9. Disaster-✨

2.2K 237 33
                                    

Heyo,semua!♥
Maaf sekali baru bisa update sekarang, bcs saya terlalu males. Much apologies from me, hehe *-*
Disini bakal ada cerita yang sangat tidak-dinyangka-nyangka. Bisa dibilang gak masuk akal kalo baru baca chap ini. Tapi, nanti udh chapter ini, bakal dikupas semua yang sdh terjdi sebelumnya 💔
Selama liburan bakal di update sebisa mungkiiin 😊

Maaf kalau terlalu pendek, nanti di panjangin kalo bisa di chapter selanjutnya💙

So happy reading ya, temans !🌸
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
💙

Pilu tangis masih tersisak-sisak dan masih mengadahkan kondisi Jennie sekarang. Matanya sembab seperti mata yang lebam. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Isak tangis sudah mengiringinya semenjak dua jam yang lalu.

Dipikirannya hanya satu.

Alasan.

Ya, benar hatinya sedang teriris oleh pisau tajam sekarang. Matanya sekarang seakan menangis karena pedih memotong bawah merah--mungkin, ya begitulah.

Ia masih dalam naungan kondisi menyedihkan. Seorang Kim Jennie masih bergelut dengan bantal yang sudah basah akan air matanya yang sekian beribu-kali.

Siapa yang tahan akan menangis terus dalam enam puluh menit dengan mendalam? Masalah yang ditangiskan, jadi rekonsiliasi dijauhkan. Jennie sudah tidak tahan. Kira-kira jam menunjukkan pukul sepuluh malam, namun orang yang ditunggunya sejak tadi belum kunjung menunjukkan dirinya.



Mengapa ia membohongiku?




Aku membutuhkannya, tetapi ia malah tidak ada disampingku.

Kira-kira itulah isi batin Jennie sekarang.

Jennie masih bergelayut dengan lautan kekelaman tangisannya. Namun, tiba-tiba ia memutuskan untuk mengambil buku dari kamar Jisoo. Diambilnya pena. Dibubuhinya kertas dari buku Jisoo dengan kalimat-kalimat yang tersusun dalam satu baris dan dilakukannya di kamar Jisoo.

Beginilah kira-kira isinya :
==============================

Jika Tuhan mengizinkan
Izinkan aku menyangimu dalam derai tawa
Dalam tangis air mata
ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia

==============================

Henti. Isak tangis berhenti sejak ia menuliskan puisi tersebut. Bangga juga, Jennie bisa membuat puisi abal-abalannya, padahal jika disimak dengan detail. Kalimat sastra Jennie cukup merakit tinggi dalam ilmu sastra bahasa Indonesia.

Jennie beranjak dari meja kamar Jisoo. Ia berjalan menuju kaca rias Jisoo untuk melihat gambaran dirinya. Dalam benaknya, sekarang. Ia mengenakan pakaian yang cukup besar di tubuh mungilnya. Pakaiannya hanya berwarna putih polos. Dan, sekarang pakaiannya kusut, rambutnya pun sekarang seperti habis terkena tegangan listrik. Berantakan maksudnya.

Jennie melengkungkan senyumnya sekarang. Matanya sembab, tapi ia tetap terlihat cantik. Dalam batin Jennie sekarang, ia bergumam dalam batin 'Jennie cukup mempesona jika dibandingkan dengan Jisoo--unnie. Yes, aku lebih imut darinya. Lebih menggoda?Benarkan?'

Jennie langsung memukul kepalanya cukup keras karena habis berpikiran hal-hal yang sungguh tidak pantas untuk dipikirkannya tadi. Bagaimana bisa ia memikirkan sebongkahan hal-hal yang kira-kira sangatlah tidak pantas.

Fascinating LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang