#part3

196 49 39
                                    

Doa melatihmu agar engkau bersabar.
Doa mengurangi keteganganmu.
Doa membuatmu jernih berpikir.
Doa membuat mu menjadi seperti apa yang engkau doakan.

Karna itu Aku selalu berdoa Semoga mama baik baik disana~cathy.

****


Samar-samar dari jarak yang jauh, Cathy melihat seorang perempuan berbaju putih berdiri di sebuah ruang kosong bercat putih. Ia berusaha mendekati perempuan itu, namun suara wanita itu seketika menghentikan langkahnya.

"Cathy, jaga diri kamu baik-baik ya, Sayang. Mama akan selalu ada di hati kamu. Suatu saat nanti, kita pasti bertemu lagi. Dari atas sini, Mama bakalan jaga kamu. Mama pengen lihat kamu sukses dan banggain papa kamu. Kalau kamu kangen sama Mama, cukup kamu berdoa aja supaya Mama tenang disini. Mama sayang kamu Cathy."

"Mama?" tanya Cathy, pipinya sudah basah oleh air mata. "Emang mama mau kemana? Ma? Mama? Mama mau pergi dari Cathy, ya? Jangan tinggalin Cathy, Ma! Ma, mama!" teriaknya.

"Eh, Non Cathy bangun, Non! Bangun, Non! Kenapa atuh teriak-teriak? Non mimpi, ya? Mimpi apa, Non?

Cathy berhasil terbangun, ia terisak- menangis sambil memeluk Bella.

"Non mimpi buruk, ya?"

Cathy perlahan mengangguk. "Bi, tadi aku mimpiin mama. Tapi, rasanya nyata banget. Dan di situ, mama bilang sama aku, kalau mama mau pergi. Itu nggak benar, kan, Bi? Mama bakalan pulang, kan, Bi?"

"Iya, Non." Bella menjawab seadanya, tidak tahu harus berkomentar apa.

"Mama, kira-kira apa kabar ya, Bi? Sudah selama ini, mama nggak pernah pulang atau sekedar ninggalin kabar buat aku. Hm, pokoknya sebelum sekolah nanti, aku harus telepon mama, suruh mama datang ke sini," kata Cathy tiba-tiba, membuat Bella menahan napas.

Bella yang telah mengetahui segalanya tentang keluarga Cathy, hanya bisa merahasiakannya dari gadis itu, karena ia telah berjanji pada Raynson sebagai balas budi atas perbuatan majikannya di masa lalu pada keluarganya, yang mungkin baginya tidak bisa dihitung dengan uang sebesar apapun.

"Iya, sabar Non. Ibu pasti baik-baik aja. Mungkin memang kerjaannya masih nggak bisa ditinggal. Non tenang aja, nggak usah pikir yang aneh-aneh." Bella mencoba menenangkan. "Lagian itu kan cuma mimpi. Mungkin, karena semalam Non kecapekan terus ketiduran. Padahal Non belum berdoa, makanya Non mimpi yang aneh-aneh."

Cathy mengangguk. "Iya, Bi."

"Ya, udah. Sekarang waktunya Non mandi. Sudah waktunya sekolah, nanti Non telat. Bibi permisi keluar dulu, ya, Non."

"Iya, Bi. Makasih ya udah nenangin aku. Aku sayang sama Bibi."

Cathy memeluk Bella dengan penuh sayang.
Sepeninggal Bella keluar dari kamarnya, gadis remaja itu mulai berpikir. "Emm, emang semalam gue ketiduran, ya? Kok bisa, sih? Semalan gue ngapain, ya? Kok gue nggak ingat? Astaga pikun banget gue sampai nggak bisa ingat apa-apa. Tapi, ya udahlah. Bodo amat. Intinya sekarang gue harus cepat mandi biar sebelum sekolah masih sempat telepon mama. Good morning dunia!" Ia merengganggkan badannya, dan beranjak dari tempat tidur.

Sementara Bella yang belum sepenuhnya pergi dari kamar Cathy, diam-diam mendengar apa yang dikatakan gadis remaja itu dari belakang pintu. "Kasihan banget kamu, Non. Semoga ibu tenang di sana," gumamnya.

****


Setelah selesai mandi dan bersiap pergi ke sekolah, Cathy keluar dari kamarnya menuju ruang makan di lantai satu. Di sana sudah ada Raynson yang sedang menikmati secangkir kopi.

Faux SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang