah melaksanakan ijab qabul mereka bergegas ke Palembang untuk resepsi pernikahan.
"Mas alisa punya rahasia, tapi jangan di ketawain."
"Iya deh."
"Alisa baru pertama kali naik pesawat ini loh, jadi alisa takut mas."
Ragil tersenyum mendengar pengakuan alisa kepadanya, ia menyenderkan kepala alisa ke pundaknya.
"Nggak perlu takut kan ada mas."
"He em, pasti ibu juga takut."
"Tenang saja ibu duduk sama ratna sepupuku dan juga nggak butuh waktu lama dari Jakarta ke Palembang Alisa."
"Iya mas."
***
Sesampainya di rumah Ragil semua orang menyambut mereka, mengingat pukul 8 malam acara akan di laksanakan mereka bergegas istirahat. Kecuali orang yang sudah di siapkan untuk mengurus catering dan halaman belakang sebagai tempat acara. Rumah ragil cukup besar dan memiliki halaman yang luas sehingga mereka memutuskan membuat resepsi pernikahan mereka di rumah.
"Ini kamar aku, kamu istirahat saja nanti sore baru mandi. Aku kebawah dulu, ayah tadi manggil aku."
"Iya mas."
Tanpa menunggu Alisa merebahkan tubuhnya di kasur, ia sangat lelah. Kenapa alisa tidak mengganti baju karena alisa sudah memakai baju santai semua riasa dan kebaya yang melekat di tubuhnya sudah ia hapus dan ganti sebelum pergi ke bandara.
"Alisa? Alisa bangun?"
"Eughh, iya mas ada apa?"
"Ini sudah pukul 5 sore, kamu belum mandi dan makan. Mandilah aku tunggu di bawah."
Alisa bergegas mandi, dan mengenakan pakaiannya. Saat ia turun Ragil dan beberapa keluarga sedang makan.
"Alisa sini duduk di sebelah aku."
"He em."
"Nanti sudah makan alisa ikut bunda ya, kita mau siap-siap untuk make up dan masang bajunya."
"Iya bun."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
KANCING (End)
Romance#273 Romance #283 Romance #313 Romance #380 Romance #392 Romance *** "Saya harus bagaimana tuan." Ragil sedikit kasihan menatap wajah gadis itu tertunduk, ia juga menyadari matanya sudah berkaca-kaca. "Buka kancing bajumu di hadapanku." "Ma maksud...