=============================================================================
“Ohhh Ayolaaah memang kenapa jika mereka susah diatur? Ibumu bisa mengendalikannya, bukan?” Tanya Kayla dengan tatapan serius
“Yes, she can but intinya aku sudah hidup belasan tahun disini bersama Ibu sedangkan Ayah hanya setahun sekali pulang ke rumah untuk menemuiku, aku tak yakin bisa kuat bertahan di Pakistan bersama Ayah”
“You can girl! Trust Me!” ucap Kayla mengedipkan matanya
========================================================
Setelah beberapa bulan berlalu, Kayla bersama teman-temannya telah meraih kelulusan mereka dengan nilai yang memuaskan. Kayla memang tidak pintar berada di 20 besar peraih Nilai Ujian Nasional tertinggi disekolahnya, namun ia amat pandai ketika berbahasa, itupun karena Ayahnya keturunan Spanyol meskipun hanya setahun atau dua tahun sekali mereka mengunjungi kampong halaman Ayahnya.
Drrrttt drrrtttt
Call from : Ray
“Yeah? Kayla in here. Whats up?”
“Hai Kay, mau dilanjut kemana kamu?” Tanya Ray dibalik telepon
“Hai juga Ray, sekitar 5 jam lagi aku harus berangkat ke London menyusul Kakak disana. Kamu?”
“London?? Aku juga pergi kesana tapi esok hari, Ibu telat membelikan tiketku. So, kata Ibu paling tiket yang ada untuk Esok hari pukul 6 pagi”
“Wow, So Surprising. Kerja? Apa Kuliah?” Tanya Kayla begitu senang
“Aku membantu paman disana, sekali-kali mengumpulkan uang untuk sekalian kuliah disan. Bagaimana dengan kamu sendiri, Kay?”
“Entahlah mungkin aku akan kuliah?”
“Woow amazing, kuliah dimana?”
“The name is so hard to say, Ray. Entahlah, yang jelas itu adalah sekolah asrama, nanti kalau kita bertemu aku akan memberikan alamatnya padamu”
“Promise?”
“Yeah, sure!”
“Ok, see ya!”
“See ya!”
Tuuut Tuuut Tuuut
“Sayang, are you ready for London tonight?” Tanya sang Ayah dari bawah
“Yes, Dad! Berangkat jam berapa?” Tanya Kayla yang keluar dari kamar dan menghampiri Ayahnya yang sedang bersender ditangga
“Calm down baby, masih ada sekitar beberapa jam lagi” ucap Ayahnya sambil melihat arloji “Lets lunch, baby. Sebelum kamu lepas landas tentunya perutmu harus diisi” ucap Ayah sambil menyentil kecil perut Kayla dengan gemas
**
“Kayy, ayo berangkat!” teriak sang Ayah dari tangga menyenderkan dirinya sambil sesekali melihat arloji ditangannya, beberapa menit kemudian Kayla keluar dari kamar dan membawa satu ransel besar dan tas selempang kecil untuk dibawa ke London. “Lets go Dad!” ucap Kayla bersemangat.
“Semua sudah dibawa?”
“Yeah, bukannya satu koper besar sudah berada di kap mobil?”
“Biar kupikir, sepertinya iya. Ya sudahlah ayo berangkat nanti telat lagi” ajak Ayah Kayla.
Sesampainya di airport, Ayah dan Kayla berpamitan, suasana haru menyelimuti keluarga kecil itu tanpa seorang Ibu yang menemani. Kayla sedikit menangis namun dengan cepat mengusap air matanya takut takut Ayahnya melihat.
![](https://img.wattpad.com/cover/19037147-288-k780991.jpg)