#part1

405 59 48
                                    

Saat kita kehilangan sesuatu kita diajarkan untuk "ikhlas."
tantangan selanjutnya adalah bisakah kita "bersyukur" atas kehilangan tersebut??


*****

Cathylin baru saja menjemput Cathy-putrinya, yang baru pulang dari sekolah. Dengan mimik wajah yang lucu, gadis itu bercerita di sepanjang jalan.

"Maaa, tadi di sekolah Cathy ada anak baru namanya Enrico Alfred. Tapi, dia ngesalin banget tahu Ma. Masa waktu Cathy ajak dia kenalan, dia cuma senyum terus nundukin kepala dan pura-pura tidur, Cathy 'kan jadi kesal Ma!" ucapnya sebal, mengingat kejadian di sekolahnya tadi.

Cathylin terkekeh mendengar cerita putrinya. "Aduh, anak mama sayang udah pintar sekarang, ya. Mungkin dia masih malu kenalan sama kamu, makanya dia seperti itu."

"Begitu, ya? Tapi, gara-gara itu Cathy tadi langsung ambil bukunya, dan tulis nama Cathy besar-besar biar dia ingat terus sama Cathy sampai besar nanti. Biar dia sadar masa dia nggak mau temanan sama cewek imut kayak Cathy, sih."

Saat Cathylin mengacak-acak rambut Cathy, karena gemas mendengar cerita anaknya itu. Tanpa sadar, ternyata di depannya ada sebuah mobil yang menyebrang di depannya, dan mengakibatkan mobil yang dibawa Cathylin menabrak pembatas jalan.
Mereka mengalami kecelakaan yang cukup mengenaskan yang mengakibatkan cathylin harus menghembuskan nafas terakhirnya dan cathy yang koma dalam waktu yang cukup lama.


****


Disebuah rumah sakit ternama di yogyakarta terlihat seorang gadis remaja yang baru saja sadar dari tidur panjangnya, dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya. Setelah mengalami kecelakaan dua tahun yang lalu dan mengalami koma, akhirnya gadis itu sadarkan diri. Ayahnya yang selama ini menjaganya di rumah sakit, terlihat lega melihat putrinya sudah sadar.

"Terimakasih Tuhan, kamu sudah sadar. Maafkan Papa, Cathy. Seandainya waktu itu Papa lebih mementingkan kalian daripada dia, semua nggak bakalan kayak gini." Raynson- Papa Cathy, mengenggam tangan putrinya dengan erat.

"Bapak siapa?" tanya Cathy dengan heran, melihat pria paruh baya menangis dan mengenggam tangannya dengan erat.

"Cathy, ini Papa. Kamu nggak ingat?" tanya Raynson, panik.

Segera Raynson memanggil dokter untuk memeriksa keadaan putri tunggalnya, dan ternyata putrinya mengalami amnesia yang disebabkan benturan keras saat kecelakaan. Dokter memperingati Raynson untuk tidak terlalu memaksakan ingatan putrinya, sebab itu akan mengakibatkan kondisi anaknya memburuk nantinya.

Dua bulan setelah mengalami proses pemulihan Akhirnya cathy diperbolehkan pulang kerumah karena kondisi nya yang sudah lumayan pulih.
Saat masih berada di rumah sakit, Cathy terus menanyai Raynson perihal mamanya yang tak kunjung datang menjenguknya. Raynson terpaksa membohongi Cathy mengenai istrinya yang sudah tiada, takut kondisi putri tunggalnya memburuk, karena terpuruk mengetahui mamanya sudah meninggal.

"Kenapa mama nggak pernah jengukin aku sekalipun di rumah sakit ya, Pa? Apa mama sesibuk itu, sampai mama nggak bisa jenguk aku? Mama benci sama aku ya, Pa?" tanya Cathy, saat Raynson sudah menjalankan mobilnya keluar dari rumah sakit.

Raynson sejenak terdiam mendengar pertanyaan Cathy. Pria paruh baya itu menghela napas, pelan. "Mama kamu nggak benci sama kamu, Sayang. Mama kamu malah sayang banget sama kamu. Cuma memang karena mama kerjanya jauh di luar negeri sana, dan masih sangat sibuk, makanya mama kamu nitipin kamu ke Papa dulu." Raynson menahan napas saat ia mengarang cerita tersebut. "Dan sebelum kamu sadar, mama sempat datang melihat kamu, kok."

Faux SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang