#part4

132 43 32
                                    

jika kamu jatuh hati
jatuhlah pada hati yang bisa membuktikan.
bukan hati yang sibuk untuk meyakinkan.


****


"Eh, jadi gimana kok lo bisa ada di pinggir jalan sendirian? Tumben lo ke sekolah jalan kaki? Emang lo nggak diantar sama bokap lo? Emang supir lo kemana?" tanya Kyla secara beruntutan.

"Ih, lo berisik banget, sih, Kyl. Lo tau nggak kalau gue lagi kesal sama si cowok yang nggak jelas itu?" tanya Cathy, kesal.

"Eh, siapa maksud lo?"

Cathy memutar bola matanya, kesal. "Siapa lagi kalau bukan si Bryan cowok gaje itu?

"Kok lo bilang dia nggak jelas, sih? Cerita dong cerita!" pinta Kyla.

"Jadi gini, tadi pagi sebelum gue berangkat sekolah dia datang ke rumah gue, dan anehnya waktu dia datang, dia dengan seenaknya masuk kayak udah kenal lama sama papa gue, papa gue juga gitu. jadi karena itu papa suruh aku berangkat sama dia aja, karena kebetulan papa juga tau kalau gue dan dia itu satu sekolah. Awalnya gue nolak, tapi dia malah terima dengan senang hati, dan malah godain gue.
Terus setelah masuk dalam mobil kita sama-sama diam aja dan akhirnya dia pertama buka pembicaraan. Di situ dia bilang kalau udah di sekolah, anggap aja kita nggak pernah ngomong! Gila nggak tuh orang? Nggak jelas banget hidupnya, tiba di rumah dia godain gue di depan papa, eh begitu nggak ada papa dia bilang anggap aja kita nggak pernah ngomong. Heran, deh, gue," ucap Cathy menggebu-gebu.

"Terus, terus?" tanya Kyla, makin penasaran.

"Ya, terus gue jawab iya, habis itu gue diam aja. Mendadak ada suara ledakan dari luar, kami berhenti, deh.  Pas dilihat, ternyata ban mobilnya pecah, dan dia suruh gue dorong mobilnya. Alhasil pas gue dorong, dia malah kabur ninggalin gue, kan jahat banget dia, tuh. Gue laporin ke papa baru tau rasa dia!"

Papa? Darimana Bryan bisa dekat sama papanya Cathy? Siapa papa Cathy sebenarnya? Dan siapa Cathy sebenarnya?- pikir Kyla, membatin.

"Eh, lo kok ngelamun? Dengarin gue dulu, dong!"

"Eh iya iya, gue dengerin, kok." Seketika Kyla tertawa, membuat Cathy menoleh dengan wajah heran. ''Ngelawak lo ya? Mana mungkin dia mau berangkat bareng sama lo."

"Ah, bodo amatlah mau lo percaya atau nggak. Intinya, gue harus balas dendam sama itu cowok," ucap Cathy.

Kyla terkekeh. "Iya, deh. Gue sebagai teman sekaligus sahabat yang baik bakalan dukung lo selagi itu yang terbaik buat lo. " Dan terutama dia.- Sambung Kyla dalam hati. "Suka-suka lo aja, deh. Ya udah, yuk masuk kelas. Udah mau bel kayaknya."

"Yuk!"

****


Selama pelajaran berlangsung, Bryan yang duduk bersebelahan dengan Cathy, terus melirik cewek itu, karena ia merasa tidak tenang. Takut sewaktu-waktu cewek di sampingnya itu akan menerkam dan mencakari wajah tampannya, karena kejadian tadi pagi.

Sebenarnya Bryan sengaja melakukan hal itu, semata-mata untuk semakin membuat Cathy kesal kepadanya. Tujuannya apa? Entahlah.

Cathy yang merasa risih ditatap seperti itu, langsung berkata kepada Bryan. ''Apa lo? Nggak usah sok kecentilan jadi cowok. Di depan papa sok baik, di belakang papa lo jahatin gue. Gue aduin papa baru tau rasa, pa...,''

Faux SourireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang