unbelieveble

34 3 0
                                    

Sudah satu minggu sejak penampilan audisi mereka di salah satu agensi artis ternama Korea. Ya, mungkin menunggu adalah hal yang paling sulit untuk dilalui oleh ketiga gadis itu saat ini.

Waktu mereka habiskan dengan berdiam diri di apartement dengan menonton drama, berlatih, makan, dan juga tidur. Terasa sepi karena akhir-akhir ini para oppa-oppa tengah menjalani promosi comeback mereka.

Dan saat ini mereka berakhir terdampar di kamar mereka tanpa tau apa lagi yang harus mereka lakukan.
"Onnie, sampai kapan kita terus digantung seperti ini? Ahhh, ini sungguh melelahkan kau tau?" eluh Na jeong.

"Nan, mollayo! Kau pikir aku terlihat seperti apa saat ini, eoh?" jawab Neon seol.

"Sudahlah, berhenti mengeluh sekarang. Hanya tinggal menunggu sebentar lagi saja, hmm? Kalian lupa mimpi kita, eoh? Jadi sekarang kita hanya perlu bersabar lebih lama. Ohh ayolah, hanya menunggu hasil saja," lanjut Najin positif.

Jeong dan Seol pun menatap Jin seolah mereka tak paham dengan ucapan Jin barusan.

"Onnie, aku sangat penasaran dengan apa otakmu terbuat?" ucap Seol ambigu membuat sang empu mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu?" tanya Jeong.

"Aku salut sekali denganmu Onnie!" Seol berhambur ke pelukan Najin. "Kau tetap optimis pada tujuanmu bagaimanapun keadaannya, tidak seperti manusia yang satu ini," sindirnya.

Jeong hanya memutar bola mata malas. "Bagaimanapun juga saingan kita adalah ratusan orang berbakat dari berbagai negara. Maksudku mungkin salah satu dari kita saja hanya berpeluang sangat kecil untuk lolos,"

Semuanya menoleh pada Jeong dengan tatapan serius. "Jeong, kau..."

"Aku takut hanya salah satu dari kita yang lolos audisi itu, Jin!!" Jeong akhirnya mengeluarkan pikiran yang mengganggunya sejak lama.

"Onnie, kau seharusnya sudah mengerti kalau sejak awal ini adalah persaingan. Jadi kenapa baru sekarang kau ribut masalah ini, hah?" bentak Seol.

"Ya! Ya! Geumanhae! Apa apaan kalian ini! Tidak, aku sama sekali tidak menganggap Jeong sebagai sainganku. Tidak sama sekali, Seol! Selama ini tidak pernah aku berpikiran kalau aku dan Jeong adalah saingan,"

"Lantas bagaimana pada akhirnya, eoh? Aku tau kau juga memikirkan apa yang kupikirkan selama ini Jin, aku tau bagaimana sifatmu sebenarnya, kau tidak suka mengumbar masalah pada orang lain, kau tidak suka membentak apalagi marah, eoh? Tapi biarkan kali ini saja, eoh..." ratap Jeong.

"Arra! Baiklah kalau itu yang kau inginkan, Jeong." ia bernapas sejenak. " Bahkan aku bingung harus memulai dari mana saat ini, eoh? Katakan padaku apa mulai dari 16 tahun yang lalu? Aku sudah menutupi masalahku sejak saat itu, jadi apa perlu aku meluapkan semuanya saat ini, hah! Jawab aku!" bentak Jin. Air matanya mulai menguar dari pelupuk mata indahnya.

"Onnie, tenanglah. Jaga emosimu," Seol berusaha menengahi pertikaian saudara itu susah payah.

"Aku tidak peduli dengan yang dulu-dulu, Jin! Kurasa itu tidak sepenting masalah yang terjadi saat ini. Jadi mulailah saja sekarang!!"

"Ohoou, jadi kau pikir masalah penyakitku gara-gara dirimu ini tidak lebih penting dari pada rasa iri kekanakan itu jika hanya aku yang lolos audisi, eoh?" jerit Jin sejadi-jadinya hingga saat ini rasa sesak menyerang dadanya. Ia berusaha mengurangi gerak geriknya agar rasa sakit itu tidak meningkat. Sekuat tenaga ia menahan rasa sakit itu dengan remasan tangan di bagian dadanya.

Melihat itu, Jeong pun membulatkan matanya sementara tangan kanan itu menutupi mulutnya yang terus saja menggumam "seolma..." ia terus menggeleng berharap ini semua tidak benar benar nyata.

"Onnie! Bertahanlahh!!!" Seol menahan tubuh yang akan terjatuh itu.

☂︎。˚𝙼𝚎𝚎𝚝 𝙱𝚃𝚂 𝚒𝚗 𝙺𝚘𝚛𝚎𝚊𝚗 𝚏𝚕𝚒𝚐𝚑𝚝˚。☂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang