Hari yang dibenci oleh Kayla pun tiba, ya. Kayla benci hari senin, dimana ia harus berangkat sekolah pagi-pagi untuk sekedar upacara yang menurutnya tidak penting. Tapi, tentu bagi para guru dan murid yang pintar dan rajin seperti Rasya, Ajiz, Ray, Wiya, Waliyha, Safa, Puput and another people said upacara itu penting untuk Negara mereka, mereka bilang “Kay, upacara itu penting! Tandanya Negara kita itu udah MERDEKA!!” ucap salah satu dari mereka menegaskan pada Kayla yang saat itu hanya duduk tak berkutik dimejanya sambil memejamkan mata, padahal bel upacara hari itu telah berbunyi, dan OSIS pun hampir tiba untuk memeriksa ruangan.
“Kenapa sih Ray harus ada upacara? Memang di Negara semacam Malaysia, Singapur, Hongkong kayak gitu ada upacara? Iya? Jadi Negara kita ini jadi plagiat ngikut ngikut upacara?” cibir Kayla tanpa spasi
“Haduh Kayyy, Upacara itu penting as you know upacara itu selain tanda Negara kita telah merdeka dan bebas dari penjajah, upacara itu menghormati para pahlawan yang telah memperjuangkan Negara kita ini” cerocos Ray sambil berekspresi dengan tangannya, sementara Kayla hanya mengangguk berpura-pura mengerti.
“Kay, kamu denger ga sih? Jangan Cuma ngangguk mulu” jitak Ray pada puncak kepala Kayla, Kayla meringis kesakitan
“Denger kok denger, eh Ray kalau kita pindah ke Negara lain ada tidak ya semacam upacara seperti ini?” Tanya Kayla membayangkan Negara yang ia ingin kunjungi
“Pastiiii ada” ucap Ray mantap, lalu berbalik lagi “Mungkiiin”
“Ssshhh kalian bisa berjalan sedikit cepat? Upacara akan segera dimulai” ucap salah satu pengurus OSIS yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka, mereka hanya tersenyum dan melanjutkan langkah kaki mereka dengan ritme sedikit dipercepat.
**
“Ehm Ehm Assalamualaikum Wr Wb” ucap salah satu Pembina upacara saat amanat dimulai, semua peserta diharapkan untuk diam namun masih saja ada beberapa yang terus mengobrol tanpa memerdulikan ancaman OSIS ataupun guru.
“Walaikumsalam Wr Wb” ucap seluruh peserta upacara hampir berbarengan
“Baiklah anak-anak syukur Alhamdulillah kita masih berdiri disini dengan sehat walafiat untuk melaksanakan upacara bendera, pertama-tama saya mengucapkan terimakasih kepada para petugas yang telah hampir sempurna dalam melakukan tugasnya, dan kedua saya mengucapkan terimakasih juga terhadap adik-adik sekalian yang pada saat ini mungkiin ada sedikit perubahan dari minggu yang lalu.
Baiklah, untuk selanjutnya. Untuk kelas X-XI saya harap anda belajar dengan giat untuk menghadapi ulangan kenaikan kelas yang akan tiba sekitar sebulan lagi, dan untuk kelas XII saya harap anda semua mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional yang akan dilaksanakan minggu depan, saya doakan semoga kalian semua lulus dengan nilai yang maksimal dan tentunya memuaskan.
Baiklah, mungkin cukup kiranya hanya segitu yang dapat saya sampaikan untuk upacara hari ini, semoga berkah dan rahmat selalu dilimpahkan pada kita semua, aaammiiin. Wassalamualaikum Wr Wb”
“Walaikumsalam Wr Wb” jawab para peserta upacara dengan semangat
Setelah Selesai…
“Kay, setelah kamu lulus, mau lanjut ke universitas apa kerja?” Tanya Waliyha teman sebangku Kayla yang membuyarkan seluruh lamunan Kayla saat itu
“Umm Ehh? Ehmm sepertinya lanjut deh Waliyha, soalnya Ayahku bilang sesudah aku lulus dari sini aku harus menyusul Kakakku di London, untuk masuk ke universitas” ucapku sambil memegang pulpen mencoret-coret kertas kosong yang berada didepannya
“Enaknya, aku juga ingin kayak kamu” ucap Waliyha menunduk
“Lhoo bukannya kamu mau nyusul Ayah ke Pakistan?” Tanya Kayla mengalihkan pandangan pada Waliyha yang menunduk lesu
“Yaaaa, tapi aku tidak tega meniggalkan Ibu sama kedua adikku disini” ucap Waliyha mengangkat wajahnya sehingga mereka berhadapan
“Ayolaaahh, percayalah padaku Waliyha mereka akan baik-baik saja disini. Bahkan, mungkin Ibumu berharap kamu dapat melanjutkan sekolahmu ke jenjang lebih tinggi” ucap Kayla menyemangati
“Ibu kemarin bilang begitu, tapi aku tak tega soalnya kau tahu kan? Kedua adikku itu susah sekali diatur” ucap Waliyha, kali ini ia giliran mencoret coret kertas kosonh dihadapannya
“Ohhh Ayolaaah memang kenapa jika mereka susah diatur? Ibumu bisa mengendalikannya, bukan?” Tanya Kayla dengan tatapan serius
“Yes, she can but intinya aku sudah hidup belasan tahun disini bersama Ibu sedangkan Ayah hanya setahun sekali pulang ke rumah untuk menemuiku, aku tak yakin bisa kuat bertahan di Pakistan bersama Ayah”
“You can girl! Trust Me!” ucap Kayla mengedipkan matanya
**
Sebelumnya saya minta maaf apabila ada unsur kejelekan disini atau unsur sindiran, namun saya harap adanya sindiran ini kalian yang tersindir bisa cepat mengerti dan bisa segera insyaf, hahaahah Loh? jangan seperti Kayla ya yang sedikit benci upacara^^