#part8

130 26 26
                                    

Sekuat apapun memperjuangkan,
Setabah apapun untuk
terus disia-siakan,
Cepat atau lambat pilihan akan jatuh pada pergi meninggalkan

***

"Aduh, kemana sih si Serin udah gue cari kemana-mana juga nggak ketemu tuh batang idungnya, atau gue coba telpon aja kali ya?" celetuk Kyla.

'Maaf nomor yang anda tuju, sedang sibuk dengan yang lain, cobalah disaat dia kesepian.'

"Astaga, jahat banget mba-mba operatornya, tega banget sih dia," kata Kyla dengan khas alay-nya.

Setelah menelpon berulang kali tapi tak kunjung diangat, akhirnya Kyla menyerah.

"Hmm, yaudah deh karena berjuang sendiri tanpa mendapat balasan itu nggak enak, mendingan gue langsung kerumah Cathy aja, sekalian nanyain dia kenapa tadi nggak masuk sekolah. Eh, tapi gue naik apa ya ke sana?" Kyla berpikir sebentar. "Oh iya, kan ada mas-mas gojek."

Mungkin saat ini mas gojek adalah penolong bagi Kyla.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya Kyla sampai dirumah Cathy. Kebetulan jarak rumah Cathy dari sekolah masih terbilang cukup dekat, dan siang itu juga tidak ada macet.

Tok! Tok! Tok!

Kyla mengetuk pintu depan rumah Cathy, tetapi tak kunjung ada yang membuka. Kedua dan ketiga kali Kyla mencoba tetapi tetap tidak ada yang menyahutnya. Ia mulai kesal dan mungkin ini yang terakhir dia mengetuknya, tiba-tiba ada suara dari dalam rumah.

"Siapa ya? Dari tadi ada orang mulu deh, bibi capek naik turun tangga," kata Bi Bella menggerutu pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa lama Bi Bella pun membuka pintu. "Eh kok gak ada orangnya, ya? Perasaan tadi ada yang ngetuk-ngetuk gitu," gumam Bi Bella, heran.

Kesal karena kelamaan dibukain pintu, dan akhirnya muncullah niat jahat Kyla. Kemudian Ia sembunyi dan memunculkan diri tiba-tiba, serta berteriak mengejutkan Bi Bella. ''Huarrr!"

"Eee... copot-copot-copot, ehh ayam copot!" teriak bi Bella, latah.

"Hahaha, ayam apaan coba yang bisa copot Bi?" Kyla tertawa dengan sangat puas.

''Si non mah jahat banget atuh, Bibi kan jadi terkejut,'' sungut Bi Bella

"Ternyata Bibi latah juga ya, hehehe, Kyla baru tau. Maaf deh Bi, soalnya Kyla kesel karena kelamaan dibukain pintu."

"Ya si non maklum aja atuh, Bibi kurang dengar kalau ada orang yang datang, soalnya tadi Bibi lagi di atas. Maklumlah faktor U, pendengaran juga sudah mulai melemah, hehehe."

"Iya deh Bi. Eh, Cathy-nya mana ya, Bi? Kok tadi dia nggak masuk sekolah?"

''Loh non nggak dikasih tahu sama non Serin ya kalau Cathy lagi dirawat di rumah sakit? Tadi juga non Serin kesini sama mas-mas ganteng, tapi Bibi kurang tahu namanya siapa. Nyesel Bibi nggak nanya namanya deh, sangking gantengnya Bibi terpesona sama mas tadi," celetuk Bi Bella.

''Kyla nanya apa, Bibi malah jawab apa. Lagian Bibi genit banget ih, ingat umur Bi," sambung Kyla

"Non ingat pepatah yang mengatakan bahwa cinta tidak memandang usia? Lagian Bibi juga masih kelihatan muda dan selalu cantik," sambung Bi Bella.

''Astagaa Bi, pede amat ya, terserah Bi Bella dah.
Orang tua mah bebas,'' jawab Kyla mengalah.

"Jangan bilang bibi tua dong, Non. Eh iya, kemarin Non tahu nggak kalau berita yang bo—"
kalimat Bi Bella terhenti dikala Kyla kembali bertanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Faux SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang