Saat ini ia melangkahkan kedua kakinya dengan berat. Ia menarik kopernya seorang diri dan menatap kosong semua yang ia lihat saat ini.
Tak sadar, seiring mata itu menatap kosong semuanya, air mata juga merembes keluar dari pelupuk mata kecilnya itu. Sesekali ia menyeka itu dengan syal tebal yang ia kenakan, namun tak lama kemudian tetesan itu muncul lagi dari matanya.
Ya, rasanya ia ingin hilang saat ini juga.
__________"Onnie, kau duduk saja disini. Jangan kemana-mana arra?" Neon seol hendak mengambil air putih, namun lengannya ditahan oleh Najin membuat Seol kembali menoleh.
"Wae?"
"Jeong-ie eodiga? rumah ini jarang bisa setenang ini, eoh? Kemana dia?" tanya Jin penasaran.
Deunggg... Seakan dihantam ribuan beton besi. Ia bingung harus menjawab seperti apa saat ini.
Lantas Seol pun berpikir sejenak. "Jin onnie, sebenarnya..." ia menggantungkan kalimatnya membuat Jin geram penasaran.
"Palli malhaebwa,"
"Jeong onnie, pulang..." ucapnya perlahan.
"Mwo? Meninggalkan kita sendirian? Bagaimana hasilasil audisinya? Bagaimana dia bisa bertindak seenaknya, eoh?"
"Ani. Keuge... Aaa dia mengurus dokumen dari sekolah hanya sebentar. Tenanglah, dia tidak mungkin meninggalkan kita sendiri disini, eoh?"
"Jinjjara?" Jin hanya mengangguk mempercayai Seol.
_________"Bersikaplah realistis Jeong-ah!!" lagi-lagi ia memaki diri sendiri di depan cermin.
"Bisa-bisanya kau berpikir kalau mereka akan peduli bahkan menenangkanmu seperti saat ini. Kau bahkan tidak dianggap hidup oleh mereka, Jeong!! Disaat kau butuh tempat bersandar, tak ada seorang pun yang bersedia memberikan pundak untuk tempatmu menangis meluapkan kekesalan. Pecundang kau, Jeong-ahh!!!!" jeritnya gila-gilaan di depan beberapa wanita yang menatap Jeong dengan tatapan menjijikkan."Tidak kusangka, kau menaruh harapan terlalu tinggi selama ini. Dan sampai jika keadaan yang seperti ini terjadi kau akan terjatuh sangat jauh dan merasakan remuk dimana-mana. Harusnya kau lebih cepat sadar, Jeong!"
Sudah beberapa dari wanita itu yang mulai berbisik-bisik aneh pada yang lain. Namun Jeong tidak peduli dengan semua hal itu. Ia hanya ingin saja bertindak seenaknya begini, untuk menunjukkan betapa hancurnya ia saat ini.
_________"Yak, bagaimana kalau kita jenguk Jin setelah ini, eoh? " usul V.
"Aku setuju denganmu, Tae. Aku juga rindu pada my honey bunny Seol. Kajja!!" teriak Jungkook semangat.
"Dadeul, sebenarnya aku pun sangat ingin melakukan itu. Namun, Bang PD barusan mengatakan padaku bahwa ada jadwal setelah ini." sela RM.
"Ahh wae?"
Sementara wajah pria yang satu ini terus saja menmancarkan aura sedih. Jimin.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif....
Ia khawatir dengan Jeong yang tadi menelponnya sambil menangis, namun Jimin tidak terlalu menghiraukannya karena profesionalitas sangat diperlukannya saat itu.
Berkali-kali ia mencoba menghubungi nomor Jeong. Namun ponselnya tidak aktif.
"Apa yang sedang dilakukannya?"gumam Jimin. "Ahh, maafkan aku Jeong-ah, kau pasti sangat butuh sandaran tadi," berkali-kali juga ia mengusap wajahnya kasar sambil mengembuskan napasnya berat.
__________
Jeong berakhir di sebuah halaman yang dipenuhi rumput hijau yang selalu ia dan Jin serta Seol datangi jika mereka memiliki masalah. Ya, rumah pohonnya di rumah.Setelah mengetahui bahwa ia terlambat untuk melihat wajah kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali, ia sadar, dunianya berakhir sudah sampai disini.
Ibu dan ayahnya sudah tenang disana. Ya. Kalian berpikir kalau mereka meninggal?
Itu benar. Terjadi kecelakaan beruntun pada saat orang tua mereka berada di perjalanan menuju bandara. Rencana awal adalah untuk segera melihat putri mereka yang berada di negeri orang tengah tak berdaya. Namun takdir berkata lain. Mobil van besar menabrak sedan milik orang tua mereka, sehingga menyebabkan sedan itu terguling berkali-kali dan akhirnya meledak bersama dengan kedua orang tua itu.
Cukup tragis
Lalu ia berjalan menuju rumahnya dan berakhirlah di pohon favoritnya. "Ibu, ayah, aku sendirian sekarang. Ini terdengar lucu bahwa aku pulang ke rumah namun tak ada seorang pun dari kalian yang menyambutku disini. Aku sampai bingung, sebenarnya dimana asalku. Haha sangat lucu bukan?" Jeong lagi-lagi menangis pecah di temani suara hiliran angin yang menabrak dedaunan.
"Aku harap aku menghilang saat ini, bu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
☂︎。˚𝙼𝚎𝚎𝚝 𝙱𝚃𝚂 𝚒𝚗 𝙺𝚘𝚛𝚎𝚊𝚗 𝚏𝚕𝚒𝚐𝚑𝚝˚。☂
Fanfictionketiga gadis itu sangat bermimpi untuk pergi ke korea selatan untuk bertemu idolnya itu, tentunya BTS. dua diantara gadis berbakat itu mengikuti audisi pencarian bakat. dan mereka pun memenangkan audisi tersebut. mereka lolos ke babak selanjutnya ya...