#part7

99 36 17
                                    

Ada banyak hal yang
tak bisa direncanakan
di dunia ini,
merindukanmu misalnya.


***

Dengan langkah terburu-buru Rayson memasuki ruangan rumah sakit tempat Cathy dilarikan karena pingsan.

"Kamu kenapa sayang, kok bisa kayak gini? Apa yang sakit?" tanya Raynson  dengan nada yang teramat khawatir bercampur panik akan kondisi putrinya.

Sementara Cathy yang terbaring lesu tak berdaya di atas kasur rumah sakit hanya diam menanggapi pertanyaan papanya tersebut, entah mengapa sebenarnya dia juga bingung mengapa dia bisa ada di rumah sakit? Cathy  berusaha mengingat kembali apa yang terjadi kepadanya tetapi semakin dia mengingatnya semakin besar pula lah rasa sakit yang menjalar di kepalanya.

"Dok, apa yang terjadi sama anak saya?" tanya papa Cathy.

"Anak anda terdeteksi mengidap penyakit Amnesia Anterograde, jadi mungkin untuk saat ini dia akan mulai mengingat masa lalunya, tetapi dia akan lupa kejadian yang baru saja dilakukannya. Untuk itu dia hanya perlu istirahat dan tidak boleh terlalu capek karena itu akan berpengaruh bagi ingatatannya."

"Oke, Dok. Terima kasih," jawab papa Cathy.

Saat ini yang dirasakan Raynson adalah sedih akan kondisi putri semata wayangnya yang mengidap penyakit itu tetapi bersamaan dengan itu Raynson juga merasa takut. Dia takut jika sewaktu waktu Cathy akan mengingat semuanya, Raynson belum tega kalau suatu saat Cathy mengetahuinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" teriak frustasi Raynson pada dirinya sendiri.


***


Sementara di dalam kelas XI IPA 1 sekolah Pelita Utama Serin yang sedari tadi menunggu- nunggu kedatangan Cathy mulai cemas.
Mengapa? Ya karena dia takut jika nanti Cathy tidak hadir siapa yang memberikannya contekan pr.

Aduh Cathy kemana, sih? Habis gue kalau di gak datang hari ini.Bisa bisa kena omelan guru killer itu lagi. Hmm, atau gue minta jawaban ke yang lain aja kali ya? Tapi, siapa? Oh iya, Bryan kan juga otaknya diatas rata-rata.

Kemudian Serin pun bergegas menghampiri Bryan.

"Eh Bryan, bangun dong masih pagi, nih. Semangat dong terus senyum biar gantengnya nambah. Hehehe." Ya begitulah bentuk basa-basi dari Serin.

Seketika Bryan mendongakkan kepalanya "Mau lo apa? Nggak usah sok basa- basi gitu," kata bryan dengan nada yang cuek.

"Eh, jangan galak-galak, dong! Pr lo uda siap belum? Gue boleh nyontek nggak? Hehehe," sambung Serin

Bryan tetap berlagak cuek dan malah bertanya balik kepada Serin, "Emang lo gak kerjain?"

"Ya pastinya ngga, dong. Biasanya juga gue nyontek punya Cathy. Tapi, karena hari ini tuh anak entah kemana, jadi gue minta ke lo, deh. Boleh, kan?"

"Emang teman lo itu kemana?" tanya Bryan mengalihkan.

"Entah gue juga kurang tahu Cathy kemana, nanti gue cari tau, deh. Mendingan sekarang lo kasih contek—" kalimat itu pun terpotong, ketika bu Cecil, guru yang dianggap killer oleh mereka masuk ke kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi, Bu," sahut semua murid kelas XI IPA 1.

Faux SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang