Hari ini jadwal kami benar-benar padat. Setelah acara comeback show ini pun kami belum bisa untuk memejam mata kami.
Berkali-kali ponsel itu berbunyi, namun ia tidak segera melihat ponselnya. Lihat, betapa sibuknya pria itu saat ini. Jimin.
Polesan bedak itu menempel sempurna di wajah tampannya. Sementara stylish me-make over dirinya, Jimin tidak menyi-nyiakan kesempatan bagus ini untuk istirahat. Ya, walaupun hanya hitungan menit. Satu sekon pun berharga bagi idol sepertinya.
Bukannya tak mau mengangkat telponnya, namun ia tak mendengar kalau ponselnya itu berdering berkali-kali. "Hyung, sepertinya ada hal penting. Ponselmu terus berdering sejak 10 menit yang lalu,"ucap Jungkook seraya menyerahkan LG tipis itu pada sang pemilik.
"Nugu?"
Jungkook hanya mengendikkan bahu tanda tidak tahu. Lalu berjalan menuju V yang sedang berkaraoke ria.
Jimin mengangkat ponselnya. "Yoboseyo?"
"Oppa..."lirih suara dari sebrang sana. Ya, itu adalah Jeong yang menangis tersedu-sedu.
"Ya, wae irae? Wae mullo? Neon gwaenchana?" raut wajahnya berubah.
"Jin onnie...."
"Mwo?"
____________________"Ya, bodohnya kau Jeong!!" Gadis itu memaki seseorang itu didepan cermin. "Kau bodohhh, dan itu tidak akan berubah sampai kapanpun!" tangis itu mulai pecah tak tertahankan.
"Kenapa baru menyadarinya sekarang?!! Kau bodohh! Ditaruh mana otak berIQ 140mu itu, eohh? Tidak bergunaa!" Jeong, gadis itu melempar vas bunga yang terduduk manis dihadapannya dan berakhir menjadi bagian berkeping banyak di lantai.
"Kau iblis, Jeong! Agrhhh!!!!" ia mengacak rambutnya frustasi. Saat ini ia butuh sendiri. Sangat.
Neon seol berada di rumah sakit menemani Jin yang belum siuman. Kalau saja terlambat untuk Jin sampai di rumah bagi para pasien itu, tamatlah riwayat Jeong. Itu yang selalu ia umpatkan sejak tadi.
"Kau selalu diam dan tenang selama ini. Aku pikir kau kehilangan hati nuranimu haha..." Jeong menarik sudut bibirnya. "Kau ternyata licik menyembunyikan ini semua dariku. Kakak macam apa kau, eoh?"ia lagi-lagi tertawa picik pada dririnya sendiri dihadapan cermin.
"Aku benci!! Namun aku tidak tau siapa yang harus ku benci sekarang. Haha sangat lucu kau!" Jeong seperti orang gila menunjuk-nunjuk cermin seolah bicara pada orang lain.
"Aku bersumpah tidak akan memaafkan diriku sendiri jika Jin mati sebelum ia merasakan senyum bahagia sebagai pemeran di alur ini,"Ponselnya berbunyi nyaring pertanda telpon masuk. Ia pun segera mengangkatnya. Dari Ibu.
"Yoboseyo? Eomma, cepatlah sampai disini, jebal...." isaknya."Nde? Dengan Jeong?"
Degg, seketika jantung Jeong berdetak sangat cepat sekarang. Siapa ini? Kenapa suara ibu menjadi suara pria menyeramkan disana? Apa? Ada apa? Dan...."Ya, saya Na jeong sendiri," jawabnya getir.
"......"
Ponsel itu terjatuh begitu saja ke lantai yang beralaskan pecahan vas itu bersamaan dengan menetesnya cairan bening dari mata indahnya.
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
☂︎。˚𝙼𝚎𝚎𝚝 𝙱𝚃𝚂 𝚒𝚗 𝙺𝚘𝚛𝚎𝚊𝚗 𝚏𝚕𝚒𝚐𝚑𝚝˚。☂
Fanficketiga gadis itu sangat bermimpi untuk pergi ke korea selatan untuk bertemu idolnya itu, tentunya BTS. dua diantara gadis berbakat itu mengikuti audisi pencarian bakat. dan mereka pun memenangkan audisi tersebut. mereka lolos ke babak selanjutnya ya...